√ Mengenal Bahasa Wewengkon (Dialek) Sunda Baku

wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Bahasa Sunda terdiri atas beberapa dialek atau basa wewengkon (bahasa wilayah/ tempat).

Kata wewengkon merupakan kecap rajekan dwipurwa (kata ulang suku kata permulaan), sekaligus kecap wancahan (singkatan) dr wewengkuan. Asalnya dr kata wengku yang mempunyai arti pinggir.

Dialek Geografis Bahasa Sunda 

Dialek bahasa Sunda terbagi menjadi 6 dialek geografis, antara lain selaku berikut:

  • Dialek barat (bahasa Banten).
  • Dialek utara (Bogor, Karawang, Subang, Purwakarta).
  • Dialek selatan (Priangan, meliputi Bandung, Cimahi, Sumedang, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Garut).
  • Dialek timur tengah (Majalengka, Indramayu).
  • Dialek timur laur (Cirebon, Kuningan, Brebes Jawa Tengah).
  • Dialek tenggara (Ciamis, Banjar, Pangandaran, Cilacap, Banyumas Jawa Tengah).

Baca juga:

Kamus Bahasa Sunda Indonesia Lengkap (Baku)

Kamus Basa Sunda Dialek Cirebon

Dialek Bahasa Sunda Baku

Dialek Sunda yg ditetapkan menjadi bahasa Sunda baku ialah dialek selatan (Priangan). Dialek Priangan meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Sumedang, Kabupaten/ Kota Sukabumi, Kabupaten/ Kota Tasikmalaya, & Kabupaten Garut.

Kedudukan dialek selatan sebagai bahasa Sunda baku bermula dr dipindahkannya Keresidenan Priangan dr Cianjur ke Bandung. Bandung lalu mempunyai peranan yg kuat dlm membuatkan budaya Sunda.

Dikutip dr Buku Tatabasa Sunda Kiwari, karangan Drs. Yayat Sudaryat, M.Hum., Lambaran Nagara (Staatsblad) No. 125 Taun 1893, Ayat 6,  ditetapkan “basa pribumi anu diajarkeun di sakola nya éta basa pribumi anu dianggap pangberesihna, saperti keur sakola-sakola di Jawa Barat kudu basa Sunda Bandung”

Basa Sunda Bandung sebagai basa lulugu atau bahasa baku diajarkan di sekolah-sekolah, semenjak kelas I hingga kelas XII. Dasar pembelajaran basa Sunda di sekolah yakni:

  1. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Nomor 423/2372/Setdisdik, 26 Maret 2013, ngeunaan Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa & Sastra Daerah pada jenjang SD/MI, Sekolah Menengah Pertama/MTs, Sekolah Menengan Atas/MA, SMK/MAK.
  2. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013, ngeunaan Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa & Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar & Menengah.

Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1912 memberitahukan bahwa basa wewengkon Bandung & sekitarnya dijadikan basa Sunda lulugu (baku). Pertimbangannya, basa Sunda wewengkon Bandung bisa memenuhi syarat jadi basa lulugu dilihat dari:

  • Bahasa pemerintah dikala itu,
  • Jumlah penutur,
  • Bahasa yg diajarkan di sekolah,
  • Banyaknya buku yg ditulis dgn bahasa Sunda, dan
  • Dipakai alat komunikasi yg dipahami oleh seluruh masyarakat Sunda.

Intinya, dengan-cara objektif basa wewengkon Bandung besar kemungkinan bisa berkembang & meningkat jadi basa sakola & basa lulugu. Secara subjektif, kota Bandung menjadi sentra acara politik, pemerintahan, & ragam budaya Sunda.

Ciri basa Sunda baku

Bahasa baku atau kriteria yakni bahasa yg memiliki sifat vitalitas & intelektualitas. Dikatakan mempunyai sifat vitalitas jika bahasa tersebut bisa tumbuh & meningkat dgn kaidah bahasa yg relatif tetap, tapi bisa berubah alasannya menerima pengaruh bahasa lain.

Dikatakan memiliki sifat intelektualitas jikalau bahasa mempunyai kesanggupan ilmiah untuk menggambarkan proses berfikir yg ruwet dr pelbagai aktivitas keilmuan.

Selain itu, basa lulugu pula mempunyai wewenang untuk tumbuh & meningkat di wilayah penduduk pemakainya. Bahasa baku bukan satu-satunya bahasa yg dipakai & bukan untuk menyamakan ragam bahasa, tetapi menjadi patokan penyeragaman kaidah bahasa.

Bahasa Sunda baku mesti berpegang pada beberapa hal berikut:

  • Bahasa wewengkon yg diketahui oleh masyarakat Sunda yg ada di wewengkon-wewengkon lainnya,
  • Bahasa Sunda ragam tulis saperti yg digunakan di dlm bahasan, ilmu wawasan, & buku pelajaran,
  • Bahasa Sunda ragam lisan yg dipakai di depan biasa seperti pidato & mengajar, dan

Bahasa Sunda yg menetapkan kaidah basa, baik ejaan, tata basa, maupun undak-unsuk bahasanya.

Dialek Basa Sunda Tidak Baku

Bahasa Sunda tak mempunyai ungkapan bahasa tak baku. Istilah basa wewengkon (selain wewengkon Priangan) dianggap selaku ungkapan pengganti basa Sunda tak baku.

Baca juga: Kedudukan & Fungsi Bahasa Sunda

Demikian, gampang-mudahan berfaedah.

  √ Fungsi dan Contoh Rarangken Pang- -na