Daftar Isi
Memahami bagaimana relevansinya antara judul & tujuan propaganda media
Judul & Tujuan Propaganda – Dalam instruksi etik jurnalistik versi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yg lama, terdapat satu pasal yg mengatur perihal penulisan judul informasi.
Namun sayang, dlm Kode Etik Jurnalistik Tahun 2003 pasal tersebut dihapus. Begitu pula dlm Kode Etik Jurnalistik tahun 2006. Hal yg sama tak dengan-cara khusus dikelola juga. Pasal 9 isyarat etik Jurnalistik tahun 2006, hal yg sama pula tak dikontrol seperti pada pasal 2003 juga.
Di tengah penduduk yg demokrasinya belum meningkat baik, kerap kali media masa berupaya menjual isu dgn menciptakan judul yg sensasional, provokatif, & memakai judul yg bisa mengaduk-aduk pembacanya. Seperti disebutkan oleh Mario Garcia, desainer dr kompas.
Ia (Mario) menuturkan bahwa maraknya judul-judul yg provokatif ini disebabkan oleh realita masyarakat sendiri yg lebih menyukai isu yg simpel. Di tengah hingar bingar aktivitas sosial yg sungguh padat.
Membaca informasi yg judulnya provokatif bisa mempercepat pembacaan isu lebih cepat. Hanya lewat judulnya saja pembaca telah mempunyai awang-awang bagaimana isi dr gosip itu seperti apa.
Berbohong dgn Judul
J.S Badudu, seorang pakar bahasa di Universitas Indonesia yg sungguh tekun mengamati bahasa jurnalistik pada tahun 1984 pernah menuding dengan-cara jelas-terangan bahwa media pers di Indonesia sering melaksanakan penipuan lewat judul beritanya. Menurutnya, dengan-cara tak sadar pers sering melaksanakan kebohongan publik lewat judul-judul beritanya.
Beberapa judul pada media info yg dianggap berbohong salah satunya selaku berikut.
“Pinjaman USD200 Juta Diberikan Indonesia”
“Pra-Piala Dunia Gulingkan Hong Kong 2-0”
Kalau kita lihat, kedua judul di atas sangatlah membingungkan. Secara sekilas, judul pertama membuat kita berasumsi bahwa Indonesia sudah mampu menjadi donatur atau memberi perlindungan pada negara lain dgn bantuan mencapai USD200 juta. Indonesia yg selama ini dikenal selaku negara peminjam ternyata pula dapat menawarkan pemberian pada negara lain. Padahal nyatanya, apa yg dimaksudkan oleh pembaca tak mirip itu.
Pertama, judul isu yg dibentuk mirip di atas didasari atas manipulasi permainan bahasa. Jika ditilik dengan-cara kebahasaan, sebaiknya sebelum ada kata Indonesia di depanya ada kata “Kepada. Makara judulnya akan menjadi Pinjaman USD2000 Juta Diberikan Pada Indonesia.
Judul info ini dibiarkan mempunyai ambiguitas supaya para pembaca media masing-masing memiliki dua pandangan yg berlawanan-beda. Nah, karena adanya perbedaan persepsi inilah kemudian yg menimbulkan terjadinya benturan antara pihak yg pro dgn pemerintah dgn pihak yg kontra.
Nah, karena ada yg pro & kontra ini kemudian dimanfaatkan oleh media untuk mengembangkan traffick. Kita tahu bahwa judul isu yg memiliki ambiguitas itu biasanya akan banyak dibubuhi komentar oleh para pembacanya.
Demikian pada judul kedua, redaksi sengaja menetralisir kata penghubung “Oleh” agar judul info tersebut memiliki sifat ambiguitas. Pemilihan judul mirip ini bermaksud sama, yaitu supaya bisa menjadikan multi interpretasi pada pembacanya. Sehingga pada kesudahannya, kegaduhan pun muncul pada media tersebut.
JS Badudu beranggapan bahwa dua acuan di atas merupakan suatu penggunaan prinsip ekonomi kata (word economy) yg salah kaprah. Contoh tersebut memperlihatkan bahwa kian tinggi keambiguitasan suatu gosip itu, maka akan makin mempesona untuk di klik oleh para pembaca.
Di era digitalisasi yg lebih modern. Media pers kemudian menciptakan berita-isu yg kelihatan aneh, bahkan judul yg dibuat sungguh panjang. Salah satu pencetus media yg paling getol dlm menciptakan judul-judul informasi yg ambigu yaitu media Tribunnews. Di media ini, kalian akan banyak temui judul-judul yg panjang pula ambigu. Silahkan pembaca saya cek sendiri kebenarannya.
Apa yg harus dilaksanakan agar kita tak tertipu kepada judul & tujuan propaganda media ?
Menyikapi banyaknya judul & tujuan propaganda di media masa, kami (siswapedia) sarankan bagi temen-temen agar lebih waspada lagi dlm membaca isu. Saran & kiat kami susun dlm halaman artikel tersendiri berjudul Memahami Berita Dari Media Elektronik & Media Cetak.