√ Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, Dan Protein

Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein – Energi ialah kebutuhan dasar pada setiap makhluk untuk melangsungkan kehidupannya. Hal ini dikarenakan segala acara organisme akan membutuhkan energi untuk mengawali suatu reaksi metabolisme antara lain perkembangan dan kemajuan; reproduksi; eksresi; irritability; bergerak; pertahanan tubuh; dan yang lain. Energi diperoleh dari pembakaran masakan lewat reaksi respirasi. Bahkan untuk memenuhi masakan dan bernapas, organisme akan membutuhkan energi juga. Kebutuhan organisme tak melulu tentang energi, dalam proses pertumbuhan dan pertumbuhan akan dibutuhkan sejumlah bahan untuk menambah ukuran dan periode sel. Semua kebutuhan ini mampu terpenuhi lewat kuliner. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya organisme dibedakan menjadi dua yakni autotrof dan heterotrof. Kelompok autotrof mencakup fotoautotrof dan kemoautotrof yaitu golongan yang bisa menciptakan makanannya sendiri dari senyawa anorganik. Sementara organisme heterotrof mendapatkann makanannya dari organisme lain. Peristiwa makan dan disantap dalam suatu ekosistem akan melibatkan aliran bahan dan energi dari organisme autotrof dengan organisme heterotrof.

Makanan akan dicerna di dalam tubuh menjadi nutrisi yang bisa diserap dan dipakai oleh badan. Kelompok makronutrient yang terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak dalah salah satu bagian nutrisi yang diharapkan dalam jumlah banyak. Selain berperan sebagai penghasil energi, makronutrien diharapkan selaku penyusun badan. Karbohidrat, lemak, dan protein, ketiganya yakni senyawa organik yang memiliki karakteristik yang berlawanan satu sama lain. Namun, keterkaitan metabolisme energi sanggup melibatkan ketiga senyawa tersebut pada sebuah reaksi kimia. Adapun keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein mencakup reaksi pembentukan dan perombakan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

Reaksi katabolisme merupakan reaksi pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang sederhana. Hasil reaksi ini akan dibebaskan sejumlah energi. Katabolisme kuliner mulai terjadi pada tata cara pencernaan. Dengan sumbangan alat serta enzim – enzim makanan, maka akan diperoleh bagian nutrisi yang dibutuhkan oleh badan. Glukosa hasil pemecahan karbohidrat kompleks, asam lemak dan gliserol hasil pemecahan lemak, dan asam amino hasil pemecahan protein akan diserap di dalam tubuh melalui usus penyerapan. Nutrisi tersebut lalu akan diedarkan ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah. Glukosa yakni bahan utama pembentukan energi pada sel – sel otak dan sel yang lain. Glukosa akan memasuki reaksi respirasi yang berlangsung di dalam sitoplasma sel dan mitokondria.


style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>

Pada kondisi tertentu dimana tubuh mengalami kelemahan glukosa, maka tubuh akan merombak gula cadangan (glikogen) yang tersimpan di hati atau otot lewat reaksi glikogenilisis (pemecahan glikogen). Selain itu reaksi glukoneogenesis yang memungkin terbentuknya glukosa dari sumber non karbohidrat menyerupai lemak dan perotein mampu dikerjakan saat fokus glukosa di dalam tubuh sangat minim. Asam lemak hasil pemecahan lemak akan diubah menjadi asetyl co-a untuk memasuki siklus krebs di dalam mitokondria. Pemecahan lemak menjadi energi akan menciptakan energi lebih banyak dibanding glukosa (9,2kkal). Hal ini dikarenkan lemak mempunyai lebih banyak rantai hidrogen. Sementara pembentukan energi dari non karbohidrat sanggup dilaksanakan dengan memakai asam amino hasil pemecahan protein yang mau diubah menjadi asetyl co-a untuk memasuki siklus kreb. Hasil perombakan asam amino ini akan dihasilkan produk samping berupa ammoniak yang beracun bagi tubuh. Oleh hati, ammoniak akan dinetralkan dengan air dan mengubahnya menjadi urea yang hendak dibuang lewat tata cara urin. Pemecahan satu gram protein menghasilkan energi sebesar 4,2 kkal.

2. Anabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

Reaksi anabolisme ialah kebalikan dari katabolisme. Anabolisme ialah reaksi endorgonik artinya memerlukan energi untuk mengawali reaksinya. Keterkaitan anabolisme karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh merupakan reaksi kebalikan dari reaksi katabolisme.

Senyawa karbohidrat sanggup diubah menjadi tabungan lemak atau pembentukan asam amino di dalam badan. Ikatan hidrogen pada karbohidrat akan diubah menjadi ikatan ester pada lemak. Hal ini terjadi konsumsi gula terlalu berlebih sehingga membuat kelebihan gula ini disimpan menjadi lemak dalam jaringan kulit.

Sementara glukosa mampu membentuk protein mulai dari asam amino. Senyawa – senyawa organik hasil siklus krebs akan mengalami transaminasi yakni pemindahan gugus amina pada senyawa organik lain. Dengan terbentuknya asam amino – asam amino ini akan menyusun suatu protein lewat sintesis protein.

  Sifonoglifa merupakan organ respirasi yang dimiliki oleh


Sumber https://www.kakakpintar.id