√ Jitu Presentasi Menarik Hati Penyebar-Ilmu Buku

Anda sudah menulis buku? Menurut Anda, buku yg ditulis tak kalah elok dgn tulisan yg sudah diterbitkan penerbit buku. Tapi kenapa naskah ditolak penerbit buku?

Barangkali penerbit buku menolak naskah yg Anda tawarkan lantaran anjuran yg Anda buat kurang menarik, tak menyentil editor & sejenisnya. Membuat ajuan buku ke penerbit memang butuh ketrampilan presentasi dlm bentuk tulisan.

Presentasi sungguh penting. Presentasi bisa dikatakan memperlihatkan penampilan paling mempesona dr isi buku sebagai wajah buku. Presentasi menulis proposal naskah keren, isi biasa-biasa saja, lebih potensial lolos. Itu sebabnya banyak buku-buku yg judulnya keren, setelah membaca, pembaca merasa tertipu oleh ekspektasi pembeli yg di pancing dgn judul yg menawan.

Presentasi membuat lebih mudah editor untuk memilahnaskah yg masuk. Rahasia lazim, bagi penerbit mayor ternama sudah barang tentu menerima kiriman naskah yg banyak. Banyaknya naskah masuk memaksa seorang editor mengoreksi naskah yg masuk dgn kerja cerdas. Tatkala tampilan anjuran naskah di awal kurang menarik, segera dihindari. Padahal, tak menutup kemungkinan usulan yg jelek bukan mempunyai arti isi buku jelek. Dari sudut pandang yg lain, pihak editor tak banyak waktu untuk menelaah sedemikian detail naskah yg masuk.

Penyebar Ilmu buku hanya akan menyaksikan isi naskah dengan-cara mendetail tatkala usulan naskah lolos seleksi permulaan. Tatkala lolos, & di ACC, barulah seleksi naskah keseluruhan. Mulai dr tanda baca, konten isi & alur. Lalu, apa itu penyajian? Dan sebenarnya sesulit apa presentasi dengan-cara tertulis? Berikut beberapa poin pentingnya.

Presentasi Semudah Kita Bercerita

Seorang penulis tak hanya cekatan menulis saja. Melainkan pula trampil dlm presentasi. Jangan bayangkan penyajian sebagai monster yg menyeramkan. Jangan bayangkan penyajian sesuatu yg sulit, merepotkan & buang-buang waktu. Jangan berpendapat penyajian itu identik dgn kecakapan dlm berbicara. Presentasi yg saya maksudkan di sini yakni penyajian melalui goresan pena.

  √ Tiga Hal Penting Model SOP Pada Buku Teks

Presentasi lewat tulisan yg dituliskan ke dlm usulan naskah berlainan dgn menulis naskah. Butuh ketrampilan memadupadankan diksi dengan-cara sempurna, singkat & atraktif. Presentasi singkat mengajukan naskah ke penerbit biasannya hanya selembar atau dua lembar saja. walaupun cuma 1-2 lembar, isinya sudah melingkupi seluruh dr buku yg Anda tulis.

Sulitkah menciptakan penyajian dengan-cara tulis cuma dgn satu lembar kertas saja?

Bagi sebagian orang, menulis cerpen & menulis teenlit & novel jauh lebih gampang menulis selain cerpen. Ada yg beranggapan bahwa menulis cerpen sulit karena dibatasi halaman. Batas minimum halaman yg singkat mampu menampung suatu dongeng yg melingkupi pengenalan, konflik & solusi. Perlu kepandaian dlm memainkan plot & jalan cerita sedemikian rupa. Berbeda tatkala menulis Novel & teenlit, penulis bisa sedikit leluasa memainkan panjang pendeknya alur & jalan kisah. Disitulah penulis bebas menuangkan inspirasi-ilham dgn panjang lebar. Dengan kata lain, menulis dengan-cara ringkas lebih sulit, dibandingkan menulis yg dijabarkan.

Mempresentasikan goresan pena ke penerbit buku mempunyai tingkat kesusahan yg menyerupai dgn menulis cerpen. Dibutuhkan yg namannya ketepatan memilih diksi & pengabungan kalimat yg efektif. Editor kebanyakan lebih kepincut dgn penulisan singkat, padat, terang, menarik, komunikatif & atraktif. Mempresentasikan naskah dlm bentuk tawaran, jikalau boleh saya bilang mirip sinopsis, yg terdiri dr keseluruhan isi cerita. Bedanya, tatkala kita mempresentasikan naskah di dlm usulan naskah tertulis perinciannya. Mulai dr latarbelakang pandangan baru, segmentasi pasar, inti dr naskah, & selling point yg ingin ditonjolkan dlm buku apa saja.

Benarkah Presentasi Itu Sulit?

tidak sudah biasa presentasi memang menghambat dlm menyampaikannya. Bukan mempunyai arti mengalah begitu saja. Dalam kehidupan sehari-hari, saya & Anda berkomunikasi, bercerita & bersosial dgn cara penyajian. Dengan kata lain, tanpa kita sadari, dlm kehidupan sehari-hari kita sudah terbiasa mempresentasikan hal-hal kecil yg kita dengar, lihat & kita rasakan. Masih tak yakin bila Anda handal berpresentasi? Coba perhatikan, tatkala pulang dr kantor, Anda menceritakan sahabat kantor yg meninggal tatkala berangkat ke kantor. Dengan dramatisnya Anda menceritakan dongeng yg Anda dengar dr rekan kerja yg kebetulan menyaksikan kecelakaan tersebut. Istri Anda yg menyimak pun merasa kasihan, murung & ngeri. Dari apa yg Anda ceritakan begitu dramatis inilah yg membuat istri Anda tergangga.

  √ Merasa Buntu atau kehabisan Ide dalam Menulis? Ini Trik nya

begitupun tatkala kita presentasi menulis. Kita sedemikian menawan menuliskannya. Kita berupaya untuk menciptakan Editor pula terpana & terpukau. Jika masih terlalu sulit, tak ada salahnya mengganggap editor selaku Istri/suami yg tergangga mendengarkan penyajian kita.

Apa Inti Presentasikan Ke Penyebar Ilmu Buku?

Kunci dr mempresentasikan melalui anjuran naskah ke penerbit seperti proses jual beli. Tatkala Anda beli sembakau, ada interaksi antara penjual & pembeli dengan-cara lisan. Berlaku demikian tatkala Anda menawarkan naskah pada penerbit. Lalu sejak kapan penyajian dengan-cara tertulis ada? Memang, biasanya penyajian dikerjakan dengan-cara ekspresi. Seiring pertumbuhan waktu, terpisahkan jarak antara penulis & penerbit puluhan bahkan ratusan kilometer, maka munculah perumpamaan penyajian dengan-cara tertulis.

Inti dr presentasi ialah menghipnotis pihak lawan. Mempengaruhi si editor, berharap terpesona, melirik & meng-ACC- naskah untuk diterbitkan. Saat melakukan penyajian, dengan-cara tak langsung mempengaruhi penerbit supaya tertarik. Tentu saja menghipnotis dengan-cara alamiah, bukan mensugesti dgn paksaan. Sejatinya, penyajian tertulis yg berhasil ialah tulisan yg disampaikan dengan-cara komunikatif, seperti mengajak Editor mencicipi eksklusif & mengetahui betul apa yg tengah dibacanya.

Dari uraian paragraf di atas, inti dr presentasi ialah obrolan, persuasi. Tatkala kita lezat menyampaikan dgn bahasa komunikatif, maka penerbit buku akan lezat menangkap apa yg kita sampaikan. Semakin pihak penerbit lezat menangkap, semakin mudah pula pihak penerbit untuk memetakan potensi pasar, segmentasi pembaca hingga laba kedua belah pihak. Tatkala semua itu potensial dr ledua belah pihak, maka akan lanjut ke tahap penerimaan naskah.

 

Referensi :

Hakim, Budiman. 2015. Saya Pengen Jago Presentasi. Yogyakarta : Galangpress.

[Elisa]