Pengertian dan Proses Metabolisme Protein di Dalam Tubuh – Kebutuhan akan senyawa protein di dalam tubuh cukup tinggi, mengingat protein memerankan banyak sekali fungsi penting bagi tubuh. Protein ialah senyawa kimia organik yang tersusun atas komponen karbon, oksigen, hidrogen, sulfur, nitrogen, dan phosphat. Protein merupakan senyawa kimia kompleks yang tersusun atas asam amino – asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Terdapat dua puluh jenis asam amino di alam, dimana sepuluh diantaranya mampu disintesis oleh badan sementara sisanya diperoleh dari organisme lain (asam amino essensial).
Protein sangat penting bagi badan karena mempunyai fungsi selaku berikut:
1. Cadangan energi
Sama mirip halnya lemak, protein berperan selaku sumber energi saat tubuh kekurangan glukosa. Konversi protein menjadi glukosa termasuk ke dalam rangkaian glukoneogenesis yang akan dirangsang oleh hormon pembentukan gula seperti glukokortikoid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Perombakan protein akan menciptakan energi sebesar 4,2 kkal per gramnya.
2. Pembangun struktur tubuh (fungsi struktural)
Protein merupakan salah satu komponen besar yang menyusun tubuh organisme mirip membran sel, enzim, hormon, antibodi, dan lainnya. Dengan demikian, sungguh berbahaya kalau tubuh tidak mendapatkan asupan protein yang cukup.
3. Mengontrol metabolisme di dalam tubuh (tugas fungsional)
Protein yang menyusun aneka macam senyawa kimia di dalam tubuh melakukan tugas – peran fungsional yang akan berkoordinasi dalam pengaturan pertumbuhan dan pertumbuhan. Contohnya seperti hormon yang berfungsi memengaruhi sel target untuk menjalankan fungsi metabolisme tertentu. Dan enzim yang merupakan senyawa kimia yang berfungsi untuk mengkatalisis reaksi metabolisme di dalam badan.
Metabolisme protein mencakup reaksi pembentukan dan perombakan yang terjadi di dalam tubuh. Tubuh mampu mensintesis protein lewat rangkaian sintesis protein yang tersusun atas asam amino – asam amino. Sementara pemecahan protein terjadi dalam tata cara pencernaan akan menciptakan asam amino yang akan diserap di dalam tubuh. Dengan demikian, metabolisme pritein sanggup diumpamakan sistem bongkar pasang, yang mana asam amino hasil perombakan protein akan dipakai kembali untuk membangun protein yang gres yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh mirip untuk menyusun hormon, enzim, atau membran sel.
Daftar Isi
A. Pemecahan Protein
Protein di dalam masakan akan dipecah di dalam tata cara pencernaan. Lambung ialah daerah pertama kali protein dicerna secara kimiawi yaitu dengan memakai tunjangan enzim – enzim pemecah protein. Asam lambung yang disekresi oleh sel – sel dinding lambung memiliki derajat keasaam yang rendah (pH 2 = asam besar lengan berkuasa) sehingga mampu menolong dalam memecah ikatan peptida dalam protein seperti pada daging. Selain itu, asam lambung (HCL) juga akan mengaktifkan enzim pemecah ikatan peptida ialah pepsinogen menjadi pepsin. Pepsinogen dihasilkan oleh sel dinding lambung yang ialah bentuk inaktif enzim. Aktivitas katalitik akan dimiliki oleh pepsinogen saat telah menjadi pepsin yang dibantu oleh HCL. Pepsin akan memecah ikatan polipeptida dalam protein sehingga menjadi oligopeptida yang diketahui dengan pepton.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
Pemecahan protein akan dilanjutkan di dalam usus dua belas jari yang merupakan usus pembuka usus halus. Pankreas menciptakan tripsin yang ialah enzim pemecah protein. Tripsin disekresikan oleh pankreas ke dalam lumen usus dua belas jari. Berbeda dengan pepsin, tripsin akan memangkas ikatan peptida pada polipeptida atau olipeptida menjadi asam amino. Tripsin juga sebenarnya disekresikan dalam bentuk inaktif yaitu tripsinogen. Enterokinase, enzim yang dihasilkan oleh dinding usus dua belas jari akan menggantinya menjadi tripsin. Dinding – dinding usus dua belas jari juga menghasilkan enzim – enzim pemecah ikatan protein seperti kimotripsin yang mempunyai program yang sama dan nuklease khusus untuk memecah asam nukleat (golongan protein khusus pada materi genetik).
Akhir dari pencernaan protein akan dihasilkan asam amino yang mau diserap di dalam badan lewat usus peresapan (illeum). Kapiler – kapiler darah pada dinding illeum merupakan daerah masuknya asam amino – asam amino ini. Darah akan memuat asam amino dan mengedarkannya ke seluruh sel di dalam badan untuk disintesis ulang menjadi protein yang diharapkan.
Pada keadaan tertentu di dalam tubuh, yakni dikala tubuh kehilangan banyak gula cadangan, maka tubuh dengan tanggap akan mengubah senyawa organik lain menjadi glukosa ialah protein dan lemak. Ingat bahwa glukosa merupakan sumber utama dalam pembentukan energi. Asam amino yang terbentuk dari pencernaan akan diubah menjadi asam piruvat yang mau memasuki organel mitokondria untuk dioksidasi menjadi senyawa lain yang hendak menciptakan energi. Jalur reaksi yang sama akan terjadi dalam pembentukan energi dari protein ini. Hasil energi untuk pemecahan 1 gr protein setara dengan 4,2 kkal.
Pengubahan protein menjadi glukosa terjadi di dalam hati yang hendak melibatkan kendali hormon serta enzim. Hasil perombakan protein akan menciptakan produk samping berbentukammoniak (NH4) yang sangat beracun bagi badan. Oleh hati, ammoniak akan diuraikan dengan air membentuk urea yang akan dibuang melalui tata cara urin (ginjal). Urea akan diuraikan menjadi komponennya yang salah satunya adalah nitrogen untuk pembentukan bagian protein lainnya.
B. Sintesis Protein
Pada uraian di atas sudah diterangkan bahwa pemecahan protein menjadi asam amino akan digunakan untuk reaksi sintesis protein. Sintesis protein yaitu salah satu reaksi penting di badan yang mau terjadi reaksi penyusunan asam amino – asam amino menjadi protein yang diharapkan. Ada dua puluh jenis asam amino di alam. Sepuluh diantaranya mampu disintesis oleh badan dan termasuk menjadi asam amino non essensial. Sementra sepuluh sisanya adalah asam amino yang tidak sanggup dibuat oleh badan sehingga sungguh diperlukan oleh badan dengan memperolehnya dari organisme lain melalui kuliner (asam amino essensial).
Terdapat dua tahapan reaksi sintesis protein yaitu transkripsi dan translasi. Reaksi sintesis protein melibatkan kendali dari DNA yang mau mengirimkan isyarat urutan asam amino untuk membentuk suatu protein yang dibutuhkan (transkripsi). mRNA atau diketahui selaku pembawa pesan DNA menjinjing aba-aba urutan asam amino dari DNA di dalam inti dan membawanya ke Ribosom yang terdapat di sitoplasma. Di dalam ribosom inilah instruksi urutan asam amino akan diterjemahkan dengan membawakan asam amino – asam amino hasil dari pemecahan protein atau yang terdapat di dalam badan. Asam amino – asam amino ini akan dirangkai dengan ikatan peptida sehingga membentuk protein yang sesuai dengan pesan dari DNA di dalam inti. Protein yang terbentuk kemudian akan dipakai untuk tujuan tertentu sesuai dengan strukturnya. Misal anti bodi maka akan diantarkan ke luar sel untuk merusak antigen yang masuk ke dalam tubuh. Atau protein tersebut yaitu hormon atau bisa juga enzim atau ialah protein struktural.
Metabolisme protein juga berperan dalam pergerakan siklus nitrogen di alam. Kita telah mengetahui bahwa nitrogen ialah salah satu untuk penyusun protein. Perombakan protein menjadi unsur – unsurnya pasti akan mengembalikan komponen nitrogen dan komponen lainnya ke alam. Dan sebaliknya, masuknya nitrogen dalan badan organisme akan dibantu oleh kuman nitrogen yang bisa mengoksidasi nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik. Dalam hal ini akan melibatkan enzim – enzim nitrogeneus yang dimiliki oleh sekelompok kuman pengurai dan pengikat nitrogen.
Sumber https://www.kakakpintar.id