Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara Pembuatan – Peta ialah citra permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu. Di dalam peta dilengkapi oleh simbol-simbol tertentu yang berfungsi untuk memperlihatkan warta terhadap pembacanya. Simbol – simbol tersebut mampu berupa garis, titik, dan lain-lain.
Nah, kali ini kita akan membicarakan salah satu simbol pada peta yang berupa garis, ialah garis kontur. Apakah yang dimaksud dengan garis kontur ? Berikut ini ialah pembahasan lengkapnya.
Daftar Isi
Pengertian Garis Kontur
Garis kontur yakni garis-garis pada peta yang menghubungkan titik-titik atau kawasan-daerah yang memiliki ketinggian yang serupa dalam suatu bidang teladan tertentu.
Konsep garis kontur mampu dengan gampang diketahui dengan cara membayangkan sebuah kolam yang dipenuhi air. Apabila air di dalam bak tersebut berada dalam keadaan damai, maka ketinggian tepi permukaan air tersebut sama, sehingga garis kontur menutup semua tepi bak.
Namun, sebaliknya jika kolam tersebut dilempar kerikil, maka permukaan air akan beriak dan menimbulkan gelombang-gelombang. Akibatnya, tinggi permukaan air menjadi tidak sama dan permukaan air akan membentuk garis kontur. Setiap permukaan air yang turun akan membetuk garis-garis kontur yang berlawanan.
Sifat Garis Kontur
Untuk menyaksikan perbedaan garis kontur dengan simbol berupa garis yang lain pada peta, mampu dilihat melalui sifat – sifat garis kontur berikut ini.
1. Garis kontur tidak sanggup saling berpotongan dengan garis lainnya, kecuali kalau garis kontur tersebut berada pada bidang yang ekstrim menyerupai tebing yang curam.
2. Apabila permukaan topografi landai, maka garis kontur akan merenggang. Sebaliknya, apabila permukaan topografi curam, maka garis kontur akan merapat.
3. Garis kontur tidak akan pernah saling bertemu atau becabang dengan garis kontur lainnya.
4. Pada topografi yang berupa lembah, garis kontur akan semakin meruncing ke arah hulu.
Penentuan besar kecilnya garis kontur
Garis kontur memiliki besar interval yang berlawanan-beda pada setiap peta, Adapun besarnya interval garis kontur sanggup diputuskan oleh sebagai berikut:
1. Skala peta
Semakin besar skala pada peta, maka interval garis kontur akan semakin mengecil.
2. Variasi relief
Semakin besar kombinasi relief pada permukaan bumi, maka semakin kecil interval garis kontur.
3. Tujuan khusus.
Interval garis kontur sanggup diubahsuaikan dengan tujuan penulisannya. Contoh, kian kecil interval kontur yang dibuat, maka akan kian banyak rincian yang diperlihatkan.
Namun, dalam memilih besarnya garis interval kontur mesti tetap menyesuaikan keperluan seberapa detail penampang topografi yang ingin diperlihatkan.
Pada umumnya, interval garis kontur ditetapkan sebesar 1/2000 dari skala peta. Misalnya, kalau sebuah peta memiliki skala 1 : 25.000, maka interval garis konturnya akan sebesar 12½ m.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
Peraturan Garis Kontur
Garis kontur pada peta dibuat dengan cara tidak sembarangan, melainkan dengan peraturan-peraturan tertentu. Adapun peraturan – peraturan dalam pembuatan garis kontur yakni selaku berikut:
1. Garis kontur mesti senantiasa dibuat dengan tertutup atau mesti berhenti pada bagian tepi peta.
2. Setiap garis kontur harus memiliki perbedaan yang jelas. Garis kontur tertutup yang memberikan frustasi mesti dibedakan dengan garis kontur tertutup lainnya yang menawarkan bukit. Pembedaan garis kontur ini sanggup dijalankan dengan cara menyertakan garis-garis gigi ke arah garis kontur stress.
Cara Pembuatan Garis Kontur
Nah, kita sudah mengetahu pemahaman, sifat, dan hukum-aturan pada garis kontur. Namun, bagaimanakah cara pembuatan garis kontur? Berikut ini yaitu cara-caranya:
1. Pertama, menetapkan tingkat ketinggian setiap kawasan pada peta dengan titik-titik tertentu.
2. Kemudian, hubungkanlah titik-titik pada permukaan peta tersebut, yakni dengan cara titik yang tinggi dihubungkan pada titik – titik yang lebih rendah di sekitarnya.
3. Setelah itu, buatlah interpolasi yang diadaptasi dengan interval konturnya.
4. Lalu, hubungkan titik – titik yang telah diperoleh dari hasil interpolasi yang ukurannya sama, dengan menggunakan garis – garis.
5. Apabila garis – garis kontur yang telah ditemukan memotong lembah, meskipun lembah tersebut tidak mempunyai harga ketinggian tertentu, maka garis kontur tersebut dibentuk meruncing ke arah hulu. Kemudian, spasi atau jarak garis kontur diadaptasi dengan bentuk – bentuk lereng.
Sumber https://www.kakakpintar.id