wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Morfologi dlm bahasa Sunda disebut pula tata kecap. Tata = hukum; kidah & kecap = kata (ucap, omongan). Morfologi basa Sunda nyaeta hukum atawa kaédah ngawangun kecap.
Morfologi atau tata kecap merupakan salah satu serpihan dr tata basa. Kata morfologi sendiri merupakan perumpamaan dlm bahasa Indonesia selaku kata serapan dr bahasa Inggris, yakni morphology.
Kata morfologi asalnya dr bahasa Yunani, morpho = bentuk, logos = ilmu. Makara, pengertian morfologi basa Sunda yakni ilmu yg mempelajari struktur kata-kata bahasa Sunda & segala unsur pembentuknya.
Dafar Isi
- 1 1. Morfem & Kecap (Kata)
- 2 2. Pangwuwuh Kecap
- 3 3 Wangun Kecap (bentuk kata)
- 4 4 Warna Kecap (Kelas Kata)
- 4.1 4.1. Kecap Barang (Nomina)
- 4.2 4.2. Kecap Pagawean (Verba)
- 4.3 4.3. Kecap Sipat (Adjektiva)
- 4.4 4.4. Kecap Bilangan (Numeralia)
- 4.5 4.5. Kecap Pancen (Partikel)
- 4.6 4.6. Kecap Panambah (Adverbia)
- 4.7 4.7. Kecap Panyambung (Konjungsi)
- 4.8 4.8. Kecap Pangantet (Preposisi)
- 4.9 4.9. Kecap Panyeluk (Interjeksi)
Daftar Isi
1. Morfem & Kecap (Kata)
Kecap merupakan penggalan terkecil dr kalimat yg sifatnya bebas & memilki arti yg telah tentu.
Kata dibangun oleh unsur-unsur morfem. Yang dimaksud dgn morfem yaitu bentuk kata terkecil yg memiliki arti.
Dilihat dr bentuknya morfem terbagi menjadi dua macam, yaitu morfem dasar & morfem rarangkén (imbuhan). Contoh morfem dasar = indit, balik, dahar, seuri, taék, ablu, abrug, & sebagainya. Contoh morfem imbuhan = n-, ng-, ka-, & sebagainya.
Dilihat dr kemandirian katanya, morfem dibedakan menjadi morfem bebas & morfem kauger (terikat).
Morfem bebas yakni morfem yg mampu berdiri sendiri dlm kalimat atau morfem yg mampu eksklusif jadi kata. Yang menjadi morfem bebas hanyalah kata dasar, sehingga morfem bebas sering disebut kecap asal (kata dasar) namun tak semua kata dasar mampu pribadi jadi kata.
Morfem bebas contohnya: indit, balik, dahar, seuri, & sebagainya. Kata-kata tersebut bisa berdiri sendiri tanpa ditambah morfem lainnya. Kecap atau kata yg dibangun oleh satu unsur morfem disebut kecap salancar.
Contoh kalimat: Husni ‘indit’ ka Garut (Husni berangkat ke Garut).
Morfem terikat terdiri atas morfem rarangkén (imbuhan), pangdeudeul (proleksem) & morfem dasar.
Contoh morfem terikat: ng-, n-, taek, ablu, abrug, ador & sebagainya. Imbuhan & kata-kata tersebut tak bisa berdiri sendiri, tetapi harus digabung dgn morfem lain. Kecap yg dibangun oleh dua morfem atau lebih disebut kecap rékaan.
Contoh kecap rékaan hasil gabungan dr beberapa morfem terikat:
- taék → naék, naékan, naékeun, tataékan
- ablu → ngablu, ablu-abluan, ubla-ablu
- abrug → abrug-abrugan
- ador → ngador; ador-adoran
Contoh kalimatnya: Husni taék kana tangkal kalapa (tidak mampu), semestinya Husni naék kana tangkal kalapa.
Setiap gabungan morfem akan membentuk kecap rékaan yg memiliki arti baru.
Contohnya:
- Indit → arindit (‘pergi’ untuk subjek jamak), indit-inditan (bepergian), inditkeun (dalam proses berangkat; di perjalanan berangkat), nginditan (menghadiri).
- Taék → naék (naik), naékan (menaiki), naékeun (menaikan; mengembangkan), tataékan (naik sekadar coba-coba tanpa tujuan yg terperinci).
2. Pangwuwuh Kecap
Dalam membentuk kata ada unsur-unsur yg disertakan pada kata, yakni sebagai berikut:
2.1. Afiks
Afiks atau imbuhan dlm basa Sunda disebut rarangkén. Afiks yakni morfem kauger (terikat) yg menempel pada kata & memiliki arti gramatikal.
Rarangkén terbagi atas lima macam, yaitu rarangkén hareup (awalan/ prefiks), rarangkén tengah (sisipan/ infiks), rarangkén tukang (akhiran/ sufiks), rarangken barung (konfiks), & rarangkén gabungan (ambifiks).
Contoh:
- Awalan m- + baca → maca: membaca
- Sisipan -ar- + baca → baraca: bacalah (jamak)
- Baca + akhiran -keun → bacakeun: bacakan
- Awalan m- + baca + akhiran -keun → macakeun: membacakan
2.2. Proleksem
Proleksem adalah morfem terikat yg menempel pada kata & mengandung arti leksikal. Proleksem terbagi atas tiga macam, yakni panyebut, panglaku, & pangwilang.
Contoh:
- Proleksem panyebut: wan → wartawan, wati → seniwati, & sebagainya.
- Proleksem panglaku: barang → barangbeuli, silih → silihasih, & sebagainya.
- Proleksem pangwilang: tri → tridarma, panca → pancasila, & sebagainya.
2.3. Formatif
Formatif atawa pamaseuk merupakan morfem terikat beruba suku kata yg dimasukkan ke dlm jangkar kata atau kecap panganteur.
Contohnya:
- Ha + bek → habek
- Be + cir → becir
- Be + re + wék → berewék
2.4. Klitik
Klitik atau sénggéh merupakan morfem terikat yg disertakan pada kata, telah memiliki arti leksikal. Klitik biasanya menjadi kata ganti milik, berpasangan dgn kata ganti.
Klitik yg diposisikan di depan disebut proklitik & yg ditempatkan di belakang disebut enklitik.
- Contoh proklitik: pun bojo, pun anak, tuang rama, tuang raka, & sebagainya.
- Contoh enklitik (na): ramana, ibuna, lanceukna, & sebagainya.
3 Wangun Kecap (bentuk kata)
Bentuk-bentuk kata dlm basa Sunda antara lain selaku berikut:
3.1. Kecap Salancar
Kecap salancar yaitu kata yg dibangun oleh satu morfem dasar bebas. Jumlah engang (suku kata) kecap salancar beragam. Contohnya sebagai berikut:
- Satu suku kata: dug, jrut, am.
- Dua suku kata: baju, imah, dahar.
- Tiga suku kata: lalaki, balangah, purunyus.
- Empat suku kata:
- Lima suku kata: bolokotondo.
3.2. Kecap Rundayan
Kecap rundayan yaitu kata turunan atau kata yg dibangun dgn cara menambahkan imbukan ke morfem dasar.
Silakan baca: Contoh Kecap Rundayan
3.3. Kecap Rajékan
Kecap rajekan atau kata ulang ialah kata yg dibangun dgn cara mengulang dua kali atau lebih morfem dasarnya.
Macam-macam kata ulang dlm basa Sunda:
- Kata ulang dwipurwa
- Kata ulang dwimadya
- Kata ulang Dwilingga (Dwimurni & Dwireka)
- Kata ulang Trilingga
Silakan baca: Jenis & Contoh Kecap Rajekan Lengkap
3.4. Kecap Kantétan
Kecap kantetan yakni kata yg dibentuk dgn cara memadukan dua bentuk dasar, baik akar dgn akar maupun kata dgn kata, atau adonan keduanya serta mengandung satu arti mandiri.
Contoh kecap kantetan:
- Panonpoe (dari kata panon & poe)
- Kacapiring (dari kata kaca & piring)
- Indung bapa
- Amis akal
- Gurat kerikil
- Ngegel curuk
Kecap kantetan banyak digunakan dlm babasan atau ungkapan.
Baca juga: 444 Babasan Sunda & Artinya
3.5. Kecap Wancahan
Kecap wancahan yaitu kata yg dibentuk dgn cara memendekan atau menyingkat kata. Contohnya TVRI (Televisi Republik Indonesia), Jabar (Jawa Barat), anaking (anak aing), cekéng (ceuk aing), & sebagainya.
Baca juga: Contoh Kecap Wancahan
4 Warna Kecap (Kelas Kata)
Warna kecap merupakan potongan dr kalimah atau unsur sintaksis terkecil. Berdasarkan kelasnya, kata dibedakan menjadi 9 macam. Yaitu:
4.1. Kecap Barang (Nomina)
Kecap barang atau nomina yaitu kata yg memberikan nama benda atau yg dianggap benda, mirip manusia, hewan, tanaman, barang, kawasan, & hal.
Contohnya: sangkar, imah, kebon, gunung, jalma, munding, sendok, & sebagainya.
4.2. Kecap Pagawean (Verba)
Secara semantis, kecap pagawean, kata kerja atau verba mengandung makna keadaan, proses, & kegiatan. Kata kerja yg mengandung arti kegiatan mampu dijadikan kata perintah dgn menambahkan tanda seru (!). Kecap pagawean pula mampu diawali dgn kata negatif teu; henteu.
Contoh kecap pagawean: dahar, indit, lumpat, diuk, & sebagainya:
Baca juga: Contoh Kata Kerja (Verba) Bahasa Sunda
4.3. Kecap Sipat (Adjektiva)
Kecap sipat, kata sifat atau adjektiva biasanya mempunyai arti bawaan sifat atau mutu.
Baca juga:
Contoh Kata Sifat Bahasa Sunda
Cara Membedakan Kata Kerja & Kata Sifat Bahasa Sunda
4.4. Kecap Bilangan (Numeralia)
Kecap bilangan atau numeralia adalah kata yg memberikan jumlah, urutan, & tahapan dr barang.
Contoh kecap bilangan: hiji, dua, tilu, opat, & seterusnya.
Baca juga: Kosakata Angka dlm Bahasa Sunda
4.5. Kecap Pancen (Partikel)
Kecap pancén atau partikel yaitu kata yg berfungsi untuk menjelaskan kalimat & bagiannya. Contohnya: sihoreng, samemeh, kalawan, sajeroning, & sebagainya.
4.6. Kecap Panambah (Adverbia)
Kecap panambah yakni kecap pancén yg lazimnya jadi penambah unsur sentra dlm bentuk frasa atributif & ada pula yg menjadi informasi klausa. Contoh: rék dahar, hayang kénéh.
4.7. Kecap Panyambung (Konjungsi)
Kecap panyambung yakni kata yg berfungsi menyambungkan kata, frasa, & klausa dlm kalimat.
Contoh:
- Ujang meuli buku jeung
- Basa Ujang meuli buku, nu boga warung sare keneh.
- Boh Ujang boh nu boga warung sarua resep sare.
Baca juga: Kecap Panyambung (Konjungsi) Bahasa Sunda
4.8. Kecap Pangantet (Preposisi)
Kecap pangantét yaitu kecap pancén yg gunanya untuk menggabungkan predikat pada keteranga, biasanya diposisikan di depan nomina (kecap barang).
Contoh:
- Di Garut
- Dina (jero) mobil
Baca juga: Fungsi & Contoh Kata Depan (Preposisi) Bahasa Sunda
4.9. Kecap Panyeluk (Interjeksi)
Kecap panyeluk atau interjéksi yakni kecap pancén yg gunanya untuk memperlihatkan perasaan penuturnya. Kecap panyeluk dipisahkan oleh koma (,) dgn penggalan lain dlm kalimat tetapi tak ada hubungannya.
Contoh:
- Ey, meni butut kitu.
- Ih, tong kitu atuh.
- Aduh, huntu ngajedud.
Demikianlah pengenalan singkat morfologi bahasa Sunda. Penjelasan & acuan-acuan kata pada postingan ini masih terbatas. Silakan ikuti tautan-tautan penjelas yg tersedia di dlm artikel ini untuk menerima penjelasan lebih lengkap. Jika belum ada tautan yg menjelaskan lebih lanjut, maka akan dibahas pada postingan selanjutnya.
Terima kasih, gampang-mudahan berguna.