√ Mengenal Pluralisme Budaya

Pengertian Pluralisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pluralisme merupakan kondisi penduduk yg majemuk baik yg bersangkutan dgn metode sosial & politiknya.

Dalam bukunya yg berjudul Sosiologi yg tertulis pada Bab 5 Perkembangan Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural, Puji Raharjo beropini bahwa pluralisme merupakan kesadaran atau pengertian wacana adanya kemajemukan atau perbedaan dlm kehidupan masyarakat.

Mengenal Pluralisme

Kemajemukan dlm kehidupan penduduk dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu kemajemukan dengan-cara horizontal & dengan-cara vertikal. Kemajemukan dengan-cara horizontal ditandai adanya golongan-kalangan sosial sedangkan kemajemukan dengan-cara vertikal ditandai adanya kelas-kelas sosial.

Adanya perbedaan dlm kehidupan sosial merupakan hal yg pasti. Misalnya saja, kehidupan sosial dlm kehidupan keluarga dimana disitu ada seorang ayah, ibu, abang, adik, kakek, nenek & sebagainya. Nah, perbedaan sosial inilah yg mengakibatkan hadirnya kesadaran sosial sehingga terbentuk suatu keluarga.

Coba pikirkan, apakah mungkin akan ada kesadaran sosial jikalau tak ada ayah, ibu, abang, adik dsb?. Jawabannya tentu tidak, karena perbedaan sosial yg mencakup perbedaan status, keharusan & tugas setiap anggota keluarga inilah yg pada akibatnya membentuk metode hubungan sosial yg dinamakan keluarga.

Atau ibaratnya sebuah tiang bangunan, yg disana ada perbedaan peran disetiap elemennya antara semen, pasir, air, watu, besi & kawat. Nah, dr perbedaan tugas materi atau elemennya inilah yg kemudian dapat menjadi suatu tiang bangunan yg kokoh.

Contoh lainnya misalnya dlm kehidupan bernegara tentu ada yg namanya pemerintah, rakyat, guru, dokter, pedagang, petani, peternak & sebagainya. Kesemuanya pertanda adanya kemajemukan yg sifatnya pasti ada.

  √ Contoh Budaya Organisasi

Bayangkan saja, kalau semua masyarakat pandai, apakah akan ada guru? atau apakah akan ada pemerintahan bila tak ada rakyat? atau apakah ada kehakiman jika siapa pun baik?. Nah, begitu juga adanya kalangan sosial lainnya, dimana seluruhnya mempunyai status, peran & fungsi masing-masing sehingga terbentuk sebuah kesatuan sosial.

Gambar. Candi Borobudur dipakai selaku kawasan rekreasi sejarah di negara Indonesia yg lebih banyak didominasi beragama Islam (Foto: Siswapedia.com)

Hubungan Sifat Pluralisme dgn Sikap Toleransi

Kesatuan sosial yg terbentuk dr adanya perbedaan sosial atau kemajemukan sosial bisa saja memicu pertentangan bila tak dikontrol dgn baik. Untuk itu dibutuhkan adanya upaya untuk tetap mempertahankan keselarasan relasi antara kelompok-golongan sosial & kalangan status sosial.

Salah satu upaya yg mampu dilaksanakan yaitu dgn menumbuhkan atau mengenalkan sifat pluralisme. Pemahaman pluralisme ini akan memunculkan perilaku toleransi dimana perbedaan akan dipandang selaku rahmat.

Kalau perbedaan sudah dipandang selaku rahmat, lalu untuk apa diributkan?. Perbedaan tak usah perlu dibesar-besarkan kalau hanya akan menjauhkan jarak antar golongan sosial.

Suhardi & Sri Sunarti dlm bukunya Sosiologi 2 halaman 204 menerangkan bahwa perlu adanya pengembangan suatu instrumen atau alat yg mengikat setiap anggota penduduk di dlm sebuah tata cara. Nah, sistem ini dinamakan sebagai kebudayaan.

Adanya pluralisme kebudayaan menimbulkan masing-masing etnis akan merasa memiliki kedudukan, hak & keharusan yg sama di penduduk . Setiap etnis tak akan merasa terancam alasannya berbeda. Justru yg ada adalah setiap etnis akan mampu mengembangkan etnisnya masing-masing & bekerjasama dgn etnis lainnya.

Dalam bukunya berjudul Sosiologi 2 karya Wida Widianti menerangkan bahwa James D. Thompson & William J. Mc Ewen membagi kerja sama dlm lima macam bentuk yakni,

  1. Kerukunan, yg ditunjukan dgn adanya suatu acuan tolong menolong dlm kehidupan penduduk .
  2. Bargaining, yakni suatu proses tawar menawar di dlm pertukaran barang & jasa.
  3. Kooptasi, yakni suatu proses penerimaan bagian-bagian baru dlm kehidupan organisasi.
  4. Koalisi, yg dimaknai sebagai kerja sama antara dua orang atau lebih dlm rangka meraih tujuan bareng .
  5. Patungan (Joint-venture) yaitu kolaborasi antara dua orang atau lebih untuk melaksanakan kegiatan usaha dengan-cara gotong royong.

Tentu, semangat kerjasama seperti yg sudah disebutkan di atas serta upaya untuk bersatu dlm persamaan & sikap saling mengormati, menghargai dlm perbedaan tak akan terwujud jika tak ada pemahaman yg benar terkait pluralisme budaya.