Merencanakan & Mempersiapkan Wawancara – Perencanaan & antisipasi merupakan dua hal penting yg harus dijalankan menjelang dilaksanakannya suatu wawancara. Kalian mesti merencanakan pendekatan approach untuk suatu wawancara & menentukan bidang-bidang yg kalian minati.
Kalian pula harus menciptakan antisipasi untuk wawancara tersebut dgn cara mencari berita mengenai orang yg akan diwawancarai serta bida apa yg mesti dibahas. Berikut beberapa perencanaan yg harus ditempuh sebelum aktivitas wawancara siap dijalankan.
(Baca juga: Macam-Macam Wawancara)
Daftar Isi
Siapkan Pertanyaan
Pertanyaan yg diajukan pada narasumber mesti betul-betul pantas & diharapkan untuk kelengkapan pembuatan produk jurnalistik. Setidaknya ada lima hal yg harus dimengerti.
Pertama, buatlah daftar pertanyaan sementara. Semua pertanyaan mesti disingkat & eksklusif ke permasalahan inti ( to the point ). Kesalahan yg tak boleh dilaksanakan yaitu pertanyaan yg terlalu melebar dgn inspirasi pokok produk jurnalistik yg akan diangkat.
Contoh pertanyaan yg dikesampingkan yakni : Dapatkah Anda menerangkan wacana keluarga berniat ? , Faktor apa saja yang….. ? , Bagaimana dgn pajak penghasilan….?. Pertanyaan-pertanyaan itu kurang sempurna. Pertanyaan tersebut lebih baik diganti saja menjadi “Metode apa yg Anda anjurkan untuk keluarga berencana ?”.
Kedua, hindarilah tanggapan yg niscaya akan menciptakan narasumber menjawab kata “ya” atau “tidak” saja. Contoh yg membuat narasumber akan menjawab kata “ ya” atau “tidak” yakni pada pertanyaan “Kaprikornus kedatangan Bapak ke sini hanya untuk meresmikan tol Pemalang-Batang ?”.
Ketiga, seorang wawancara tak boleh menyatakan pendapat pribadinya selama proses wawancara sedang berjalan. Bila pewawancara ingin memberikan hal yg berlawanan dgn jawaban narasumber, jangan sampai pewawancara menampakkan bahwa komentar kalian itu lebih benar darinya. Jika itu dilaksanakan, narasumber akan menilai pewawancara itu sok pintar.
Keempat, seorang pewawancara mesti bersifat impartial. Artinya, seorang pewawancara mesti menghalangi diri dr menciptakan komentar mirip : “Oh begitu ya ? “, “Masa sih ? “, “Bagus sekali” & kalimat yg ada kesan kalian terlalu memihak narasumber terlalu berlebih. Ingat, kalian sedang mewawancarai narasumber, bukan sedang ngobrol dengannya.
Kelima, kalau orang yg diwawancarai menjawab dgn mengajukan pertanyaan, kalian jangan hingga menjawab pertanyaannya. Indahkan pertanyaan dr narasumber. Ulangi saja pertanyaan kalian, atau alihkan ke pertanyaan lainya.
Bagaimana Cara Melakukan Interupsi ?
Melakukan interupsi ketika proses wawancara sedang berlangsung ialah kepingan kontrol wawancara yg lazimada, & itu mesti dikerjakan bila tanggapan dr narasumber melebar. Ada beberapa keadaan, dimana kalian mesti melakukan interupsi pada narasumber. Berikut beberapa diantaranya.
Pertama, interupsi bisa dilaksanakan bila narasumber terus mengatakan melebar dr pertanyaan inti yg kalian ejekan. Jika itu terjadi, interupsilah dgn mencoba menghentikan jawabannya dengan-cara sopan.
Kedua, interupsi bisa dikerjakan tatkala narasumber cuma tertegun saja dikala diwawancarai. Narasumber yg terkesima lazimnya mereka sedang galau dgn jawab narasumber.
Jika narasumber menjawab pertanyaan kalian dgn waktu yg lama, coba hentikanlah pembicaraannya & beralihlah ke pertanyaan berikutnya.
Ketiga, interupsilah jika narasumber sudah tak mampu lagi berdialog dgn gaya santai. Jika emosi narasumber sedang murka besar, & ketika itu wawancara berjalan dengan-cara live. Kalian mesti memotong kegiatan wawancara tersebut hingga situasi psikologis narasumber bisa mereda.
Proses interupsi cara ini lazimnya dgn mengalihkan kegiatan wawancara ke program lain. Misalnya sengaja di break terlebih dahulu dgn tayangan iklan. Dengan begitu, emosi meledak-ledak dr narasumber tak tertangkap oleh kamera.