√ Panduan Cara Menulis Buku Ajar

Panduan menulis buku didik. Sampai kapan pun, buku latih akan menjadi buku yg selalu populer lantaran akan senantiasa dipakai bagi pelajar atau pendidik. Buku ajar ini dijadikan pegangan bagi proses berguru mengajar (KBM) di sekolah-sekolah. Sehingga banyak sekali penulis yg ingin mulai menulis buku bimbing.

Akan namun menulis buku didik bukan hal yg gampang. Penulis buku asuh ini harus dikerjakan oleh orang yg memang profesional di bidangnya, contohnya seorang guru, dosen, atau akademisi yg berkaitan. Hal ini karena menulis buku latih ini lebih sulit dibandingkan menulis buku lain mirip novel, buku terkenal, & lain sebagainya lantaran diharapkan orang yg andal.

Selain itu, menulis buku asuh pula mesti menerapkan & memperhatikan kepentingan dunia pendidikan di Indonesia, sehingga tak cuma membuat buku sebagai materi didik, namun menulis buku bimbing ini pula harus memuat berbagai nilai & pula menyukseskan tujuan bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yg mesti diamati sebelum menulis buku ajar.

Perkembangan Buku Ajar

Sebelum mulai menulis buku asuh, penulis harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana kemajuan buku latih tatkala ini. Saat ini, menulis buku latih masih sangat berguna & dibutuhkan mengingat buku latih masih menjadi bimbingan baku bagi dunia pendidikan, baik di perkuliahan sebagai buku didik mata kuliah tertentu.

Sehingga, menulis buku latih ini harus dikerjakan dengan-cara spesifik & terbatas sehingga mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Seiring perkembangannya juga, menulis buku latih ini dikala ini lebih bervariasi, mulai dr bentuk & pula formatnya. Hal ini disesuaikan lantaran pertumbuhan zaman.

Saat ini, banyak penulis yg menulis buku didik tak cuma dlm wujud buku saja, namun pula bisa menulis di dlm bentuk eBook atau video tutorial yg sangat bermanfaat, terlebih dikala masa pembelajaran belum menentu apakah sudah pembelajaran tatap tampang (PTM) atau masih pembelajaran jarak jauh (PJJ) mirip dikala ini.

Menulis buku bimbing ini umumnya dilaksanakan dosen yg mengampu mata kuliah yg sama, asalkan Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)-nya tak melenceng jauh dr isi buku latih yg sudah ditulis oleh dosen lain & akan dipakai dlm proses pembelajaran mahasiswa ke depannya. 

Menulis buku asuh pula bisa dilaksanakan oleh jago dibidangnya, contohnya seorang profesor. Menulis buku asuh ini pula tak boleh sembarangan. Sudah ada aturan yg diberikan oleh Dit. Litabmas Ditjen Dikti yg berisi tentang bagaimana panduan menawarkan acara intensif penulisan buku latih. 

Hal ini dikerjakan sebagai upaya memajukan jumlah buku latih yg ada di pendidikan tinggi. Selain itu, di dlm program yg sudah dicanangkan oleh Dit. Litabmas Ditjen Dikti tersebut, pihaknya tak membiayai aneka macam proses mulai dr antisipasi hingga penerbitan naskah buku. 

Akan tetapi, lazimnya Dit. Litabmas Ditjen Dikti cuma menyediakan sejumlah dana insentif bagi penulis yg naskahnya sudah terbit lengkap dgn ISBN. ISBN tersebut lazimnya diperoleh dr penerbit yg berkredibilitas atau yg tergabung di dlm Ikatan Penyebar Ilmu Indonesia (IKAPI). 

Untuk itu, penulis yg ingin menulis buku ajar memang harus mengenali dulu bagaimana syarat & pula skema penulisan hingga penerbitan buku didik mudah-mudahan tak salah langkah.

Baca Juga:

6 Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Kurikulum

Cara Membuat Buku Ajar dgn Judul yg Menarik

Tahapan Cara Membuat Buku Ajar

Prinsip Cara Menulis Buku Ajar PAUD

Panduan Format Menulis Buku Ajar

Setelah mengerti bagaimana pertumbuhan buku ajar selaku pedoman menulis buku ajar di zaman mirip saat ini, penulis pula harus mengetahui & mengetahui bagaimana tutorial menulis buku latih atau format dlm penulisan buku didik. Oleh sebab itu, di bawah ini akan dijelaskan mengenai panduan & format dlm menulis buku ajar.

  √ Membuat Judul Buku & Novel Yang Bagus Serta Menarik

Penulisan buku bimbing ini memiliki hukum baku yg mana format atau panduannya sudah ditentukan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, & Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. UNESCO menetapkan hukum optimal ukuran kertas buku ajar yakni A4 (21 cm x 29,7 cm).

Selain itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pula memutuskan hukum minimal ukuran buku didik yakni dgn ukuran A5 (14,8 cm x 21 cm) yg mana hukum dr keduanya harus ditaati sebagai panduan dlm menulis buku bimbing.

Selain aturan ukuran buku, jumlah halaman pada buku asuh pula dikelola. Yakni sekurang-kurangnyahalamannya adalah 49 halaman. Menulis buku didik pula memiliki aturan yakni buku bimbing tersebut harus dicetak dgn baik & sesuai dgn tolok ukur yg diputuskan & harus mempunyai ISBN atau International Standard Book Number yg biasanya ditemukan dr penerbit.

Selain itu, gaya bahasa yg digunakan di dlm buku latih pula dikelola, yakni harus menggunakan gaya bahasa yg semi normal, mudah-mudahan gampang dipahami & dimengerti oleh pembaca, sehingga pesan yg disampaikan di dlm buku sukses disampaikan dgn baik & diterima oleh pembaca.

Tujuan digunakannya bahasa semi normal pada buku asuh ialah mudah-mudahan bahasanya tak terlalu formal sehingga terkesan kaku. Hal ini karena buku ajar yg dipakai di dlm kesibukan berguru mengajar harus gampang dipahami, sehingga gaya bahasa yg dipakai bisa memakai bahasa verbal seperti halnya mengajar di kelas.

Meski demikian, tata penulisan buku pada buku ajar pula mesti diadaptasi dgn struktur kalimat SPOK atau subjek, predikat, objek, & informasi. Dengan adanya struktur kalimat SPOK tersebut, maka buku ajar pula lebih gampang dipahami & bahasa yg dipakai tak bertele-tele sehingga menciptakan pembaca resah.

Selain format & panduan baku tersebut, menulis buku asuh pula harus dilengkapi dgn tujuan instruksional umum (TIU) & pula tujuan instruksional khusus (TIK). Yang mana baik tujuan instruksional biasa (TIU) & pula tujuan instruksional khusus (TIK) ini sudah mesti diubahsuaikan dgn kompetensi yg disusun sesuai dgn rencana pembelajaran.

Sementara itu, untuk materi yg terdapat di dlm buku asuh & pula saat menulis buku asuh, penulis mesti mengambil beberapa hasil observasi. Hal tersebut mesti dilakukan untuk memperbesar referensi pengajaran yg biasanya masih sangat bersahabat atau sungguh berhubungan dgn pokok bahasan pada buku asuh.

Pada buku bimbing ini, format penulisannya pula tak jauh berbeda dgn penulisan karya tulis ilmiah (KTI) yg mana di dlm buku ini mesti dilengkapi dgn catatan kaki atau footnote, daftar pustaka, & pula index. Hal ini penting dijalankan agar dlm menulis buku asuh, referensi yg dipakai terperinci & tak ada unsur plagiasi.

Selain itu, dlm menulis buku didik, penulis pula mesti memahami struktur atau urutan format penulisan, mulai dr bagian per bagian hingga penulisan sub bagian yg perlu diamati tatanan & format penulisannya, biar pembaca mampu mengerti dgn gampang tata urutan di dlm buku didik.

Dengan demikian, maka pembaca akan lebih mudah menerima isi di dlm buku bimbing & dapat menerapkannya dlm metode berguru mereka & mempermudah pengajar dlm memberikan materi atau materi didik.

Baca Juga:

Cara Menerbitkan Buku Ajar di Penyebar Ilmu Pendidikan

Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP

Mengenal Tata Permainan Bahasa Buku Ajar

Pentingnya Mencantumkan Identitas Penulis Buku Ajar

Struktur Isi Buku Ajar

Setelah memahami bagaimana kemajuan buku didik dikala ini & bagaimana bimbingan serta format menulis buku didik, sebagai penulis buku asuh, penulis harus menulis buku dengan-cara sistematis & tersusun rapi serta runtut & pula sesuai dgn Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) atau sesuai dgn silabus yg sudah ditentukan.

  √ Daftar Pustaka Website Pemerintah dengan Berbagai Style

Hal ini karena materi bimbing pada setiap mata kuliah diajarkan sesuai dgn waktunya masing-masing. Sehingga buku asuh harus menyesuaikan penggunaan bukunya. Biasanya, buku latih ini cuma dipakai pada satu semester saja setiap mata kuliah, sehingga dlm menulis buku latih, penulis mesti berpegang pada silabus yg sudah diputuskan.

Pembagian pembahasannya lazimnya dlm satu bagian disampaikan dlm satu sampai dua pertemuan tatap tampang di perkuliahan. Sehingga biasanya, rata-rata dlm suatu buku bimbing mempunyai 6 sampai 12 bagian pembahasan, tergantung bagaimana kompleksitas materi yg diajarkan di dlm buku asuh tersebut.

Oleh sebab itu, di bawah ini akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana alur menulis buku asuh sebelum mengerti contoh mengenai alur menulis buku latih. Pada dasarnya, ada lima struktur alur buku latih yg mesti dipahami.

1. Rencana Pembelajaran

Struktur alur dlm menulis buku ajar harus sesuai dgn planning pembelajaran, yg mana sudah diatur di dlm Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 ihwal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) & sudah disusun untuk menciptakan kompetensi dasar yg meliputi beberapa elemen.

Selain sesuai dgn Rencana Pembelajaran (RPP), buku ajar pula mesti sesuai dgn Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) atau yg pula disebut selaku silabus. Di dalamnya terdapat elemen yg mesti dimuat di dlm buku latih. Berikut yaitu elemen yg mesti diangkut di dlm menulis buku asuh.

Elemen tersebut di antaranya:

– identitas pelajaran

– tolok ukur kompetensi

– kriteria dasar

– indikator pencapaian kompetensi

– tujuan pembelajaran

– materi asuh

– alokasi waktu

2. Terdapat Ilustrasi

Selain harus menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dlm menulis buku latih, seharusnya pula harus dilengkapi dgn gambaran. Ilustrasi ini perlu dicantumkan sebagai sarana komunikasi visual yg menyertai isi naskah. Biasanya, gambaran ini memudahkan pembaca atau mahasiswa dlm mengerti pesan teks.

Bentuk ilustrasi pada buku bimbing sangat bervariatif. Ada yg berbentuk struktur, skema atau sketsa, diagram, tabel, & masih banyak lagi contoh lainnya. Pentingnya memperbesar ilustrasi ini dengan-cara tak eksklusif menuntut penulis untuk cerdik memilih gambaran yg cocok & efisien.

3. Disertai Contoh

Di dlm menulis buku didik, penulis pula harus menyertai materi dgn contoh. Contoh tersebut bisa berupa contoh masalah, contoh soal, & lain sebagainya. Diberikannya contoh terhadap buku asuh yaitu untuk membuat lebih mudah pembaca atau mahasiswa dlm memahami teks yg akan disampaikan.

Dengan kata lain, contoh tersebut selaku analogi untuk memperlihatkan pengertian logika pada suatu tema atau uraian atau topik tertentu pada buku asuh. Dengan adanya contoh, mahasiswa atau pembaca pula lebih gampang mengetahui materi & bahkan lebih gampang mengaplikasikan dlm pembelajarannya.

4. Terdapat Studi Kasus

Selain itu, menciptakan buku didik yg bermutu pula harus dilengkapi dgn studi kasus. Studi kasus ini dilakukan dgn beberapa tahapan, mulai teknik pengumpulan data, analisis, teknik identifikasi dilema, hingga treatment & interpretasi.

Studi masalah tersebut dimasukkan untuk mampu mempermudah pembaca dlm mengerti & menganalisis permasalahan yg kompleks & tujuannya yaitu untuk memperoleh citra ihwal permasalahan & memberi sosialisasi guna untuk memperoleh data.

Studi masalah pula berkhasiat untuk memperlihatkan pengetahuan pada mahasiswa ihwal apa yg harus dilaksanakan tatkala menghadapi persoalan dgn solusi yg sesuai & tepat.

5. Latihan Soal

Terakhir, dlm buku bimbing mesti terdapat latihan soal. Saat menulis buku bimbing, penulis harus memasukkan struktur yakni latihan soal di dlm buku bimbing. Latihan soal di dlm buku asuh ini sangat berfaedah mudah-mudahan mampu mengetahui kemampuan mahasiswa. Apakah mahasiswa paham dgn materi yg disampaikan, atau tidak. 

Selain itu, latihan soal pula lazimnya dibentuk dgn berbagai macam cara.Misalnya dgn pilihan ganda, uraian, atau studi perkara yg mana latihan soal tersebut diubahsuaikan dgn konteks & segmentasi pembaca. Jika segmentasinya yaitu mahasiswa, maka latihan soal bukan jenis soal pilihan ganda.

  √ 11 Kesalahan dalam Penyusunan Buku, Pemula Wajib Tahu!

Susunan Struktur Isi Buku Ajar

Seperti yg sudah diterangkan pada cuilan struktur isi buku bimbing sebelumnya bahwa di dlm menulis buku latih cuma menampung materi pada satu semester yg disesuaikan dgn Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) atau Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau yg pula disebut silabus.

Berikut yakni contoh susunan struktur isi buku asuh yg bisa dijadikan contoh untuk menulis buku latih.

1. Judul Buku

Membuat judul buku dikala menulis buku ajar ini pula mesti mempesona & pula benar serta sesuai dgn apa yg dibahas di dlm materi pada buku didik tersebut. Judul harus merefleksikan mengenai spesifikasi materi yg akan disampaikan pada buku asuh

2. Prakata

Prakata umumnya berisi ucapan terima kasih penulis pada pihak-pihak yg menolong lancarnya proses menulis buku, mulai dr menulis buku asuh hingga penerbitan.

3. Bab. I Pendahuluan

Bab pertama yakni pendahuluan ini lazimnya membicarakan mengenai materi di dlm buku asuh yg disampaikan dengan-cara singkat serta dilengkapi dgn pendahuluan kenapa buku tersebut ditulis & maksud dr menulis buku bimbing tersebut.

4. Bab. II sampai bagian terakhir

Selanjutnya, penulis bisa menuliskan aneka macam materi pada bab pertama sampai terakhir yg berisi mengenai detail & materi wacana isi pembahasan atau wacana mata kuliah yg ingin disampaikan di dlm buku didik. Materi pada bab & sub bab semestinya dilengkapi dgn ilustrasi & pula contoh, baik contoh soal maupun pemahaman.

Dengan demikian, materi yg disampaikan di dlm buku akan lebih dipahami dgn terperinci & pula dapat dipahami dgn mudah oleh pembaca atau mahasiswa.

5. Soal

Setelah semua tertulis, kepingan terakhir yakni dgn menunjukkan soal saat menulis buku ajar. Soal tersebut harus dicantumkan sebagai upaya mudah-mudahan mahasiswa atau pembaca dapat mulai menjajal & melakukan berbagai materi yg sudah disampaikan. Dengan demikian, apa yg disampaikan penulis tatkala menulis buku bimbing dapat diterima dgn baik.

Selain itu, soal yg pula tercantum di dlm buku bimbing pula seharusnya mesti sesuai dgn materi yg disampaikan. Soal-soal pula mesti diubahsuaikan dgn Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) atau Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau yg pula disebut silabus.

Itulah strategi & pula cara menulis buku ajar dgn baik & benar. Sehingga selaku penulis yg ingin menulis buku asuh, mesti mengetahui terlebih dahulu banyak sekali hal wacana penulisan buku ajar, mulai dr bagaimana pertumbuhan buku asuh, bagaimana panduan menulis buku didik, bagaimana format menulis buku bimbing, sampai struktur isi buku didik.


Itulah beberapa panduan singkat menulis buku Ajar, Nah, Apakah Anda sudah siap menulis buku asuh? Segera tulis & realisasikan mimpi anda, lantaran menulis buku ajara mempunyai banyak laba yg akan anda rasakan.

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku ajar? Dengan menjadi penulis penerbit buku Warga Masyarakat, buku Anda kami terbitkan dengan-cara GRATIS. Anda cukup mengubah biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dgn mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang buku ajar anda dapat menyaksikan Artikel-artikel berikut:

  1. Teknik Menulis Buku Ajar dgn Gaya Ilmiah Populer
  2. Manfaat Menulis : 5 Keuntungan dr Menulis Buku Ajar
  3. Membuat Buku Ajar, Inilah Langkah Praktis & Persiapannya!
  4. Naskah Buku Ajar Punya Banyak Kelemahan? Apa Saja Kira-Kira?

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dgn TIM PROFESSIONAL kami dengan-cara GRATIS disini!

Artikel Terkait:

Syarat Jurnal yg Baik untuk Referensi Buku Ajar

Buku Ajar: Pendorong Kemandirian Pelajar

5 Hal yg Perlu Diperhatikan dlm Buku Ajar

5 Peran Penting Buku Ajar

Cara Mengidentifikasi Penyebar Ilmu Buku Ajar

Ciri-Ciri Buku Ajar

Hindari 5 Kendala dlm Menulis Buku Ajar

Menelaah Buku Ajar yg Terstandardisasi

3 Kunci Membuat Buku Ajar yg Tersturktur

3 Acuan Menulis Buku Ajar yg Berkualitas

5 Struktur Pokok Menulis Buku Ajar