√ Kriteria Buku Ajar yang Baik dan Benar

Kriteria Buku Ajar. Penulis buku bimbing harus sesuai dgn pertumbuhan zaman, sebab ilmu pengetahuan terus berkembang & minat anak didik pula niscaya kian bermacam-macam.

Terlebih, kualitas buku asuh tak cuma diperuntukan pada akseptor didik, namun pula disesuaikan dgn standar internasional & kebutuhan pembelajaran kini ini.

Tapi, menulis buku asuh yg baik & benar sesuai rencana pembelajaran & menarik perhatian peserta didik pula tak mudah. Praktisi, dosen atau penulis buku didik harus memiliki pemahaman yg lebih luas & banyak referensi untuk menyusunnya.

Apalagi buku ajar berfungsi selaku pedoman mencar ilmu siswa & pembelajaran bagi tenaga pendidik. Karena itu, buku latih mempunyai kiprah penting dlm membantu terlaksananya pembelajaran yg baik & sesuai rencana.

Namun, memilih standar buku latih yg baik & benar pula tak sembarang. Ada banyak hal yg harus diperhitungkan dlm bikin & menentukan buku asuh baik & benar.

Pengertian buku ajar

Buku didik adalah sumber bacaan yg sering dipakai dlm dunia pendidikan, dr pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Buku didik ini digunakan selaku penunjang untuk mempelajari materi.

Karena itu, buku didik ini cukup besar lengan berkuasa signifikan bagi penerima didik dlm menyerap informasi & pengetahuan mengenai bidang yg sedang dipelajari.

Buku didik pula diartikan selaku buku pendukung kelengkapan proses pembelajaran yg ruang lingkupnya dibatasi oleh kurikulum & silabus. Buku latih pun tentu saja berbeda dgn buku tes, yg merupakan buku di bidang studi tertentu untuk penerima didik pada jenjang pendidikan tertentu.

Pemahaman wacana buku didik pun cukup berlainan-beda di antara para hebat & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Anda bisa menyimaknya untuk menarik kesimpulan mengenai buku didik.

1. DIKTI

Menurut DIKTI, buku ajar adalah pegangan untuk mata kuliah yg disusun & ditulis oleh pakar di bidangnya. Penulisan buku ajar oleh pakar ini memenuhi buku teks, diterbitkan dengan-cara resmi & disebarluaskan.

2. Suharjono

Suharjono berpendapat buku ajar adalah buku yg dipakai selaku buku pelajaran di bidang studi tertentu. Buku latih ialah buku standar yg disusun oleh para ahli di bidangnya dgn tujuan instruksional.

Di dlm buku bimbing terdapat fasilitas -fasilitas pengajaran untuk mempermudah pembacanya mempelajari sesuatu. Buku ajar biasanya digunakan di lingkup perguruan tinggi maupun sekolah.

Baca Juga: Buku Ajar: Pengertian, Manfaat, Contoh, Jenis & Cara Menulis

15 Kriteria Buku Ajar Yang Baik Dan Benar

Berikut persyaratan buku ajar yg perlu Anda ketahui: 

1. Format Tulisan Sesuai Aturan

Kriteria buku bimbing yg baik & benar pertama yaitu format tulisannya. Buku asuh yg baik & benar harus mempunyai format goresan pena yg sesuai dgn hukum UNESCO, yakni optimal kertas ukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) & sekurang-kurangnyaukuran kertas A5 (14,8 cm x 21 cm).

Selain itu, Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi pula memilih jumlah sekurang-kurangnyahalaman buku latih Sebanyak 49 halaman. Buku ajar pula telah mendapatkan ISBN (International Standard Book Number) & memakai gaya Bahasa semi formal

Artinya, opsi kata dlm buku ajar tak terlalu formal karena akan dipakai dlm Kegiatan mencar ilmu mengajar. Sehingga peserta didik akan lebih mudah memahaminya, karena gaya bahasanya mirip Bahasa ekspresi yg digunakan mengajar. Tapi, jangan pernah melupakan struktur kalimat SPOK (subjek, predikat, objek & keterangan) dlm penulisannya.

2. Struktur Isi Buku Ajar Runtut

Struktur ialah pengaturan & pengorganisasian unsur-unsur yg saling terkait dlm suatu objek material atau metode. Buku ajar yg baik & benar harusnya memiliki struktur isi yg tersusun dengan-cara dengan-cara runtut & rapi sesuai dgn GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran) atau silabus.

Rata-rata buku didik memiliki 6 sampai 12 bab tergantung pada kompleksitas materi yg diajarkan & setiap satu bagian disampaikan dlm satu hingga dua pertemuan.

Selain itu, buku bimbing yg baik & benar pula perlu memiliki sub bab yg berisi ihwal soal-soal. Sehingga penerima didik bisa menguji kemampuannya dgn melaksanakan soal-soal tersebut.

Baca Juga: Perbedaan Buku Teks & Buku Ajar

3. Teknik Penulisan

Kriteria buku didik yg baik & benar selanjutnya adalah dr teknik penulisan. Teknik penulisan ialah hal yg menyangkut dgn metodologi penulisan, gaya bahasa & sebagainya. Tapi, ada tiga Teknik penulisan buku bimbing yg biasa diterapkan oleh tenaga pendidik.

Teknik penulisan pertama yakni goresan pena tenaga pendidik sendiri. Proses penulisan ini dimulai dr pengumpulan beberapa informasi, kemudian di kontemplasi & dikolaborasi dgn pengertian lain untuk dituangkan ke dlm bentuk goresan pena dgn gaya bahasa sendiri.

Teknik penulisan kedua adalah pengemasan informasi kembali. Teknik penulisan ini paling banyak digunakan alasannya adalah tenaga pendidik tak perlu menulis dr permulaan. Tenaga pendidik hanya perlu mengemas kembali informasi yg sudah ada dgn gaya bahasa baru & melaksanakan penyuntingan pada buku yg menjadi acuan penulisan.

Teknik penulisan ketiga ialah penataan keterangan dgn mengkompilasi dr beberapa goresan pena, buku, artikel, jurnal ilmiah hingga majalah yg mempunyai topik sama dgn bahan buku bimbing yg ingin ditulis. Teknik penulisan ini pula dikenal selaku penataan kembali informasi untuk membuat buku didik yg baik & benar.

4. Pertimbangkan Aspek Linguistik

Linguistik yaitu ilmu yg mempelajari wacana bahasa. Tapi, linguistic pula sering dikategorikan ke dlm ilmu kognitif, psikologi & antropologi yg tergantung pada sudut pandang serta pendekatan peneliti.

Dalam membuat buku ajar yg baik & benar, Anda mesti memperhatikan faktor linguistic yg menjadi salah satu pecahan penting. Karena, penggunaan bahasa yg tak sempurna akan mempersulit atau membingungkan pembaca untuk memahaminya.

5. Konsep Jelas

Konsep adalah abstrak, entitas mental universal yg memperlihatkan pada kategori atau kelas dr suatu entitas, kejadian atau hubungan. Buku latih yg baik & benar harusnya mempunyai desain atau teori yg terang untuk dipahami peserta didik. 

Bila Anda menggunakan sumber atau referensi yg menjadi pola untuk menguatkan persepsi, gunakan konsep yg terang. Sehingga pembaca tak akan kebingungan dlm memahaminya.

Karena buku didik bukanlah karangan fiksi, maka Anda tak bisa menulis kalimat atau teori yg sifatnya perkiraan atau usulan pribadi. Jika asumsi itu tak benar, hal ini justru akan mengakibatkan persoalan gres.

Sebaiknya, gunakan data dr teori yg sudah ada & diakui kebenarannya. Jika teori itu susah dipahami, maka Anda bisa menyederhanakannya dlm buku bimbing.

Baca Juga: 3 Langkah Penting Membuat Buku Ajar dr Hasil Penelitian

6. Sudut Pandang

Kriteria buku ajar yg baik & benar selanjutnya adalah memiliki sudut pandang. Sudut pandang adalah teknik bercerita penulis atau menghidangkan suatu goresan pena, termasuk buku latih. Anda tak hanay membutuhkan sudut pandang untuk menulis dongeng atau melakukan fotografi, tetapi pula menulis suatu buku latih.

Buku didik yg baik & benar harus mengamati adanya sudut pandang yg terperinci, tegas & konsentrasi. Ada dua sudut pandang yg bisa dipakai oleh penulis, yakni menggunakan sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga.

Sudut pandang orang pertama merupakan sudut pandang yg menggunakan kata “saya” atau “saya”. Sedangnya, sudut pandang orang ketiga ialah sudut pandang yg sifatnya lebih global. 

Dalam penulisan buku asuh yg baik & benar, sudut pandang yg cocok digunakan yaitu sudut pandang orang ketiga untuk menolong penulis memberikan setiap rincian informasi.

7. Koherensi

Koherensi yakni sebuah pola keterkaitan antara belahan yg satu dgn kepingan lain, sehingga kalimat mempunyai kesatuan makna yg utuh. Dalam kata lain, koherensi mengandung makna pertalian antara kalimat yg satu dgn yg lain.

Buku didik yg baik & benar harus ditulis saling bekerjasama & terkait satu sama lain. Artinya, isi antara bab satu dgn bagian yg lain sakit berkaitan & masih dlm satu topik pembahasan.

Anda bisa menulis buku asuh yg mempunyai koherensi, dgn cara membuat perencanaan materi. Karena, tanpa adanya perencanaan penulisan yg baik akan sulit menciptakan koherensi antara satu bab dgn bab lainnya.

8. Menstimulasi Otak

Kriteria buku didik yg baik & benar selanjutnya ialah menstimulasi otak. Stimulasi ialah rangsangan bunyi, visual, sentuhan, kinestetik yg diberikan sejak otak bayi mulai meningkat . Karena, buku asuh bermaksud untuk mencerdaskan akseptor didik. Maka, buku asuh yg baik & benar harusnya bisa menstimulasi otak akseptor didik.

Penulis tak hanya mesti menguasai tolok ukur buku bimbing, namun pula perlu inisiatif & kreativitas dlm mengemas ilmu atau teori yg menjadi lebih menawan sehingga bisa menstimulasi otak. Makara, akseptor didik akan lebih cepat menangkap ilmunya & terdorong untuk menerapkannya dlm kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Tips Memilih Jasa Percetakan Buku Ajar

9. Menarik Perhatian

Buku bimbing yg baik & benar harus mempesona perhatian penerima didik atau pembacanya, tak hanya karya tulis fiksi saja yg menawan. Karena, mempesona perhatian adalah kunci utama yg bisa mendorong penerima didik untuk membacanya. 

Dalam menulis buku ajar yg menawan, Anda bisa mencari beberapa referensi dr penulisan karya tulis non fiksi, mirip buku motivasi, buku mengasah keahlian & semacamnya.

10. Memotivasi Pembaca

Motivasi yaitu proses menerangkan intensitas, arah & ketabahan seseorang untuk mencapai maksudnya. Motivasi sungguh diperlukan biar seseorang lebih bersemangat & menyebabkan diri. Motivasi tak hanya berupa ucapan, namun pula kalimat atau kata-kata.

Karena buku ajar mesti mempesona & mencerdaskan akseptor didik, maka penulis harus bisa menunjukkan motivasi dengan-cara tersirat dlm buku ajar tersebut. Penulis bisa menunjukkan motivasi pada pembaca lewat materi yg disampaikan dlm buku bimbing.

11. Penekanan Jelas

Kriteria buku bimbing selanjutnya adalah mempunyai pengutamaan jelas. Buku asuh yg baik & benar pula harus memiliki pengutamaan yg terang. Maksudnya, buku aja harus bisa menawarkan penitikberatan nilai pada materi yg disampaikan. Misalnya, Anda menulis buku bimbing tentang psikologis. Maka Anda bisa menunjukkan aksentuasi lebih khusus wacana psikologi anak atau lainnya.

12. Terdapat Catatan Kaki Atau Daftar Pustaka

Catatan kaki yakni keterangan pemanis mengenai sumber referensi yg tertulis di penggalan bawah halaman. Catatan kaki ditulis memakai aksara yg lebih kecil daripada isi halaman untuk menyertakan uraian mengenai rujukan di dlm buku ajar atau karya tulis.

Selain itu, catatan kaki pula berfungsi untuk menjelaskan lebih detail mengenai suatu perumpamaan aneh di dlm kalimat, bila diperlukan. Catatan kaki ini nyaris serupa dgn dafta pustaka yg terletak di belahan simpulan sesudah epilog. Tapi, daftar pustaka menawarkan uraian mengenai judul buku atau jurnal rujukan, nama pengarang, tahun, kawasan hingga nama penerbitnya.

Buku ajar yg baik & benar harus menyertakan catatan kaki atau daftar pustaka untuk menunjukkan referensi lain pada pembaca. Cara ini pula akan memudahkan pembaca membedakan antara pandangan hebat & tidak. Catatan kaki & daftar pustaka sekaligus mendukung teori-teori yg tertulis dlm buku ajar supaya bisa dipertanggungjawabkan.

13. Lengkap dgn TIU, TIK & Kompetensi

TIU (Tes Inteligensi Umum) ialah tes yg dipakai untuk mengukur kemampuan intelektual atau akademisi seseorang. Tes ini bermaksud melatih logika berpikir sekaligus bahan latihan untuk menyiapkan diri untuk melangkah ke jenjang yg lebih tinggi.

Sedangkan. TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) yakni paying besar terminologi yg meliputi seluruh peralatan teknis untuk memproses & memberikan informasi. TIK mencakup dua aspek, yakni teknologi keterangan & teknologi komunikasi.

Buku latih yg baik & benar harusnya pula membubuhkan tes inteligensi biasa (TIU), teknologi informasi & komunikasi (TIK), & tes kompetensi dasar. Tujuannya, akseptor didik bisa mengukur sendiri kemampuan & seberapa luas pengetahuannya dlm sisi akademisi sesudah membaca buku latih.

Semua tes kemampuan dasar & pengetahuan umum ini sekaligus menjadi wadah latihan para akseptor didik untuk menyiapkan ujian atau tes naik ke jenjang berikutnya.

Baca Juga: Mengenal Macam Macam Buku Ajar

14. Sesuai Rencana Pembelajaran

Kriteria buku ajar selanjutnya yaitu sesuai planning pembelajaran. Rencana pembelajaran pula bisa disebut sebagai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu pegangan seorang tenaga pendidik dlm melaksanakan Kegiatan belajar mengajar. Tenaga pendidik harus mempunyai RPP untuk membantunya dlm mengajar supaya sesuai dgn standar kompetensi & kompetensi dasar yg ingin dicapai pada hari itu.

RPP ini biasanya pula berbentuk silabus. Buku didik yg baik & benar harusnya mengaku pada RPP atau silabus. Sehingga sasaran kompetensi yg ingin dicapai tenaga pendidik pada siswanya pula sama dgn isi buku didik. 

Karena itu, penulis harus mengetahui kurikulum, silabus maupun RPP yg diperlukan setiap penerima didik sesuai jenjangnya sebelum membuat buku latih. Kaprikornus, akseptor didik akan lebih paham & bisa mengikutinya. Di sisi lain, target tenaga pendidik pun tercapai.

15. Penyebar Ilmu Kredibel

Kriteria buku didik yg baik & benar terakhir ialah datang dr penerbit kredibel Penyebar Ilmu adalah Lembaga atau institusi yg mengolah Naskah mentah dr penulis menjadi bahan goresan pena siap cetak untuk dibuat sebagai buku & dibagikan.

Secara umum, penerbit bisa dibedakan menjadi dua, yakni penerbit umum & penerbit khusus. Penyebar Ilmu lazim ialah penerbit yg mempublikasikan buku popular atau ilmiah dengan-cara biasa . Sedangkan, penerbit khusus yakni penerbit seorang ahli yg mempublikasikan buku-buku, mirip buku pelajaran atau buku bimbing.

Penyebar Ilmu buku selaku penggalan dr jejaring penerbitan memiliki kiprah yg sangat vital. Karena, tugasnya mengkoordinasikan unsur-unsur penerbitan, seperti penulis, percetakan, agen & lainnya. Selain itu, penerbit pula meniru Naskah, memperkirakan biaya buatan, mengestimasikan daya jual hingga penawaran khusus buku.

Karena itu, buku bimbing yg baik & benar pastinya tak jauh dr pemilih penerbit buku yg kredibel. Tanpa penerbit buku yg kredibel, buku bimbing yg telah ditulis & dibuat mungkin kurang diminati pembaca atau tak terlalu diketahui .

Ingatlah, penerbit yg baik itu mampu mengakomodasi keinginan pembacanya. Penyebar Ilmu yg cuma menerbitkan buku berdasarkan program penerbitannya cenderung akan ditinggalkan oleh pembacanya.

  √ 13 Cara Mengurangi Plagiarisme dalam Menulis Buku