√ Ketimpangan sosial akibat adanya diferensiasi sosial

Apa sajakah efek negatif atau ketimpangan sosial akibat adanya diferensiasi sosial ?

Seperti yg telah kita bahas pada halaman sebelumnya, silahkan dilihat Sosiologi Bab 07 Struktur Sosial. Bahwa diferensiasi sosial dipahami sebagai pengelompokkan yg disebabkan oleh adanya perbedaan mendatar antar anggota penduduk .

Perbedaan ini, disebabkan adanya perbedaan etnis, agama, umur, jenis kelamin & sebagainya yg tak memandang perbedaan tersebut sebagai sebuah tingkatan status sosial atau pelapisan sosial di masyarakat.

Akan tetapi dlm prakteknya, perbedaan sosial ini acap kali berkembang menjadi stratifikasi sosial atau mempengaruhi status sosial seseorang.

Contohnya, kita mengenal tata cara kasta di India yg telah ada semenjak berabad-era yg lalu yg dinamakan Yati dimana tata cara kastanya dinamakan Varna. Sistem kasta di India ini tersusun sebagai berikut:

1. Brahmana

Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi dimana anggotanya merupakan para pendeta bergama Hindu.

2. Ksatria

Kasta Ksatria merupakan kasta tertinggi nomor dua dimana anggotanya merupakan para serdadu & aristokrat.

3. Waisya

Waisya merupakan kasta menengah dimana anggotanya merupakan para pedagang.

4. Sudra

Kasta terbawah yg anggotanya merupakan rakyat jelata.

5. Paria

Nah, Paria ini bukanlah termasuk kasta melainkan lapisan di luar kasta atau tak tergolong kasta. Anggotanya merupakan para penjahat & para budak.

Adapula versi kehidupan penduduk Feodal dimana diferensiasi dikaitkan dgn stratifikasi sosial sehingga menimbulkan metode kasta raja, bangsawan, ulama, priyai, punggawa, petani, buruh, pedangang seperti yg digambarkan sketsa di bawah ini.

Bagan tingkatan status sosial masyarakat India & Feodel (Gambar: Siswapedia.com)

Selain itu ada pula tingkatan status sosial diputuskan oleh warna kulit mirip yg pernah ada di Eropa & Amerika. Dimana orang berkulit hitam dianggap memiliki derajat status sosial yg rendah ketimbang orang berkulit putih.

Nah, ketimpangan sosial akibat adanya diferensiasi sosial di atas memang pernah terjadi & tercatat dlm buku sejarah. Hal ini disebabkan lantaran diferensiasi sosial yg sebaiknya dipandang selaku rahmat dr Tuhan tetapi justru dipandang sebagai peningkat status sosial (stratifikasi sosial). Kejadian ini yg kemudian kita namakan selaku stratifikasi sosial tertutup.

Bentuk ketimpangan sosial

Bagja Waluya dlm bukunya berjudul Sosiologi 2: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat pada halaman 25 menuturkan bahwa bentuk ketimpangan sosial balasan diferensiasi sosial antara lain sebagai berikut ini.

1. Adanya diskriminasi profesi, ras & jenis kelamin.

2. Adanya sifat etnosentrisme ialah sifat yg menatap bahwa kelompoknyalah yg terbaik serta memandang rendah kelompok lain. Nah, kelompok lain dituntut semoga memiliki tolok ukur mirip kelompoknya.

3. Adanya disharmonisasi beragama adalah suatu fanatisme berlebihan kepada agama sehingga orang akan cenderung terlalu ke-kanan. Hal ini akan melunturkan sifat toleransi & merusak pluralisme.

4. Benturan golongan tertentu akhir persaingan yg tak sehat, misalnya bentrok antar suporter klub sepak bola, bentrok antar simpatisan partai, bentrok antara karyawan perusahaan taxi ofline melawan taxi online & sebagainya.

Nah, pertentangan sosial akhir diferensiasi sosial di atas semestinya dicegah & dihindari bersama dgn cara merubah teladan pikir & mengembangkan pendidikan di masyarakat. Terutama pendidikan beragama dimana diajarkan bahwa perbedaan sosial merupakan rahmat dr Tuhan, bukan bencana yg harus dipertentangkan.

Baca juga: Mengenal Sifat Pluralisme

  √ Sejarah Provinsi Nusa Tenggara Barat