√ Pengertian Drama serta Tujuan, Ciri Dan Unsurnya

Pengertian Drama serta Tujuan, Ciri Dan Unsurnya. Pada awalnya Drama cuma dikerjakan di lapangan terbuka. Para penonton duduk melingkar atau setengah bundar, & upacara dilaksanakan di tengah bulat tersebut. Makin lama jumlah bulat makin luas, upacara-upacara pula semakin lebih besar, ini bermakna membutuhkan daerah yg lebih luas. Tempat yg luas yg dijadikan semacam auditorium inilah yg di Yunani dikala itu disebut theatron. Theatron yang diartikan sebagai a place for seeing atau, kawasan tontonan itu (Baranger, 1994; Yudiaryani, 2002: 1) berbentuk kursi-bangku yg berputar setengah bundar & mendaki ke arah lereng bukit yg berfungsi selaku kawasan duduk penonton tatkala drama Yunani klasik berlangsung. 
 Pada awalnya Drama hanya dilakukan di lapangan terbuka Pengertian Drama serta Tujuan, Ciri Dan Unsurnya

Definisi Drama

Kata drama berasal dr kata Yunani draomai yg bermakna berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, & sebagainya, jadi drama memiliki arti perbuatan atau tindakan (Hasanuddin, 1996: 2). 
Pendapat Krell & Friedler (dalam Nurhayati, 2000: 9) tentang drama ialah “Das Drama stellt eine auf bestimmtes Ziel gerichtete, aber durch Wiederstand gehemmte Handlung dar; diese wird von den Trägern der Zielstrebigkeit oder der Hemmung mit dem Mittel des lebhaften Gebärden spiels und der wechselrede (des Dialogs) vorgeführt”. Drama melukiskan suatu perbuatan yg dilakukan oleh pelaku dongeng untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dlm usahanya untuk meraih tujuan itu ia menghadapi kendala & rintangan; dipertunjukkan lewat gerak & obrolan. 
Drama adalah kesenian yg melukiskan sifat & sikap manusia & harus melahirkan kehendak manusia dgn action & perilaku (Hasanuddin, 1996:2).
Istilah drama pula diketahui berasal dr kata drama (Perancis) yg dipakai untuk menerangkan lakon-lakon wacana kehidupan kelas menengah. Drama yaitu salah satu bentuk seni yg bercerita melalui percakapan & action tokoh-tokohnya. Percakapan atau dialog itu sendiri mampu diartikan selaku action. (Endraswara, 2011:11).
Drama yakni sebuah genre sastra yg tampilan fisiknya menunjukkan dengan-cara lisan adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yg ada (Budianta dkk., 2002: 95). 
Drama adalah karya sastra yg disusun untuk melukiskan hidup & acara memakai aneka tindakan, obrolan, & permainan abjad. Drama sarat dgn permainan akting & aksara yg mempesona penonton. Drama merupakan karya yg dirancang untuk pentas teater. Oleh alasannya itu, membicarakan drama jelas tak akan lepas dr faktor komposisi yg kreatif (Endraswara, 2011:265).

Ciri-ciri Drama

Satu hal yg menjadi ciri drama ialah bahwa semua kemungkinan itu harus disampaikan dlm bentuk dialog-obrolan dr para tokoh. Akibat dr hal inilah maka seandainya seorang pembaca yg membaca suatu teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut mau tak ingin harus membayangkan alur peristiwa di atas pentas. 
Ciri lain ialah drama dibangun & dibentuk oleh komponen – unsur sebagaimana terlihat dlm genre sastra yang lain utamanya fiksi. Secara umum sebagaimana fiksi terdapat bagian yg membentuk & membangun dr dlm karya itu sendiri (intrinsik) & komponen yg mempengaruhi penciptaan karya yg tentunya berasal dr luar karya (ekstrinsik). 

Tujuan Drama

Tujuan Utama Drama yakni untuk dipertunjukkan di atas panggung, namun drama pula bisa dibaca mirip layaknya puisi, prosa, atau novel. Dalam proses membaca sebuah drama pikiran & perasaan akan membayangkan bagaimana dialog-obrolan yg dibaca diungkapkan dlm suatu pertunjukkan. Oleh karena itu, drama tergolong jenis karya sastra imajinatif. 

Unsur-unsur intrinsik drama

  1. Tokoh, Peran, & Karakter. Dalam hal penokohan, di dalamnya termasuk hal-hal yg berhubungan dgn penamaan, pemeranan, kondisi fisik tokoh (faktor fisikologis), keadaan sosial tokoh (faktor sosiologi), serta aksara tokoh.
  2. Motif, Konflik, Peristiwa, & Alur. Pada sisi pementasan, bagian laku terasa lebih terang & kasatmata, dibandingkan pada teksnya. Hal ini menjadi jelas alasannya komponen laku di atas pertunjukan merupakan tindakan pemvisualisasian. Gerakan atau langkah-langkah-tindakan para tokoh mampu membentuk suatu kejadian.
  3. Latar & Ruang Jika permasalahan drama telah dimengerti lewat alur atau penokohan, maka latar & ruang memperjelas suasana, kawasan, serta waktu peristiwa itu berlaku. Latar & ruang di dlm drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan permasalah drama.
  4. Penggarapan Bahasa Dialog merupakan situasi bahasa utama. Pengertian penggarapan bahasa di sini bukanlah perihal obrolan itu sendiri, melainkan bagaimana bahasa dipergunakan pengarang sehingga terjadi suasana bahasa.
  5. Tema (Premisse) & Amanat Tema & amanat mampu dirumuskan dr berbagai peristiwa, penokohan, & latar. Tema yaitu inti permasalah yg hendak dikemukakan pengarang dlm karyanya. Tema merupakan hasil konklusi dr aneka macam insiden yg terkait dgn penokohan & latar.