√ Kenali 4 Strategi Kebutuhan Konsumen

Pelanggan yakni raja, itulah sebutan untuk konsumen yg berbelanja produk buku kita. Dalam dunia marketing, termasuk dlm pemasaran buku pula demikian. Konsumen sebagai fokus sasaran untuk meraih sasaran penjualan. Meskipun demikian, bukan memiliki arti kita memanfaatkan customer selaku tambang kenaikan omset.

Kunci keberhasilan penjualan buku yaitu memberikan keuntungan bagi konsumen. Makara, menargetkan konsumen bukan semata-mata mengeruk laba. Melainkan kita sebagai produsen pula menyampaikan laba pada konsumen. Dengan kata lain, ada timbal balik antara konsumen & produsen.

Prinsip menjaga penjualan buku dapat dilaksanakan dgn menerapkan pelayanan prima. Dari sudut pandang produsen, pelayanan prima mempunyai efek menguntungkan jangka panjang. Pernah suatu tatkala penulis melakukan pengamatan skala kecil di salah satu tempat fotocopy. Ada 3 tempat fotocopy, lokasinya berdekatan, & bersebelahan. Dari ketiga titik, hanya satu daerah fotocopy yg kebanjiran pelanggan.

Banyaknya pelanggan yg tiba disebabkan karena keramahan pelayanan. Tidak hanya keramahan, melainkan kecekatan tatkala menerima konsumen. Keramahan & kecekatan pun tak cukup. Tempat fotocopy tersebut ternyata menyampaikan service pada pelanggan. Itu sebabnya, toko ini lebih ramai dibandingkan yg yg lain.

Dari perkara di atas mampu digunakan pula untuk dijadikan selaku taktik penjual buku. Proses marketing terlihat gampang, namun kenyataan dilapangan tak siapa pun bisa meraih ‘goal’ penjualan yg diperlukan. Meskipun prinsinpya bantu-membantu sama, tetap saja saat diterapkan tiak senantiasa sukses. Berikut 4 poin yg mampu dikerjakan sebelum menggeluti di dunia penjualan buku.

Keempat poin berikut dilihat dr segi konsumen, yg penting pula diketahui oleh produsen.

  1. Kebutuhan & impian konsumen (customer needs and wants)

Sebagai seorang marketer, menyanggupi keperluan & keinginan customer hal yg penting. Dalam penjualan buku ajar, hal yg diharapkan seorang pembaca buku dikemas menggunakan bahasa yg ringan, formal tetapi tak terlalu kaku. Penggunaan bahasa yg gampang dicerna. Termasuk memenuhi cita-cita konsumen perihal selera. Selera dlm hal ini bisa selera cover yg menawan, selera topik yg diulas & lain sebagainya.

Kebutuhan manusia ialah memenuhi kebutuhannya yg tak akan pernah habis. Oleh karena itu, undangan akan keperluan menuntut untuk dipenuhi. Kebutuhan & undangan sebagai cuilan dr kelancaran hidup, meningkat & berinteraksi sosial. Kebutuhan & keinginan intinya dua hal yg berlainan. Keinginan tak tercukupi masih bisa bertahan, sedangkan kebutuhan sifatnya harus tercukupi.

Buku ajar contohnya, salah satu kebutuhan.  Khususnya untuk mahasiswa & praktisi akademis. Bagi mahasiswa buku asuh memang tidaklah menarik perhatian, tetapi lantaran keperluan & tuntutan dr pihak Perguruan Tinggi & syarat dlm kuliah, hasilnya akan membeli buku latih tersebut.

Customer needs and wants dapat terbentuk lantaran aspek kebudayaan, pengalaman, pendidikan, demografi hingga geografis. Analogi sederhana, misal orang Indonesia terbiasa masakan utama menggunakan nasi, sedangkan beberapa negara barat terbiasa makan roti.

  1. Biaya konsumen (cost to the customer)

Ada barang, ada harga yg disediakan. Dalam arti yg lebih luas, kepuasan seorang konsumen tak semata-mata diukur menurut harga. Ada tiga nilai & kepuasan konsumen, yaitu nilai yg diterima pelangga, total faedah yg diperlukan pelanggan terhadap produk & jasa yg kita miliki & total mutu benda.

Jika benda itu berbentukbuku, bisa termasuk kualitas & kemanfaatan isi dr buku tersebut. Biaya konsumen bisa berupa kepuasaan pelanggan. Kepuasaan diukur dr cara membandingkan antara duit yg dikeluarkan dgn produk yg dibelinya.

Cost kepingan dr customer value (nilai konsumen). Selain cost, nilai customer juga diputuskan oleh kemanfaatan atau benefit. Cost atau biaya konsumen mengatakan ihwal biaya uang, waktu, energy, & psikologi. Dari biaya yg ditukar dgn benda/jasa memberikan manfaat bagi konsumen, baik faedah produk, jasa, pribadi ataupun image.

Harga & nilai memang berbeda. Secara fungsional, nilai terkait dgn tampilan, contohnya, apakah buku member keunikan & kemanfaatan yg lebih penting dibandingkan buku sejenis yg lain? Sedangkan nilai yg dilihat dengan-cara hemat mengatakan tentang efisiensi, contohnya, apakah buku dijual mahal namun sesuai dgn jenis kertas & sampulnya. Adapun ditinjau dengan-cara emosional, berkaitan dgn emosi psikologis, contohnya tatkala berbelanja buku ajar X tampaklebih intelektual & harga diri meningkat.

  1. Kenyamanan (convenience)

Jika Anda pernah ke Supermarket, Anda pasti tahu pelayanan mereka. Banyak karyawan yg berdiri siap melayani pelanggan. Seringkali, mereka menyapa, menanyakan apa yg kita cari, ingin kita beli. Banyak pula karyawan yg mengikuti kandidat pembeli sambil memperlihatkan, menganjurkan produk.

Sebagian orang, perlakuan karyawan mall yg mirip ini sangat membantu, & mengasyikkan. Namun, banyak pula orang yg justru merasa tak nyaman & merasa risih. Banyak alasan pelanggan merasa risi, ada yg berasumsi tak bisa berbelanja, ada pula yg berpendapat justru pelayanan menganggu & ada konsumen yg lebih nyaman memilih produk tanpa tunjangan karyawan.

Seorang marketer mampu menciptakan rasa tenteram terhadap konsumen, tanpa terlihat memaksakan diri. Menciptakan rasa nyaman terhadap konsumen itu sulit-susah gambang. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki definisi rasa tenteram yg berlawanan-beda. Banyak cara yg dilakukan instansi & usahawan untuk membuat rasa tenteram. Meskipun demikian, kita pula perlu berhati-hati, jangan sampai pelayanan prima member pelayanan yg disediakan justru mempunyai dampak menyinggung konsumen.

  1. Komunikasi (comunication).

Komunikasi yg baik & sempurna menjadi satu kunci membangun kedekatan konsumen. Sama hal-nya dgn kasus karyawan di mall & swalayan. Keramahan & pelayanan karyawan mall bisa saja justru dianggap merendahkan konsumen jika komunikasi yg dilemparkan karyawan terkesan menyelidik & memaksa untuk membeli.

Begitupun dlm dunia penjualan buku. Komunikasi dlm memasarkan buku perlu kemampuan khusus. bentuk komunikasi tak sekedar komunikasi dengan-cara ekspresi, melainkan komunikasi dengan-cara non lisan. Misalnya bikin promo, diskon & bedah buku pula cuilan dr komunikasi pada pelanggan buku. Prinsip komunikasi yg disenangi konsumen yakni komunikasi dua arah.

Keempat poin ini gampang-mudahan member pengetahuan sekaligus menyampaikan ide saat menjual & menjual buku. Dari ulasan di atas, keempat poin tersebut jika dirangkum dlm satu kalimat sederhana, pentingnya ‘pelayanan prima’ sebagai taktik pemasaran. Semoga ulasan ini berfaedah. [Elisa]

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Warga Masyarakat, buku Anda kami terbitkan dengan-cara gratis. Anda cukup mengubah biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.

Jika Anda ingin mengenali lebih banyak perihal teknik menulis anda dapat menyaksikan Artikel-artikel berikut:

  1. Teknik Menulis : Cara Membuat Daftar Isi dengan-cara Otomatis di Ms. Word
  2. Teknik Menulis Menyusun Laporan Hasil Penelitian Menjadi Buku Ajar
  3. Teknik Menulis: 5 Hal dlm Buku Ajar yg Harus Diperhatikan!
  4. Teknik Menulis Buku, dgn Membaca Teks Kehidupan

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan kemudahan KONSULTASI MENULIS dgn TIM PROFESSIONAL kami dengan-cara GRATIS di sini!

Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.

Referensi :

 

 

 

 

 

  √ Penyebar-Ilmu Buku Warga Masyarakat Isi Pelatihan Menulis Di SMP Negeri 2 Salatiga