close

√ Nomina Adalah

Pengertian Nomina (Kata Benda)

Nomina adalah semua kata yg dibendakan. Dalam Bahasa Indonesia, makna dr nomina itu sendiri bisa dilihat dr dua sudut pandang, yakni makna dengan-cara semantik, serta makna dengan-cara sintaksis. Secara semantik, nomina merupakan kata yg bantu-membantu mengacu pada benda, insan, nama, atau hal-hal lain yg kemudian dibendakan. Adapun makna nomina dr sudut pandang sintaksis  yakni berfungsi selaku subjek, objek, atau embel-embel yg predikatnya verba.

Nomina-Adalah


Kata benda ialah kata yg menyatakan nama atau sesuatu yg dianggap benda. Nomina mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Nomina tak mampu didahului atau bergabung dgn kata tidak
  2. Nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pemanis dlm kalimat yg berpredikat verba.
  3. Nomina lazimnya dapat dibarengi oleh kata sifat atau adjektiva.


Ciri-Ciri Kata Benda:

  1. Kata tersebut terbentuk dr imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an, per-an, -an & –nya.

  2. Kata-kata tersebut mampu diperluas dgn menyertakan kata yg + kata sifat.

  3. Menduduki posisi subjek, objek, atau aksesori dlm kalimat yg predikatnya verba.

  4. Tidak dapat diingkarkan dgn kata tidak.

  5. Umumnya mampu disertai oleh adjektiva, baik dengan-cara pribadi maupun diantarai oleh kata yang.

  6. Berawalan pe-, mirip pemuda, pemenang, & penyair.

  7. Berakhiran –an, mirip bendungan, dukungan & asuhan.

  8. Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, & jauhnya.

  9. Berimbuhan gabung pe-an, mirip pembangunan, pengembangan, & pelebaran.

  10. Berimbuhan gabungan per – an, seperti konferensi, pertambangan & persatuan.

  11. Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilan, kebijaksanaan & kekayaan.

  12. Kata yg dibarengi dgn frase “yang” …. atau “ yg sungguh” contohnya : jalan (yang manis), pemuda (yang sangat tekun).


Nomina mempunyai ciri-ciri & misalnya sebagai berikut :

  • Dalam kalimat yg predikatnya verba, nomina condong menduduki fungsi subjek, objek, atau tambahan.

Contoh:

  1. Pemerintah Kabupaten Klaten membangun jembatan. Kata Pemerintah Kabupaten & jembatan menduduki fungsi subjek & objek berbentuknomina.
  2. Paman Husein mencarikan abang pekerjaan. Kata pekerjaan menduduki fungsi pelengkap & berbentuknomina.
  3. Talita membeli jambu air. Kata Talita & jambu air menduduki fungsi subjek & objek & berbentuknomina.
  4. Ayah membelikan gue buku cerita. Kata buku cerita menduduki fungsi perhiasan & berupa nomina.


Baca Juga: Pronomina Adalah


  • Nomina tak dapat dijadikan bentuk ingkar dgn kata “tidak”. Kata pengingkar pada nomina yakni “bukan”

Contoh:

  • Ikbal itu pelajar Sekolah Menengan Atas
  • kbal itu tak pelajar SMA
  • Ikbal itu bukan pelajar Sekolah Menengan Atas

  1. Ibunya Pegawai Negeri Sipil
  2. Ibunya tak pegawai negeri sipil
  3. Ibunya bukan pegawai negeri sipil

  • Ayahku pedagang hasil bumi
  • Ayahku tak penjualhasil bumi
  • Ayahku bukan pedagang hasil bumi


  • Nomina biasanya dapat dibarengi oleh adjektiva baik dengan-cara pribadi maupun dgn mediator “yang”.

Contoh:

  • buku >> nomina >>

    – dapat digabung dgn adjektiva buku tebal

    – mampu disisipi kata “yang” buku yg tebal

  • baju >> nomina >>

    – mampu digabung dgn adjektiva baju indah

    – dapat disisipi kaata yang. baju yg indah

  • rumah >> nomina >>

    – mampu digabung dgn adjektiva rumah mewah

    – mampu disisipi kata yang. rumah yg mewah

  • mobil >> nomina >>

    – dapat digabung dgn adjektiva mobil rusak

    – dapat disisipi kaata yang. kendaraan beroda empat yg rusak


Baca Juga: Teks Prosedur Kompleks


  • Mempunyai peluanguntuk didahului dgn partikel dari.

Contoh:

  1. batu >> nomina >> dr watu
  2. kertas >> nomina >> dr kertas
  3. tepung >> nomina >> dr tepung
  4. besi >> nomina >> dr besi
  5. plastik >> nomina >> dr plastik


  • Nomina pula mampu mengalami proses lain seperti proses reduplikasiataupun proses pemajemukan dgn kata lain. Misalnya:

Reduplikasi, misalnya: buku-buku, kendaraan beroda empat-kendaraan beroda empat, orang-orangan, kekanak-kanakan.

Kata beragam, misalnya: bawah tanah, kiprah serta, tumpang tindih.


  • Nomina dr segi sikap semantisnya

Tiap kata mengandung fitur – fitur semantik yg dengan-cara universial menempel pada kata tersebut. Misal kata jeruk, mengandung fitur semantik yg mencakup warna , ukuran, berat, & bentuk yg bundar.


  • Nomina Dari Segi Perilaku Sintaktisnya

Nomina berfungsi sebagai inti atau poros frasa, nomina menduduki cuilan utama, bila pewatas
frasa nominal itu berada di muka, pewatas ini umumnya berbentuknumeralia atau kata peran. Contoh :

  • lima lembar
  • seorang guru
  • beberapa sopir


Baca Juga: Kalimat Langsung & Tidak Langsung


  • Nomina pula digunakan dlm frasa preposisional, nomina bertindak selaku poros yg didahului preposisi tertentu. Contoh :

  1. Di kantor
  2. Ke desa
  3. Dari markas

  • Nomina tunggal  maupun bentuk frasa, nomina menduduki posisi subyek, obyek, komplemen, keterangan


Jenis-Jenis Nomina Beserta Contohnya

  • Nomina faktual

Nomina positif merupakan benda-benda yg terlihat, nyata, serta bentuknya bisa dideskripsikan oleh pancaindra mirip pensil, pulpen dll.


  • Nomina khusus

Nomina khusus merupakan nomina yg dipakai untuk nama-nama benda tertentu dengan-cara khusus, mirip nama orang, nama kota, nama negara, dll.


  • Nomina lazim

Nomina biasa merupakan nomina yg dipakai untuk kata benda yg bersifat umum seperti pelajar, desa dll.


  • Nomina kolektif

Nomina kolektif merupakan nomina yg dipakai untuk kata benda yg mengandung arti kumpulan seperti pengunjung, semua, dll.


  • Nomina absurd

Nomina abstrak merupakan nomina yg tak bisa dilihat bentuknya serta tak bisa dideskripsikan oleh pancaindra, sepertii cinta, kecewa, dll.


Baca Juga: Contoh Pidato Tentang Kenakalan Remaja


Nomina terbagi menjadi 4 macam bentuk, yakni:

  1. Nomina dasar: bahtera, meja, semangat, hari, tahun, paman,dll.
  2. Nomina turunan:

  • Nomina berafiks.

Contoh: penjaga, kemampuan, perbuatan, dll.


  • Nomina reduplikasi.

Contoh: gerak-gerik, rumah-rumah, buku-buku, dll.

  • Nomina majemuk.

Contoh: rumah sakit, daya juang, tanah air.

Nomina berwujud (konkrit): Bandung, binatang.


Contoh Kata Benda Abstrak

Menurut Sunarni (2010:81) klasifikasi gramatikal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: kategori gramatikal yg berkolerasi dgn nomina terdiri dr : 1. Tei ‘takrif’ & futei ‘tak takrif’, 2. Suu ‘jumlah’, 3. Sei ‘jenis’ & kaku ‘kasus’ & klasifikasi gramatikal yg berkolerasi dgn verba terdiri dr : 1. Ninsho ‘persona’, 2. Taikyokusei ‘negasi’, 3. Jisei ‘’kala’, 4. Asupekuto ‘aspek’, 5. Hou ‘modalitas’ & 6. Tai ‘voice’, 7. Ichi to shihai ‘persesuaian & penguasaan.’


Baca Juga: Kata Tugas yaitu


Kategori gramatikal yg berkolerasi dgn nomina, diantaranya:

  1. Takrif

Takrif yaitu hal yg bersangkutan dgn nomia atau frase nomina yg refrennya atau  acuannya telah diputuskan atau diaanggap sama- sama diketahu oleh pembicara & pendengar dlm suasana komunikasi. Dapat disimpulkan yg ketakrifannya ialah persamaan konsep dr pembicara (penulis) & mitra bicara ( pembaca) terhadap referannya.


  1. Jumlah

 Kridalaksana (2008: 100) jumlah ialah klasifikasi gramatikal yg membeda-bedakan jumlah titik, ada bahasa yg membedakan singularis, dualis ‘dua’, plularis; ada bahasa yg membedakan singularis, dualis, trialis ‘3’ & pluralis. Jumlah biasanya ditandakan pada nomina, ekspresi, pronomina, atau atribut.


  1. Jenis atau gender

Kridalaksana (2008; 99) jenis atau gender ialah, penjabaran kata yg kadang-sangkar bersangkutan dgn kelamin, kada-kadang tidak. Jenis ini diungkapkan dengan-cara gramatikal pada bentuk nomina, pronomina, & ajektiva.


  1. Kasus

Kridalaksana (2008; 108-110) perkara yakni klasifikasi gramatikal dr nomina, frase nominal, pronomina, atau ajektiva yg memberikan relevansinya dgn kata lain dlm konstruksi sintaksis. Yang dimaksud dgn kata lain adalah verba, dlm suatu kalimat yg memiliki valensi atau korelasi yg bersumber dr verba dapat dilihat dlm wujud peran.


Baca Juga: Konjungsi Koordinatif


Peran dengan-cara semantis mampu berupa agentif, objektif benefaktiv dll. Lebih sederhannya, kasus dapat dibilang bahwa nomina melakukan apa yg dinyatakan dgn verba & apa akhir dr hasil perbuatan nomina tersebut. Adanya kekerabatan antara nomina & verba tersebut bekerjasama pula pada partikelnya, partikel iini disebut partikel masalah.


Menurut kridalaksana masalah dlm bahasa Indonesia terdapat 27 perkara, yaitu sebagai berikut :

  1. Kasus Abesif, masalah yg menandai makna ‘tiada, tanpa’ pada nomina atau sejenisnya

  2. Kasus Ablatif, kasus yg menandai makna gerak dari, cara atau kawasan pada nomina atau yg sejenisnya.

  3. Kasus Absolutif (bahasa ergatif),

  4. Kasus Adesif, perkara yg menadai makna “daerah pada, dengan, danseterusnya.” Pada nomina atau yg sejenisnya.

  5. Kasus Akusatif, kasus yg menandai nomina atau yg sejenisnya selaku objek langsung yg berperan penderita atau sasaran.


  6. Kasus Alatif, masalah yg menandai makna ‘gerak kearah’ pada nomina atau yg sejenisnya.

  7. Kasus Datif, kasus yg menandai bahwa nomina ialah penerima suatu perbuatan atau objek tak langsung.

  8. Kasus Elatif, kasus yg menadai makan ‘dari’ pada nomina atau sejsenisnya.

  9. Kasus Ergatif, bentuk kasus dr subjek atau pelaku verba transitif dlm bahsa-bahasa tertentu, mirip Bahasa Baska, Hindi, dansebagainya. Dalam bahasa ini subjek verba intransitif mempunyai bentuk perkara yg sama dgn objek atau penderita verba transitif (dalam diskusikan bukan ergatif, subjek verba intransitif & subjek verba tarnsitif berkasus nominatif, sedangkan objek verba transitif berkasus akusatif).

  10. Kasus Esif, perkara yg menandai makna “keadaan yg terus menerus” pada nomina atau yg sejenisnya.

  11. Kasus Genitif, kasus yg menandai maksa ‘milik’ pada nomina atau yg sejenisnya.

  12. Kasus Ilatif, perkara yg menandai makna ‘tempat ke’ pada nomina atau yg sejenisnya.

  13. Kasus Inesif, masalah yg menandai makna ‘dalam’ pada nomina atau sejenisnya.

  14. Kasus Instruktif, kasus yg menandai makna ‘selaku alat’ pada nomian atau sejenisnya.

  15. Kasus Instrumental, (kasus instruktif)

  16. Kasus Komitatif, kasus yg menadai makna ‘menyertai,dengana’ pada nomina atau sejenisnya.

  17. Kasus Lokatif, kasus yg menandai makan ‘daerah’ pada nomina atau sejenisnya.

  18. Kasus Lurus, ungkapan umum untuk perkara nominatif & votatif.

  19. Kasus Miring, ungkapan umum untuk kasus-kasua, selain kasus nominatif & vokatif.

  20. Kasus Nominatif, masalah yg menadai nomina atau sejenisnya sebagai subjek.

  21. Kasus Obyektif, perumpamaan untuk bentuk kasus miring (nonnominatif), dipertentangkan dgn masalah subjektif.

  22. Kasus Partitif, perkara yg menandai makna ‘bagian dari’ pada nomina atau sejenisnya.

  23. Kasus Penderita, perkara yg menggambarkan yg dialami oleh perbuatan atau keadaaan psikologis yg di ungkapkan oleh verba.

  24. Kasus Prolatif, kasus yg menandai makna ‘gerak sepanjang’ pada atau sejenisnya.

  25. Kasus Translatif, masalah yg menadai ‘perubahan kondisi’ pada nomina ataua sejenisnya.

  26. Kasus Tujuan, korelasi perkara yg menandai obyek atau keadaan ( tujuan) sebagai akhir tindakan atau keadaan yg dinyatak oleh verba.

  27. Kasus Vokatif, bentuk masalah dlm bahasa inflektif untuk menandai orang atau benda yg diajak bicara.


Baca Juga: Huruf Miring


Berdasarkan bentuk, fungsi & makna satuan linguistik dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu 1. Kategori leksikal: kelompok satuan bahasa yg dinyatakan dgn morfem bebas, & 2. Kategori gramatikal dinyatakan dgn morfem terikat.


Jenis kata merupakan pembagian terstruktur mengenai kata menurut pada tataran gramatika. Untuk mengklasifikasikannya perlu diputuskan patokan/parameter. Parameter tersebut dapat beragam bergantung pada pengertian seseorang terhadap kaidah gramatika suatu bahasa atau kesadaran seseorang kepada rasa bahasanya. Oleh alasannya itu, terdapat klasifikasi kata yg bervariatif.


Demikian klarifikasi artikel terkait tentang Nomina Adalah semoga dapt bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendikan.Co.Id

 

  Bacalah Teks Pidato Berikut! Hadirin Yang Berbahagia, Sekian Pidato Yang Saya Sampaikan