Pengertian dan Fungsi Hormon Testosteron – Membahas mengenai testosteron akan mengaitkan persepsi kita pada organ reproduksi pria. Benar bahwa tanpa hormon ini, tak akan ada pembeda bentuk fisik laki-laki dan wanita. Meski demikian, hormon testosteron juga didapatkan pada perempuan yang umumnya berfokus sangat minim.
Daftar Isi
A. Pengertian Testosteron
Hormon testosteron ialah golongan androgen atau hormon yang berperan dalam memunculkan ciri fisik maskulin. Selain protein, hormon ini tersusun atas senyawa steroid. Oleh kesudahannya digolongkan ke dalam stereoidogenik hormon bersama dengan androgen yang lain dan hormon estrogen serta progesteron. Hormon testosteron merupakan hormon s*ks utama pada pria, tetapi demikian wanita mempunyai testosteron dengan kadar yang sangat minim.
Hormon testosteron disekresikan oleh kelenjar kelamin laki-laki adalah sepasang t3st1s (jamak: testes) yang dirangsang oleh rangsangan kelenjar gonad lainnya. Gnrh yang disekresikan oleh hipotalamus merangsang pelepasan gonadotropin pituitary ke metode sirkulasi. FSH dan LH merangsang sintesis testosteron di dalam t3st1s. Ketika kadar testosteron di dalam darah tinggi, maka akan menghambat kerja FSH dan LH untuk mensintesis testosteron. Hormon ini akan mulai aktif disintesis mulai pada era dewasa. Secara lazim, peranan testosteron sangat penting dalam perkembangan organ reproduksi pria, namun disamping itu hormon ini memiliki beberapa fungsi penting dalam badan.
B. Fungsi Testosteron
1. Merangsang Spermatogenesis
Sel sperma merupakan sel gamet jantan yang dihasilkan oleh organ reproduksi laki-laki di dalam sepasang t3st1s. Pembentukan sel sperma (spermatogenesis) terjadi ketika memasuki usia dewasa yaitu usisa dimana periode perkembangan organ reproduksi. Spermatogenesis terjadi karena adanya kontrol hormon – hormon s*ks di dalam tubuh. Testosteron yang dihasilkan oleh sepasang t3st1s akan mensugesti sel – sel testes untuk mulai memproduksi sel sperma dengan melalui tahapan pembelahan mitosis dan meisosis.
Pelepasan hormon testosteron dari testes dipengaruhi oleh FSH dan LH. Ketika kadar testosteron di dalam darah tinggi maka testosteron akan tidak boleh. Dengan demikian, bikinan sperma akan terhenti untuk masa waktu tertentu, dan akan dibuat kembali dikala kadar testosteron di dalam darah turun. Pada laki-laki, tidak memiliki abad menopause adalah berhenti menciptakan sel gamet mirip pada perempuan. Artinya, sejak pertama kali menciptakan sperma (yang ditandai dengan wetdream) maka seorang laki-laki akan terus menciptakan sperma hingga selesai hidupnya dengan hormon testosteron yang dimilikinya.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
2. Merangsang Pertumbuhan Organ Reproduksi Pria
Pertumbuhan dan kemajuan organ reproduksi laki-laki mirip t3st1s, kelenjar prostat, jaringan erektil, dan lainnya dirangsang oleh hormon testosteron. Organ – organ reproduksi laki-laki mempunyai fungsi khusus yang hendak bareng mendukung fungsi reproduksi pada pria. Dengan demikian, gangguan sekresi hormon testosteron akan menyebabkan ganggguan perkembangan organ reproduksi pria.
3. Memicu Pertumbuhan Ciri S*ks Sekunder Pria
Ciri s*ks sekunder pria menyerupai berkembang jakun, bunyi membesar, dada bidang, dan pertumbuhan rambut di titik tertentu akan muncul secara bertahap seiring dengan kemajuan organ reproduksi pria. Ciri s*ks sekunder ini membedakan tampilan fisik pria dan wanita. Sisi maskulin yang dimiliki oleh laki-laki di sebabkan oleh kinerja hormon testosteron. Meski demikian, seorang perempuan mempunyai testosteron (androgen) dengan kadar yang rendah. Fungsi androgen pada wanita adalah memicu perkembangan rambut di titik tertentu pada tubuh.
Selain dihasilkan di dalam testes, androgen dihasilkan oleh kelenjar korteks adrenal (androgenik). Dengan demikian, wanita mempunyai hormon ini tetapi kadarnya jauh lebih rendah dibanding laki-laki. Beberapa duduk perkara gangguan hormon androgen pada perempuan yang terlalu tinggi mengakibatkan wanita akan mengalami penampakan ibarat laki-laki ialah berkumis dan berjanggut.
4. Mempengaruhi Sekresi Hormon S*ks Lainnya
Sekresi testosteron dan androgen terjadi karena ada “perintah” dari hipotalamus. Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang disekresikan oleh hipotalamus akan merangsang sel – sel kelenjar pituitary anterior untuk membebaskan FSH dan LH yang akan merangsang organ reproduksi laki-laki, sepasang t3st1s (testes). sel – sel leydig di dalam testes yang dirangsang oleh LH akan membebaskan testosteron yang akan merangsang spermatogenesis. Sementara FSH mempengaruhi se – sel sertoli di dalam tubulus seminiferus (kanal berkelok – kelok yang panjang di dalam t3st1s) untuk memajukan spermatogenesis. kadar testosteron yang tinggi, akan menjadi negative feedback bagi LH dan FSH. Dihambatnya FSH dan LH dengan tingginya testosteron menyebabkan buatan testosteron dan spermatogenesis semakin menurun hingga berhenti. Ketika kadar testosteron menurun akan mengaktifkan GnRH untuk mengulangi siklus yang serupa.
5. Memicu Pertumbuhan Tulang
Keberadaan testosteron dan androgen lainnya akan merangsang perkembangan tulang di dalam badan. Pemanjangan dan penebalan tulang yang dirangsang oleh testosteron akan berhubungan dengan hormon pertumbuhan dalam melakukan fungsinya. Selain itu, pembentukan sel darah merah baru di dalam sumsum tulang dibantu dengan eksistensi androgen.
6. Merangsang Pertumbuhan Massa Otot
Pada laki-laki otot merupakan jaringan yang memiliki potensi untuk lebih meningkat dibanding perempuan. Dengan androgen dan latihan fisik, akan merangsang pertumbuhan massa otot. Dapat dijumpai penggunaan steroid sintesis pada bebeapa atlet untuk membantu pertumbuhan ototnya. Namun penggunaan steroid sintesis ini sangat tidak dianjurkan karena sanggup menyebabkan gangguan hormon s*ks.
7. Mempegaruhi Libido (Nafsu S*ks)
Peran testosteron dan androgen yang lain dalam badan ialah menciptakan nafsu sec dengan menghipnotis sel – sel di dalam otak yang membuat agresifitas.
Sumber https://www.kakakpintar.id