√ Pengertian Disorganisasi Sosial dan 8 Contohnya

Contoh Disorganisasi Sosial

Disorganisasi sosial bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yg ditandai oleh pergeseran nilai sosial & norma sosial serta pudarnya keterikatan tatanan beragam tipe lembaga sosial dlm masyarakat yg mengarah pada terjadinya kesemrawutan atau perpecahan.

Disisi yg lain, proses disorganisasi sosial dapat terjadi lantaran bentuk perubahan sosial yg cepat, sehingga masyarakat masih belum siap dlm beradaptasi dgn kondisi yg ada, contohnya saja adanya kondisi politik di Indoensia pasca reformasi.

Pengertian Disorganisasi Sosial

Disorganisasi sosial bisa dibilang selaku realitas sosial yg memperlihatkan kurangnya ketertiban atau organisasi dlm kehidupan, pekerjaan, atau lingkungan sosial seseorang. Sehingga hal ini mengakibatkan rusaknya keteraturan sosial di masyarakat.

Pengertian Disorganisasi Sosial Menurut Para Ahli

Adapun definisi disorganisasi sosial berdasarkan para hebat, antara lain;

  1. W Ruswanto (2021)

Disorganisasi sosial adalah sebuah proses yg menggambarkan rusaknya nilai & norma di dlm masyarakat karena adanya bermacam-macam perubahan-perubahan yg terjadi pada forum sosial kemasyarakatan. Sehingga pada risikonya membuat suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yg terpisah-pisah satu sama lain

Contoh Disorganisasi Sosial

Contoh-acuan disorganisasi sosial di masyarakat dlm kehidupan sehari-hari. Antara lain;

  1. Disorganisasi politik pasca reformasi

Pasca reformasi yg terjadi di Indonesia pada tahun 1998, negara mengalami disorganisasi politik. Meskipun demikian, era reformasi merupakan permulaan periode demokrasi lantaran kondisi politik yg lebih terbuka & liberal. Pada masa era baru tersebut, otonomi yg luas kemudian diberikan pada wilayah & tak lagi dikuasai sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat, atau dgn kata lain mulai menerapkan sistem desentralisasi.

  1. Kenakalan sampaumur akibat proyek perumahan biasa

Beberapa hebat teori disorganisasi sosial seperti Bursik & Grasmick (1993) & Wikstrom & Loeber (2000) menyimpulkan bahwa cukup umur yg tinggal di proyek perumahan biasa di negara barat mempunyai kerentanan yg lebih besar dlm melaksanakan kenakalan atau kejahatan sebagai akibat lemahnya ikatan komunitas di proyek semacam itu.

Tetangga tak sering mengenal satu sama lain, & jaringan keluarga condong kecil, cuma dgn keluarga inti atau orang tua tunggal yg paling lazim. Dengan tak adanya organisasi tingkat komunitas, dewasa dlm proyek semacam itu menjadi rentan pada efek disorganisasi sosial.

  1. Keragaman linguistik, & tantangan dlm regulasi tingkat komunitas

Elliot et al (1996) menyimpulkan bahwa di lingkungan dgn persentase & keragaman imigran generasi pertama yg tinggi, tingkat kejahatan cenderung lebih tinggi pula. Hal tersebut disebabkan lantaran di lingkungan mirip itu, sejumlah besar bahasa yg berbeda digunakan. Akibatnya, komunikasi & banyak sekali pengaturan untuk komunitas tersebut menjadi susah dijalankan.

  1. Pengaturan diri dlm penduduk pedesaan/suku/primitif

Berbeda dgn dua pola sebelumnya, antropolog kolonial pada simpulan abad ke-19 & permulaan kurun ke-20 yg melakukan perjalanan ke penduduk suku & “primitif” yg terpencil, sering dikejutkan oleh keteraturan yg hebat & tak adanya kejahatan dr masyarakat tersebut.

Meskipun mereka tak selalu menyetujui cara untuk memperlihatkan keadilan dlm masyarakat seperti itu, tetapi mereka mencatat bahwa perasaan menjadi kepingan dr sebuah komunitas & organisasi dlm masyarakat primitif, & efisiensi mereka, berfungsi untuk tujuan menjaga ketertiban.

  1. Kejahatan anggota kelompok dengan-cara umum dikuasai terhadap imigran

Teori disorganisasi sosial pula mampu digunakan untuk menjelaskan kejahatan terhadap imigran oleh anggota kelompok lebih banyak didominasi.

Orang-orang mirip itu, terisolasi dr kelompok sosial mereka karena pecahnya kelompok tradisional seperti keluarga, gereja, & lain-lain. Dan tak mampu mengatasi lingkungan yg berganti dgn cepat di sekeliling mereka, sehingga mulai menunjukkan perilaku menyimpang.

  1. Kemunculan geng-geng lokal di lingkungan yg tak terstruktur

Munculnya geng-geng lokal di lingkungan yg tak terencana dengan-cara sosial pula tergolong salah satu pola terjadinya disorganisasi sosial. Kondisi kehidupan yg genting menciptakan lingkungan budaya yg cocok untuk pembentukan kelompok dgn anggota yg saling mendukung dlm melakukan kejahatan.

Para anggota kelompok mendedikasikan waktu mereka untuk melakukan kejahatan & beroperasi di lingkungan yg berbahaya. Pada gilirannya, tradisi menjadi anggota geng mampu diwarisi oleh penduduk di daerah tersebut pada masa mendatang.

  1. Para orang bau tanah yg menelantarkan anak-anaknya

Contoh lain terjadinya disorganisasi sosial yaitu dengan-cara luas di lingkungan berpenghasilan rendah di Amerika Serikat, para orang renta dlm penduduk tersebut sering menelantarkan bawah umur mereka yg masih sangat kecil.

Hal itu menjadikan kecenderungan budaya untuk melaksanakan kejahatan untuk menerima dana yg dibutuhkan untuk menghidupi keluarga.

  1. Pola pertumbuhan di wilayah perkotaan yg tak sepadan

Peran status ekonomi dlm teori disorganisasi sosial didasarkan pada pola pertumbuhan di wilayah perkotaan. Di banyak wilayah perkotaan besar, pertumbuhan menimbulkan penurunan kondisi fisik, ekonomi, & sosial di wilayah pemukiman yg paling akrab dgn kawasan pusat bisnis.

Daerah-daerah itu kemudian menjadi paling gampang tersedia bagi kaum miskin & kelompok-kelompok yg bermigrasi ke wilayah tersebut. Akibatnya, wilayah dgn status sosial ekonomi rata-rata terendah pula akan memiliki ketidakstabilan pemukiman & keragaman etnis paling besar, yg pada gilirannya akan menciptakan disorganisasi sosial (Bursik & Grasmick, 1993).

Itulah saja artikel yg bisa dibagikan pada semua golongan berhubungan dgn pengertian disorganisasi sosial & umpamanya di penduduk dlm kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu untuk memberi wawasan bagi semuanya yg sedang membutuhkannya.

  √ 4 Bentuk Penyimpangan Sosial dan Contohnya di Masyarakat