Pengertian Beriman pada Allah. Iman Pada Allah merupakan fatwa pokok iktikad dlm Islam, yaitu mengesakan Allah bahwa tak ada Tuhan melainkan Allah swt. (tauhid). Ke-Esa-an Allah menurut al-Qur‟an mempunyai arti bahwa Allah itu satu dlm diri-Nya (Dzat-Nya), satu dlm sifat-Nya, & satu dlm perbuatan Nya.
Daftar Isi
Definisi Pengertian Iman Pada Allah
Beriman pada Allah mengandung pengertian percaya & meyakini akan sifat-sifat Nya yg sempurna & terpuji. Dasar-dasar kepercayaan ini digariskan-Nya melalui rasul-Nya, baik eksklusif dgn wahyu atau dgn sabda rasul.
Iman pada Allah adalah mempercayai bahwa beliau itu maujud (ada) yg disifati dgn sifat-sifat keagungan & kesempurnaan, yg suci dr sifat-sifat kekurangan. dia Maha Esa, Maha benar, Tempat bergantung para makhluk, tunggal (tidak ada yg setara dgn Dia), pencipta segala makhluk, yg melaksanakan segala yg diharapkan Nya, & mengerjakan dlm kerajaan Nya apa yg dikehendaki Nya.
Secara Umum Pengertian iman pada Allah yakni membenarkan dgn hati bahwa Allah benar-benar ada dgn segala sifat kesempurnaan-Nya, mengikrarkan dgn mulut bahwa tak ada Tuhan selain Allah (kalimat syahadat). serta mengamalkan apa yg ditugaskan-Nya & menjauhi larangan-Nya.
Iman pada Allah mengandung empat komponen
- Beriman akan adanya Allah. Mengimani adanya Allah ini mampu dibuktikan dgn pertama, adanya dalil fitrah, bahwa manusia mempunyai fitrah mengimani adanya Tuhan tanpa harus didahului dgn berfikir & mempelajari sebelumnya. Fitrah ini tak akan berganti kecuali ada sesuatu imbas lain yg mengubah hatinya. Kedua, adanya dalil ‘aqli bahwa semua makhluk di dunia ini tak timbul begitu saja dengan-cara kebetulan, akan namun segala sesuatu yg wujud niscaya ada yg merealisasikan yg tak lain yakni Allah, Tuhan semesta alam. Ketiga, adanya dalil syari yg menunjukkan adanya Allah yaitu seluruh kitab-kitab samawi membahas tentang adanya Allah. Demikian pula hukum serta aturan dlm kitab-kitab tersebut yg menertibkan kehidupan demi kemaslahatan manusia memperlihatkan bahwa kitab-kitab tersebut berasal dr Tuhan Yang Maha Esa. Keempat, adanya dalil indrawi wacana adanya Allah swt. seperti orang-orang yg dikabulkan do‟anya. Ditolongnya orang-orang yg sedang mengalami kesulitan, ini menjadi bukti-bukti besar lengan berkuasa adanya Allah.
- Mengimani sifat rububiyah Allah. Yaitu mengimani sepenuhnya bahwa Allah-lah Rabb (Tuhan) yg Maha Esa, yg tak ada sekutu & penolong baginya. Allah dzat yg memiliki hak membuat, berkuasa, & hak memerintah. Tidak ada pencipta yg hakiki, tak ada penguasa yg mutlak, serta tak ada yg berhak memerintah kecuali Allah
- Mengimani sifat uluhiyah Allah (Tauhid Uluhiyah ). Yaitu mengimani hanya Dia-lah sesembahan yg tak ada sekutu bagi-Nya. mengesakan Allah lewat segala ibadah yg memang disyari‟atkan & diperintahkan-Nya dgn tak menyekutukan-Nya dgn sesuatu apapun baik seorang malaikat, nabi, wali, maupun yg lainnya. Tauhid rububiyah saja tanpa adanya tauhid uluhiyah belum mampu dikatakan beriman pada Allah alasannya kaum musyrikin pada zaman Rasulullah pula mengimani tauhid rububiyah saja tanpa mengimani tauhid uluhiyah , mereka mengakui bahwa Allah yg memberi rizki & mengontrol segala urusan, tetapi mereka pula menyembah sesembahan selain Allah.
- Mengimani Asma & Sifat Allah ( Tauhid Asma’ wa Sif at ). Yaitu memutuskan apa-apa yg ditetapkan Allah untuk dzat-Nya yg terdapat dlm kitab Allah & sunnah Rasul-Nya baik itu berkenaan dgn nama-nama maupun sifat-sifat Allah tanpa tahrif (penyelewengan), ta’til (peniadaan), takyif (menanyakan bagaimana), & tamsil (pengumpamaan).
Berdasarkan pengertian tersebut. seseorang dibilang beriman pada Allah SWT apabila sudah memenuhi tiga faktor, yakni:
- Keyakinan di dlm hati
- Pernyataan dgn lisan
- Pembuktian dgn perbuatan