Larutan elektrolit & larutan non elektrolit – Terdapat aneka macam reaksi kimia yg terjadi di lingkungan berair. Sebagai contoh, reaksi dlm badan insan & lain sebagainya.
Dalam hal ini penting sekali untuk mengetahui rancangan larutan. Larutan terbentuk dr zat pelarut & zat terlarut. Dalam pembahasan ini, akan diterangkan mengenai zat terlarut pada zat pelarut berupa air.
Berdasarkan kemampuannya dlm menghantarkan arus listrik, larutan dapat dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit & larutan non elektrolit. Untuk mengetahui sifat penghantar listrik ini dapat digunakan sistem pengujian elektrolit. Metode ini dilaksanakan dgn serangkaian alat elektrode yg dihubungkan dgn sumber listrik & lampu pijar.
Daftar Isi
Cara Pengujian Larutan Elektrolit & Larutan Non Elektrolit
Untuk mengenali apakah sebuah larutan tergolong elektrolit atau bukan elektrolit, bisa digunakan rangkaian elektrode yg terbuat dr logam yg mampu menghantarkan arus listrik.
Kemudian elektrode tersebut dihubungkan ke sumber arus listrik seperti baterai & lampu pijar. Dua elektrode dipasang terpisah & dimasukkan ke dlm wadah atau tabung yg sudah berisi larutan yg akan diuji.
Kemudian proses pengamatan dilakukan. bila setelah elektrode dimasukkan ke dlm larutan lalu lampu pijar menyala maka larutan tersebut bersifat elektrolit.
Pengamatan yang lain yg akan didapat yakni adanya gelembung udara di sekitar elektrode. Jika lampu tak menyala & tak ada gelembung maka dapat dipastikan jikalau larutan termasuk non elektrolit.
Senyawa Ion & Senyawa Kovalen
Tahukah ananda jika beberapa zat padat tak mampu mengirimkan listrik tetapi tatkala dlm fase cair atau dlm bentuk larutan, zat tersebut mampu menghantarkan arus listrik. Contoh zat padat tersebut yaitu garam dapur. HCl pula akan bisa menghantarkan arus listrik apabila sudah dilarutkan ke dlm air.
Contoh lainnya misalnya air, air murni bahu-membahu bisa menghantarkan listrik namun sangat jelek. Namun jika ke dlm air tersebut dimasukkan padatan garam dapur (NaCl), maka akan didapatkan gelembung udara & lampu yg menyala pada pengujian elektrolit.
Selain itu pula ada zat padat yg walaupun sudah dilarutkan ke dlm air tetap tak bisa menghantarkan listrik. Sebagai pola, gula pasir yg dilarutkan ke dlm air. Jika dikerjakan uji elektrolit maka tak akan menyalakan lampu. Inilah yg disebut dgn larutan non elektrolit.
Lalu pertanyaannya, kenapa garam yg padat tak bisa menghantarkan arus listrik sedangkan garam dlm bentuk larutan bisa menghantarkan arus listrik? Arrhenius menjawab dilema ini bahwa yg bertugas menghantarkan listrik di dlm larutan ialah ion-ion. Ion tersebut bergerak bebas di dlm larutan. Sedangkan pada zat padat, ion-ion terikat satu sama lain sehingga tak bisa bergerak bebas.
Untuk senyawa kovalen mirip HCl, ia tak memiliki ion tetapi molekul HCl itu sendiri. HCl yakni jenis kovalen polar dimana mempunyai kutub kasatmata & negatif sebab terdapat beda keelektronegatifan.
Dalam air, molekul terurai menjadi ion nyata & negatif & menghantarkan listrik. Ion nyata akan menuju ke elektrode negatif sedangkan ion negatif akan bergerak ke elektrode nyata.
Larutan Elektrolit Kuat & Elektrolit Lemah
Berdasarkan uji elektrolit yg sudah dibahas, kita bisa mendapatkan atau memperhatikan larutan mana yg merupakan elektrolit & bukan elektrolit. Namun tak hanya itu, kita pula bisa mengenali larutan elektrolit besar lengan berkuasa & elektrolit lemah.
Elektrolit berpengaruh mampu diketahui yaitu dgn melihatnya banyaknya gelembung yg ada di sekeliling elektrode & lampu yg menyala terang. Sedangkan untuk elektrolit lemah mampu diketahui bila gelembung yg dihasilkan sangat sedikit & lampu menyala redup. Bahkan beberapa elektrolit lemah hanya menghasilkan gelembung namun tak menyalakan lampu.
Nah, bila ada pertanyaan terkait larutan elektrolit & non elektrolit bisa disampaikan di bawah ini. Untuk klarifikasi lebih detailnya akan kita bahas pada halaman lain.
Baca juga: Kemolalan, Kemolaran & Fraksi Mol
Referensi :
Brady, James E. 1990. General Chemistry, (Principles & Structures). New York: John Wiley and Sons.
Chang, R. 2005. Chemistry. 8th ed. New York: Mc-Graw Hill.
Keenan, Charles E. et. al, – Pudjaatmaka. 1999. Ilmu Kimia Universitas (terjemahan). Jakarta: Erlangga.