√ Karakteristik & Susunan Buku Monograf

Karakteristik & Susunan buku monograf – Anda seorang dosen & peneliti? Pastinya sudah tak ajaib lagi dgn buku monograf bukan? Yap, ini yaitu salah satu buku yg tak diperuntukkan oleh sembarang orang. Hanya diperuntukkan untuk akademis. 

Baik itu untuk dosen, mahasiswa, ataupun untuk peneliti. Kecuali memang ada penduduk umum yg kesengsem & ingin mempelajari dengan-cara berdikari lewat buku monograf.

Buat Anda yg mungkin baru masuk di dunia akademisi, & masih belum tahu wacana monograf, terutama bagaimana susunan buku monograf ini,  yuks kita simak ulasannya sebagai berikut. 

Pengertian Umum Buku Monograf 

Pengertian lazim buku monograf ialah pengerjaan karya yg ditulis berdasarkan topik atau tema tertentu. Di mana karya tersebut dipublikasikan atau diterbitkan. Bisa diterbitkan dlm bentuk jurnal & dibungkus dgn volume & seri. Ada pula yg diterbitkan lewat penerbit-penerbit buku. 

Buku monograf ialah karya ilmiah berupa buku yg dituliskan berdasarkan keilmiahan. Dibahas berdasarkan cabang ilmu tertentu. Sebagai karya ilmiah, maka teknis penulisan buku jenis ini harus mengikuti syarat yg sudah ditentukan. 

Jika dikala menulis skripsi kita sering mendengar rumusan persoalan, maka pada penulisan monograf pula terdapat rumusan dilema. Hanya saja rumusan masalah pada buku monograf harus bersifat novelty atau memuat nilai kebaruan. Tentu saja dr pengumpulan data didasarkan pada teori yg mampu dipertanggungjawabkan, lengkap, & terperinci. 

Pada dasarnya buku monograf dikembangkan pada bidang ilmu tertentu yg lebih spesifik & lebih terkonsentrasi. Terkait dgn penyajiannya, dilengkapi dgn gambaran ataupun tabel.

Karena mengulas pada spesifik bidang ilmu tertentu, penulis buku monograf pula mesti ditulis oleh penulis yg berkompeten sesuai dgn bidangnya. Penulisan pun dikembangkan dgn melaksanakan observasi. 

Bisa pula Anda sebagai penulis monograf membuatkan hasil observasi yg sudah pernah dipublikasikan dlm jurnal. Tentu saja penulisan buku monograf disesuaikan dgn format penulisan buku. 

Berbicara tentang macam-macam buku yg memiliki kemiripan yg sama. Maka pada buku monograf mampu ditandai dr terbitannya. Jadi terbitan buku jenis ini hanya diterbitkan pada satu volume, & cuma dijilid saja.

Jadi maksudnya buku monograf tak bersifat continue atau berkelanjutan atau tak berseri. Terkait dgn pembahasannya, fokus pada satu topik sesuai kompetensi penulis & ditulis berdasarkan goresan pena ilmiah.

Baca Juga: Tips Menulis Monograf untuk Dosen

Karakteristik Buku Monograf 

Sebelum memasuki pada susunan buku monograf, ada baiknya Anda mengetahui karakteristik buku monograf apalagi dahulu. Karakteristik buku monograf yg ideal mesti menyanggupi beberapa karakteristik yg akan dibahas berikut ini. 

1. Merupakan Hasil Penelitian 

Hal terpenting dlm penulisan buku ini yakni, berasal dr hasil observasi atau hasil riset yg pernah Anda lakukan. Bisa pula diambil dr hasil dedikasi masyarakat. Kaprikornus inti dr buku monograf, kejelasan sumber bahan tulisan. 

Makara sumber materi tulisan yg berkredibel lebih ditekankan dikala menulis monograf. Karena buku ini memiliki peruntukan orang-orang tertentu saja. Yaitu digunakan lagi untuk peneliti, dosen & mahasiswa yg sifatnya selaku sumber referensi yg dapat dipertanggungjawabkan. 

Dengan kata lain, penulis buku monograf dengan-cara tak pribadi dituntut untuk waspada dlm menyusun, menulis, mengkaji, & mengembangkannya diharapkan komitmen & kompetensi. Itu sebabnya buku ini lebih disarankan oleh mereka yg menekuni atau mempunyai kapasitas pada bidangnya. 

2. Digunakan oleh Dosen 

Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa buku monograf bukanlah buku yg dapat dijual belikan & dibaca oleh semua orang. Buku ini bersifat segmentasi khusus akademis. Salah satunya digunakan untuk dosen. 

Meskipun sudah menjadi dosen, bukan memiliki arti mereka tak pernah belajar. Mereka pula masih membaca buku-buku yg sejalan. Tidak lain bermaksud untuk memperkaya bahan asuh.

Adapun mahasiswa yg membaca buku monograf, umumnya mahasiswa membaca karena permintaan untuk mengerjakan peran dr dosen yg mengharuskan mencari referensi. 

3. Bentuk Formal 

Sebagai buku monograf yg akademisi, sudah seharusnya & sepantasnya bila berupa formal. Dari sisi penyampaian materi & gagasan buku monograf mesti berdasarkan pada hukum penulisan monograf. 

Bahkan terkait pengambilan data-data sekalipun dianjurkan sesuai dgn kriteria. Dengan kata lain, penulisan buku monograf tak sefleksibel tatkala menulis buku populer. Dari sisi penggunaan bahasa pun pula harus diperhatikan. 

Tidak boleh menggunakan bahasa terkenal, dilarang keras memakai kata ganti loe  dan gue. Bahasa yg digunakan memakai bahasa formal, ilmiah & akademisi. Karena memang segmentasi pembacanya bukanlah orang biasa. 

Terkait dgn materi penulisan pada bentuk formal, dapat diambil dr jurnal bahkan bisa pula diambil dr skripsi, tesis, & disertasi. Adapun bentuk format terkait dgn penyusunan biasa penulisan buku monograf yg perlu Anda tahu. 

  1. Menggunakan kertas ukuran 15 x 23 cm atau ukuran B5
  2. Ada batas sekurang-kurangnyahalaman, yaitu tak boleh kurang dr 80 halaman belum tergolong daftar tabel, daftar isi, daftar lampiran, daftar gambar, kata pengantar, prakata, daftar pustaka, lampiran & daftar perumpamaan. 
  3. Secara teknis, buku ini wajib ditulis dlm 1 kolom 
  4. Aturan margin kiri, kanan, atas & bawah masing-masing menggunakan 3 cm. 
  5. Gunakan abjad patokan, yakni Times New Roman 
  6. Gunakan jarak spasi antar baris 1, 15
  7. Buku ini wajib diterbitkan oleh penerbit yg sudah menjadi anggota IKAPI & setiap buku yg diterbitkan mempunyai ISBN. 
  8. Mencantumkan & menambahkan daftar pustaka, daftar perumpamaan, indeks (bila ada)

Itulah beberapa format penyusunan buku monograf dlm bentuk formal. Adapun hal tak kalah penting, yakni substansi sesuai dgn kompetensi & road map observasi ketua penulis & tak melanggar falsafah Pancasila & Undang-Undang Dasar 45. 

Baca Juga: Perbedaan Buku Monograf, Buku Ajar, Buku Referensi

4. Bisa Diterbitkan 

Adapun karakteristik lain dr buku monograf, yaitu mesti mampu diterbitkan. Karena monograf bentuknya ialah buku, maka wajib memiliki ISBN. ISBN yaitu International Standard Book Number.

Sementara pada jurnal bukan ISBN, melainkan ISSN atau kepanjangan dr International Standar Serial Number. Mungkin ada yg bertanya, bagaimana cara mendapatkan ISBN? Ada beberapa penerbit buku yg sudah memberikan ISBN setiap buku yg diterbitkan oleh penulis. 

Namun ada pula jalur di mana Anda selaku penulis buku monograf mengurus ISBN dengan-cara mandiri. Atau bisa pula melalui institusi perguruan tinggi tempat Anda bernaung.

Namun karena pengajuan ISBN syaratnya sukar untuk klasifikasi perorangan, & mesti berbentuk PT atau Instansi kelembagaan, maka tak heran bila banyak yg menentukan sederhananya, yaitu menerbitkan buku monograf mereka ke penerbit atau ke penerbit kampus. 

Baca pula : Cara Mendapatkan ISBN

5. Fokus pada Satu Cabang Ilmu

Karakteristik buku jenis ini dibentuk berdasarkan satu cabang ilmu tertentu saja. Misal ihwal psikologi, maka buku monograf mampu mengulas perihal psikologi pendidikan, atau psikologi sosial & masih banyak lagi.  Bahkan dlm sub cabang ilmu masih mempunyai sub sub cabang lainnya. 

Jadi Anda mampu mengambil satu topik spesifik yg memang mesti dibahas dengan-cara mendetail.  Terkait dgn cabang ilmu, tentu saja Anda bisa mengambil sesuai dgn potensi, & kapasitas yg Anda miliki saja. 

6. Bisa Dijadikan Rujukan 

Karakteristik yg tak kalah penting yg lain dr buku ini, dapat digunakan selaku rujukan. Baik itu untuk kepentingan rujukan penelitian, pendidikan, pengajaran masih masih banyak lagi. 

Umumnya selain digunakan sebagai rujukan para dosen, ternyata sering pula dipakai oleh mahasiswa yg sedang menjalankan skripsi, tesis, ataupun disertasi.  Hal ini karenakan monograf memiliki reputasi yg cukup mendukung untuk menyelesaikan peran final mereka. 

Itulah beberapa karakteristik buku monograf yg perlu di garis bawahi. Pada dasarnya, buku ini bersifat terbarukan. Hal ini didasarkan pada sumber & metode penulisannya yg dikerjakan dengan-cara ilmiah. Di mana buku monograf ditulis berdasarkan permasalahan yg terjadi saat ini. 

Baca Juga: Menguasai Fungsi Menulis Buku Monograf

Susunan Buku Monograf

Nah, apakah Anda merasa galau bagaimana menyusun buku monograf? Berikut ada beberapa susunan buku monograf.

1. Struktur Konten 

Susunan buku monograf ditinjau dr struktur konten bergotong-royong tak ada ketentuan baku terkait berapa bab. Asalkan memenuhi beberapa unsur mirip berikut. 

a. Pendahuluan

Pendahuluan salah satu bab yg tak kalah pentingnya untuk diamati. Di bagian inilah Anda dituntut agar bisa menulis dengan-cara menawan, supaya mempesona para pembaca.

Pendahuluan yg baik akan menentukan kesan pertama pembaca. Struktur konten tatkala menulis pendahuluan mesti menampung  beberapa unsur lagi yg meliputi latar belakang, rumusan duduk perkara, & tujuan. Lebih lengkapnya mampu simak selaku berikut. 

Baca : Cara Menulis Pendahuluan

b. Latar belakang 

Penulisan latar belakang ialah center konsentrasi yg hendak dibahas & diulas. Secara garis besar, latar belakang menuliskan wacana tema tertentu biar pembaca mengetahui. Penulisan latar belakang pun perlu disusun biar gampang dipahami, dicerna, & menurut fakta.

Baca : Cara Membuat Latar Belakang

c. Rumusan problem 

Sementara yg dimaksud dgn rumusan masalah menampung pertanyaan penulis terhadap topik atau tema tertentu. Dengan kata lain, rumusan dilema mencoba untuk bertanya & menjajal ingin memecahkan masalah.

Umumnya bentuk rumusan persoalan berupa pertanyaan. Kemudian pertanyaan tersebut dijawab dgn melaksanakan observasi, percobaan eksperimen, atau dgn cara observasi ilmiah lainnya.

Baca : Contoh Rumusan Masalah

d. Tujuan 

Di bagian pendahuluan pula perlu dituliskan tujuan kenapa buku monograf Anda buat & anda tuliskan. Jadi tentukan untuk mampu menemukan tujuan dr menulis monograf. Terkait dgn tujuan observasi, Anda mampu menaruh di penggalan Prakata.

Itulah unsur yg wajib terpenuhi di dlm struktur konten. Setelah memahami struktur konten, ada yg disebut pengantar dlm penulisan monograf. 

2. Pengantar 

Susunan buku monograf selanjutnya yaitu pengirim . Lokasi pengantar ada di lembar paling utama. Dalam bahasa lazimnya , disebut dgn kata pengantar.

Terkait teknis penulisan pengirim , banyak yg salah dlm memahaminya. Pengantar yg ditulis oleh si penulis disebut dgn prakata atau preface. 

Sementara pengantar yg ditulis oleh penerbit, editor, atau orang lain maka disebut dgn kata pengantar atau foreword. Kaprikornus penulisan pengantar dapat dilihat dr segi penulisannya ditulis oleh siapa pun. 

Baca : Cara Membuat Kata Pengantar

3. Pendahuluan 

Selain pengantar & struktur monograf, ada pula yg disebut dgn pendahuluan. Pendahuluan mempunyai beberapa unsur yakni latar belakang, rumusan duduk perkara & prakata. Yang masing-masing poin tersebut sudah ada pada struktur konten monograf. 

4. Tinjauan pustaka 

Susunan buku monograf yg selanjutnya, penting sekiranya menyertakan tinjauan pustaka. Beberapa goresan pena tak diusulkan untuk mengutip hasil penelitian yg penulis pernah publikasikan, atau mengambil dr goresan pena sendiri. 

Nah, berlawanan dgn buku monograf yg justru diizinkan untuk untuk mengutip dr jurnal, artikel, atau apapun itu. Sebagai buku yg sering dipakai sebagai rujukan, maka penting sekali penulis buku jenis ini untuk memastikan tinjauan pustaka yg dipakai selaku referensi. 

Jika ingin mengutip, tentukan mengutip pada hasil penelitian yg mampu dipertanggungjawabkan. Hindari pengambilan data dr situs web, blog, atau apapun itu yg tak memiliki kejelasan sumber.

5. Hasil & pembahasan 

Terkait dgn hasil & pembahasan, kemasan buku ini lebih banyak memakai pustaka teladan. Paling tak 70% mengacu dr sumber referensi yg dapat mengemban amanah. Jika buku monograf diajukan dlm konteks pengajuan kredit poin, kalau tak memenuhi 70% maka akan mensugesti penilaian. 

Kecuali buku monograf itu cuma didedikasikan untuk diri sendiri. sifatnya tak dipublikasikan, maka tak mengajuk pada 70% tak menjadi duduk perkara. Oh iya, hal yg sering tak banyak dimengerti terkait penulisan monograf yakni materi penyerta. 

Maksud dr bahan penyerta yaitu menambahkan gambar, tabel, diagram atau apapun yg sekiranya mampu memberikan pertolongan. Adapun aturan jikalau ingin memakai gambar, pastikan ukuran gambar tak terlalu besar & tak terlalu kecil. Ukuran gambar paling tak setengah halaman saja.

6. Daftar Pustaka 

Siapa sih yg tak tahu perihal daftar pustaka? Pastinya Anda sudah tak ajaib lagi bukan? Yap, daftar pustaka pada buku ini dengan-cara teknis penulisannya berlainan dibandingkan dgn buku referensi & buku-buku yg lain. 

Jika biasanya daftar pustaka ditulis di pecahan akhir. Maka, pada susunan buku monograf ditulis di tiap simpulan bab. Misalnya, di bab 1 sudah selesai dibahas. Bagian belakang ditambahkan daftar pustaka. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat bahasan yg sedang dibahas dengan-cara lebih spesifik. 

Pembaca pula jadi tahu dlm satu bagian tersebut memakai sumber referensi dr mana saja. Adapun hal penting terkait penulisan daftar pustaka.

Pastikan jikalau sumber referensi yg dipakai dlm monograf bukan dlm bentuk, melainkan disarankan menggunakan sumber referensi dr sumber primer atau yg familiar disebut dgn jurnal. 

Baca pula : Cara Menulis Daftar Pustaka dr Website

Kesimpulan

Itulah beberapa hal terkait dgn struktur konten pada buku monograf. Sebagai perhiasan informasi yg mungkin Anda pula sering menanyakannya. Misalnya untuk masalah penulisan monograf yg ditulis oleh banyak penelitian. Maka, wajib membuat persetujuan di atas materai ke tim observasi. 

Sementara untuk kasus penelitian, di mana dosen melibatkan mahasiswanya, maka dosen hasil penelitiannya dapat diklaim oleh peneliti atau dosennya.

Namun tak berlaku apabila observasi tersebut ialah penelitian dr mahasiswa, & dosen selaku sponsor, maka dosen tak mampu mengklaim penelitian si mahasiswa tersebut.

Atau mungkin Anda seorang dosen atau tenaga pendidik yg sedang mencari tahu wacana buku monograf untuk keperluan naik jabatan atau poin kredit. Semoga sedikit ulasan ini memberi manfaat. 

Baca Juga: Menulis Buku Monograf: Kriteria Penilain Kredit Poin

  √ 12 Alasan Pentingnya Menulis Sejak Dini, Sudahkah Saat Ini Mulai Menulis?