Diktat menjadi salah satu sumber asuh bagi pendidik di kelas. Tapi apakah kalian sudah mengetahui fungsi & pengertian Diktat dgn terang? Jika belum, pada peluang kali ini, kami akan menjelaskan dengan-cara rinci mulai dr fungsi, manfaat, sampai cara pembuatannya.
Diktat ini umumnya dibuat oleh guru, dosen atau widyaiswara untuk mata pelajaran, mata diklat yg diajarkannya. Bisa jadi seorang guru, dosen atau widyaiswara menciptakan buku pelajaran atau diktat yg sudah diajarkannya.
Dalam penggalan lain buku didik mirip ini ialah unit terkecil dr suatu mata pelajaran yg dapat berdiri sendiri. Dapat pula dipergunakan dlm proses belajar mengajar selaku alat bantu. Diktat disusun dengan-cara sistematik, yg mencakup tujuan & uraian materi.
Daftar Isi
Tujuan pengerjaan diktat yaitu :
- Menyediakan bahan bimbing yg sesuai dgn tuntutan kurikulum dgn mempertimbangkan keperluan siswa, yakni materi latih yg sesuai dgn karakteristik & setting atau lingkungan sosial siswa.
- Membantu siswa dlm memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yg sering kali sukar diperoleh.
- Memudahkan guru dlm melaksanakan pembelajaran.
Sementara, ada pula faedah yg diperoleh bagi guru atau pendidik tatkala mempublikasikan diktatnya.
Manfaat diktat antara lain:
- Memperoleh bahan ajar yg sesuai permintaan kurikulum & sesuai dgn kebutuhan belajar siswa
- Guru/dosen tak lagi tergantung pada buku teks yg kerap kali susah untuk diperoleh
- Bahan latih menjadi labih kaya alasannya adalah dikembangkan dgn menggunakan aneka macam acuan
- Menambah khasanah wawasan & pengalaman guru dlm menulis bahan didik
- Bahan didik akan bisa membangun komunikasi pembelajaran yg efektif antara guru dgn siswa sebab siswa akan merasa lebih percaya pada gurunya.
- Guru pula mampu memperoleh faedah lain, misalnya goresan pena tersebut mampu diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku & diterbitkan.
Lalu bagaimana cara membuat yg baik & benar?
Dalam pembuatan buku bimbing diharapkan beberapa tiga prinsip dlm penyusunannya, yakni prinsip relevansi, konsistensi, & kecukupan.
– Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi yakni keterkaitan, materi yg hendak ditulis hendaknya berkaitan dgn pencapaian persyaratan kompetensi yg ingin diraih, sehingga buku latih ini betul-betul hanya fokus & tak melebar kemana-mana.
– Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi artinya keajegan, bila kompetensi dasar yg harus dikuasai empat macam, maka pembahasan yg ada di dlm diktat tersebut harus meliputi empat macam hal tersebut.
– Prinsip Kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yg diajarkan hendaknya mencukupi dlm membantu penerima diktat menguasai kompetensi yg akan diajarkan, materi tak boleh terlalu sedikit & tak boleh terlampau banyak.
Jika terlalu sedikit akan memiliki efek kurang optimal, jikalau terlampau banyak akan buang – buang waktu & tenaga. Singkat, padat, jelas, rinci.
Adapun beberapa syarat dlm pengerjaan diktat yg tak boleh dikesampingkan, antara lain:
-
Persyaratan yg berhubungan dgn isi
Memuat sedikitnya materi minimal yg harus dikuasai akseptor didik, berhubungan dgn tujuan & sesuai dgn kesanggupan yg akan diraih, sesuai dgn ilmu pengetahuan yg bersangkutan, sesuai dgn pertumbuhan ilmu wawasan & teknologi, sesuai dgn jenjang & target, isi, serta bahan mengacu pada kompetensi dlm kurikulum yg sedang digunakan.
-
Persyaratan yg berkaitan dgn cara penyuguhan
Uraian terorganisir, saling memperkuat dgn bahan lain, menarik perhatian & perhatian penerima, menantang & merangsang penerima didik untuk mempelajari, mengacu pada aspek kognitif, afektif, & psikomotor, serta menyingkir dr penyuguhan yg bertele-tele.
-
Persyaratan yg berkaitan dgn bahasa
Menggunakan bahasa Indonesia yg baik & benar, menggunakan kalimat yg sesuai dgn kematangan & kemajuan peserta, memakai perumpamaan, kosakata, symbol yg mempermudah pemahaman, & memakai kata-kata terjemahan yg dibakukan.
Terakhir, berikut ini tips dlm menciptakan buku bimbing yg baik & benar :
- Terapkan Kompetensi
- Ringkaslah Materi tersebut
- Tulislah Diktat
- Validasi
- Pengesahan
Kontributor: Novia Intan