√ Pedoman Penulisan Buku Ajar bagi Dosen

Menyusun buku asuh menjadi satu diantara keharusan dosen dlm kegiatan menulis & memerlukan pedoman penulisan buku latih bagi dosen. Kenapa? Pedoman diperlukan biar dosen mampu mengetahui format penulisannya seperti apa. 

Sekaligus mempunyai motivasi untuk menyusun buku bimbing dgn baik & benar agar bisa menunjukkan fungsinya dgn baik. Dimana buku latih berfungsi sebagai buku pegangan mahasiswa untuk mendukung aktivitas mereka dlm mencar ilmu. 

Kaprikornus, berlainan dgn buku referensi yg ditulis dosen & digunakan oleh dosen. Buku latih ditulis oleh dosen untuk digunakan mahasiswa, maka gaya bahasa dibentuk lebih biasa biar mudah dipahami. Lebih detailnya mampu menyimak ringkasan berikut. 

Pengertian Buku Ajar 

Sebelum hingga ke pembahasan pedoman penulisan buku bimbing bagi dosen, pahami dahulu pengertian buku asuh. Buku latih yakni buku yg digunakan selaku buku pelajaran dlm bidang studi tertentu, yg merupakan buku tolok ukur & disusun oleh para spesialis dlm bidangnya. 

Penyampaian suatu materi pembelajaran di dlm buku latih kemudian disertai dgn maksud-maksud & tujuan instruksional. Artinya di dlm buku didik terdapat isyarat, misalnya mesti mempelajari darimana dulu & rincian tujuan pencapaian pembelajarannya apa saja. 

Selain itu, di dlm buku bimbing pula menampung klarifikasi mengenai semua sarana & prasarana yg dipakai dlm pembelajaran. Kemudian dijelaskan dgn bahasa yg sederhana & dibentuk ringkas agar gampang dipahami pembacanya yg merupakan golongan mahasiswa. 

Buku ajar pula dimengerti tak hanya mampu dipakai di lingkungan perguruan tinggi tinggi untuk dijadikan pegangan mahasiswa dlm berguru. Namun pula mampu digunakan di lingkungan sekolah yg dijadikan pegangan siswa untuk belajar. Selama isinya sesuai kebutuhan & gaya bahasanya pula mampu dipahami oleh siswa dgn usia mereka.

Baca Juga:

 Ciri-Ciri Buku Ajar

Cara Praktis Membuat Outline Buku Ajar

Model Pengembangan Alinea dlm Menyusun Buku Ajar

Ciri-Ciri Buku Ajar 

Jika memperhatikan pedoman penulisan buku latih bagi dosen dgn menyeluruh, maka akan mendapati ciri khas dr buku latih. Ciri khas ini yg menjadikannya bisa dibedakan dgn buku lain yg sama-sama ditulis oleh dosen. Entah itu monograf maupun referensi. 

Buku ajar yg nantinya dipakai oleh mahasiswa untuk mendukung kegiatan belajar mereka. Diketahui punya beberapa ciri berikut ini: 

  • Buku latih disusun dgn mengambil sumber dr Rencana Pembelajaran atau RPS. Sehingga dosen perlu memperhatikan rencana pembelajaran yg sudah disusun di awal semester mudah-mudahan isi buku ajar bisa sesuai & meraih tujuan yg sama dgn RPS tersebut. 
  • Buku latih disusun oleh dosen & digunakan oleh mahasiswa, baik untuk menemani proses mencar ilmu di kelas maupun di luar kelas. 
  • Isi konten buku latih lazimnya mengikuti susunan RPS, terdapat pola perkara, pola dlm bentuk gambaran, ada teladan studi kasus, contoh pembinaan, & lain sebagainya yg menjelaskan materi dengan-cara lebih mendalam. 
  • Gaya bahasa dlm buku ajar yakni semi formal, lantaran ditujukan untuk mahasiswa. 
  • Substansi pembahasan selain disesuaikan dgn RPS, tentu saja akan diadaptasi dgn kebutuhan belajar mengajar. 
  • Buku latih disusun untuk dibaca mahasiswa supaya bisa melaksanakan kegiatan belajar dengan-cara mampu berdiri diatas kaki sendiri, sehingga buku latih sering disebut mampu menggantikan kehadiran dosen atau guru di kelas. 
  • Ruang lingkup penggunaan buku bimbing ialah untuk kegiatan pengajaran. 
  • Buku didik tak bisa dijadikan rujukan sehingga tak bisa disitasi tatkala menyusun karya tulis. 

Buku ajar disusun dgn gaya bahasa semi formal & memprioritaskan sifat bahasa yg komunikatif. Sehingga dlm pedoman penulisan buku latih bagi dosen akan dijelaskan hal mirip ini juga. Mengapa? Sebab pembacanya yakni mahasiswa. 

Beberapa sumber menjelaskan, buku latih diharapkan mampu menggantikan kedatangan dosen yg berhalangan tiba di kelas. Sehingga mahasiswa bisa membaca & berguru dengan-cara berdikari. Maka bahasa di dlm buku didik dibuat mempesona sekaligus gampang dipahami. 

Susunannya pula dibuat sederhana dgn penambahan gambaran & beberapa pola studi kasus sesuai penjelasan sebelumnya. Harapannya isi dgn model seperti ini mampu merangsang minat baca para mahasiswa. 

Pedoman Penulisan Buku Ajar bagi Dosen 

Pembahasan berikutnya ialah tentang pedoman penulisan buku latih bagi dosen yg berhubungan dgn format & struktur penulisan. Dilihat dr sisi struktur isi, maka terdapat tiga bagian. Yaitu: 

1. Halaman Pendahuluan 

Bagian pertama ialah halaman pendahuluan yg terdiri atas beberapa halaman mencakup cover & daftar isi. Detailnya dimulai dr halaman cover yg menampung judul, nama penulis, & nama penerbit. 

Kemudian disusul oleh halaman legalisasi, daftar isi, kata pengantar, prakata, & ucapan terima kasih. Jika buku didik dilengkapi grafik & tabel maka akan terdapat halaman khusus daftar grafik & daftar tabel ada di halaman mana saja. 

2. Halaman Isi 

Bagian kedua adalah halaman isi atau kepingan inti dr buku bimbing. Halaman isi ini terdiri dr beberapa pecahan berikut ini: 

  • Judul bagian yg ditulis menggunakan abjad kapital semua. 
  • Pendahuluan yg berisi Tujuan Instruksional Khusus (TIK), entry behavior, pentingnya mempelajari isi bab, & isyarat mencar ilmu. 
  • Penyajian materi, yg menerangkan materi yg dibagi menjadi beberapa sub bagian & rangkumannya. Kemudian berisi latihan soal & rujukan. 

3. Halaman Akhir 

Terakhir dlm pedoman penulisan buku latih bagi dosen yaitu halaman selesai yg terdiri dr beberapa halaman. Halaman pertama yaitu daftar isi, kemudian indeks, & pula lampiran. 

Selain penggalan isi buku latih, dlm buku pedoman pula diterangkan perihal format fisik buku seperti ukuran buku & jumlah halamannya. Berikut detailnya dengan-cara biasa : 

  1. Format sesuai dgn format UNESCO, dgn ukuran lebar 15,5 cm , tinggi 23 cm.
  2. Disusun menurut Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
  3. Ketebalan sekurang-kurangnya200 halaman, sesuai kebutuhan belajar yg tercantum dlm Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
  4. Memiliki International Serial Book Number (ISBN) dr penerbit anggota IKAPI atau asosiasi penerbit perguruan tinggi tinggi.
  5. Dalam penyajian buku asuh gunakan prinsip-prinsip Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
  6. Ditulis dgn gaya bahasa semi-formal yg melibatkan & memotivasi pembaca (mahasiswa).
  7. Menyediakan gambaran, studi masalah, atau soal-soal latihan, serta soal-soal untuk umpan balik bagi mahasiswa. 

Ketentuan format fisik bisa disesuaikan lagi dgn aturan terkini, alasannya sebagai salah satu buku ilmiah pastinya struktur & format fisiknya mesti mengikuti ketentuan. Ketentuan ini bisa berubah sewaktu-waktu. 

Baca Juga:

Mengenal Tata Permainan Bahasa Buku Ajar

Pentingnya Mencantumkan Identitas Penulis Buku Ajar

Cara Menerbitkan Buku Ajar di Penyebar Ilmu Pendidikan

Hal-Hal yg Perlu Diperhatikan saat Menyusun Buku Ajar 

Dalam menyusun buku asuh tentunya perlu disesuaikan dgn pedoman penulisan buku ajar bagi dosen yg sudah ditetapkan. Selain itu, sebagai pelengkap dlm proses menyusunnya ada beberapa hal yg perlu diamati. 

Salah satunya yaitu penyusunan materi yg idealnya dibuat sistematis & terorganisir dgn sungguh rapi. Hal ini akan memudahkan mahasiswa untuk belajar dr materi paling dasar dulu menuju ke materi yg lebih kompleks. 

Selain itu pula harus memperhatikan gaya bahasa yg penting untuk mudah dipahami kelompok mahasiswa. Jika menggunakan istilah ilmiah & masih aneh, berikan penjelasan untuk menangkal kesalahpahaman pembacanya. 

Melalui klarifikasi ini, dikehendaki para dosen mampu menyusun buku didik dgn lebih efisien. Selain itu dr pedoman penulisan buku bimbing bagi dosen pula mampu memetik motivasi supaya terus produktif menulis buku latih sesuai RPS. 

Artikel Terkait:

Pedoman Penulisan Buku Monograf Bagi Para Dosen

Pedoman Penulisan Buku Referensi Bagi Para Dosen

Pedoman Penulisan Modul Bagi Para Dosen

5 Struktur Pokok Menulis Buku Ajar

Strategi Pemasaran Buku Ajar

Menelaah Buku Ajar yg Terstandardisasi

Hindari 5 Kendala dlm Menulis Buku Ajar

  √ Tiga Hal Penting Model SOP Pada Buku Teks