Pengertian Unsur Instrinsik Novel dan Macam-Macamnya – Unsur instrinsik novel adalah bagian-komponen yang membangun suatu karya tulis novel dan berada dalam novel itu sendiri. Unsur-komponen Instrinsik novek terdiri atas Tema, alur / plot, setting / latar, penokohan, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Berikut klarifikasi perihal pembagian terstruktur mengenai unsure instrinsik novel!
Daftar Isi
1) Tema
Tema yakni ilham pokok / gagasan utama yang ialah jiwa dari suatu cerita novel. Tema dituangkan secara tersirat (tidak langsung) oleh penulis ke dalam cerita. Tema dongeng mampu terdiri dari ihwal kehidupan social, dewasa, religi, horror dan lain-lain.
2) Alur / Plot
Alur atau plot ialah jalan dongeng yang memiliki keterkaitan lantaran dan akhir. Dalam pembagiannya, alur dibagi menjadi 3 jenis adalah:
– alur konvensional / maju / progresif.
Alur ini menceritakan isi dongeng dengan sistematis dan runut dari permulaan sampai selesai secara kronologis.
– Alur Konvensional / mundur / flashback
Alur ini diawali dengan menceritakan kejadian di masa lalu dan lalu menceritakan kejadian di era kini dan seterusnya hingga akhir dongeng.
– Alur Campuran
Alur ini ialah campuran dari alur maju dan alur mundur. Cerita mampu saja diawali dengan kejadian periode sekarang kemudian dilanjutkan dengan insiden di masa lalu dan selanjutnya diteruskan dengan peristiwa saat ini sampai akhir kisah. Bisa juga di awal dongeng mengisahkan insiden di kala kemudian, selanjutnya kurun sekarang, lalu sampai simpulan kisah dengan kombinasi alur yang berlawanan.
Tahapan Pengaluran
a. Perkenalan
Dalam tahapan perkenalan penulis kisah memperkenalkan tokoh-tokoh serta latar dalam cerita
b. Konflik
Penulis mulai memasukkan permasalahan yang terjadi dalam dongeng
c. Klimaks
Penulis mulai mendekatkan masalah pada puncak tertinggi dilema tersebut di dalam kisah
d. Antiklimaks
Penulis mulai menurunkan masalah yang semula berda pada titik klimaks lalu menuju ke tahap solusi melalui penyelesaian.
e. Penyelesaian
Penulis menuntaskan cerita dengan duka, senang, atau dibuat menggantung. Biasanya dongeng yang dibentuk menggantung berada pada jenis novel sekuel.
3) Latar / Setting
Latar atau setting yakni hal-hal yang berkenaan dengan waktu, situasi, dan daerah kejadian dalam dongeng novel.
4) Penokohan dan Tokoh
Tokoh ialah pelaku yang memerankan huruf tertentu dalam dongeng novel, sedangkan penokohan yaitu karakteristik atau sifat dari tokoh. Karakter atau sifat tokoh dpat diidentifikasi melalui beberapa cara, yaitu :
a. Analitik
Analitik adalah cara untuk mengidentifikasi huruf tokoh yang diceritakan secara eksplisit atau terperinci-terangan oleh penulis.
b. Dramatik
Dramatik ialah cara untuk mengidentifikasi abjad tokoh yang diceritakan secara tersirat oleh penulis diluar abjad yang digambarkan secara pribadi. Misalnya dengan mengidentifikasi jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, reaksi tokoh, dan lain-lain diluar.
Penokohan dibagi menjadi 3 jenis , adalah :
• Protagonis
Tokoh yang memiliki sifat / aksara baik, umumnya menjadi tokoh utama dan pemain drama pembantu
• Antagonis
Tokoh yang memiliki sifat / karakter jahat, arogan, culas, dan menjadi rival dari tokoh utama.
• Tritagonis
Pemeran pembantu dalam cerita, kalau dalam film umumdisebut dengan pemeran figuran.
5) Amanat
Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel terhadap pembacanya.
6) Sudut pandang / Point Of View
Sudut pandang ialah kedudukan penulis dalam dongeng atau kedudukan tokoh dalam kisah. Sudut pandang / point of view dibagi menjadi 2 jenis yakni :
a. Sudut Pandang Orang Pertama
Penulis berkedudukan selaku tokoh “saya” dalam kisah novel seperti penulis sedang menceritakan tentang kehidupannya sendiri. Tokoh aku lazimnya menjadi tokoh utama dalam kisah.
b. Sudut Pandang Orang Ketiga
Dalam sudut pandang orang ketiga penulis berkedudukan selaku pencerita yang berada diluar kisah. Dalam penulisan ceritanya, penulis menggunakan kata ganti orang ketiga yakni “beliau”, atau menyebut nama tokoh lain secara langsung.
7) Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan pilihan kata / diksi yang digunakan oleh penulis untuk menciptakan cerita lebih indah dan terasa hidup. Biasanya penulis menyisipkan kata-kata yang puitis dan menggunakan majas dalam penulisan ceritanya.
Sumber https://www.kakakpintar.id