√ Gambar Ginjal

Struktur Makroskopis

Ginjal merupakan organ pada badan insan yg menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yg terutama adalah selaku organ ekskresi & pengatur kesetimbangan cairan & asam basa dlm badan.


Terdapat sepasang ginjal pada insan, masing-masing di sisi kiri & kanan (lateral) tulang vertebra & terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum).Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi pula dgn sepasang ureter, suatu vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) & uretra yg membawa urine ke lingkungan luar badan.


Pengertian Ginjal

Ginjal merupakan organ yg berupa   seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan & kiri vertebra).Terletak di cuilan belakang kavum abdominalis di belakang peritorium pada kedua sisi vertebra lumbalis III-1V pada ginjal kanan & vertebra lumbalis II-III pada ginjal kiri, menempel langsung pada dinding belakang abdomen.. Dari batasan tersebut mampu terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.

Gambar-Ginjal

Gambar 1: Ginjal


Secara lazim, ginjal terdiri dr beberapa serpihan:

  • Korteks, yakni cuilan ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dr korpus renalis/Malpighi (glomerulus & kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal & tubulus kontortus distalis

  • Medula, yg terdiri dr 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dr tubulus rektus, lengkung Henle & tubukus pengumpul (ductus colligent)

  • Columna renalis, yakni potongan korteks di antara pyramid ginjal

  • Processus renalis, yakni pecahan pyramid/medula yg menonjol ke arah korteks

  • Hilus renalis, yaitu suatu penggalan/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal

  • Papilla renalis, yaitu cuilan yg menghubungkan antara duktus pengumpul & calix minor

  • Calix minor, yaitu percabangan dr calix major

  • Calix major, yakni percabangan dr pelvis renalis

  • Pelvis renalis, disebut pula piala ginjal, yakni serpihan yg menghubungkan antara calix major & ureter

  • Ureter, yaitu terusan yg membawa urine menuju vesica urinaria

     


Baca Juga :Struktur Otot


Unit fungsional ginjal disebut nefron.Nefron terdiri dr korpus renalis/Malpighi (yaitu glomerulus & kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yg bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dr & menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal).


Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yakni nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yg relatif jauh dr medula serta cuma sedikit saja bagian lengkung Henle yg terbenam pada medula, & (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, mempunyai lengkung Henle yg terbenam jauh ke dlm medula & pembuluh-pembuluh darah panjang & lurus yg disebut sebagai vasa rekta.


Ginjal diperdarahi oleh a.v renalis. A. renalis merupakan percabangan dr aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yg akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior.

Ginjal memiliki persarafan simpatis & parasimpatis.Untuk persarafan simpatis ginjal lewat segmen T10-L1 atau L2, lewat n.splanchnicus major, n.splanchnicus minus & n.lumbalis.Saraf ini berperan untuk vasomotorik & aferen viseral.Sedangkan persarafan parasimpatis melalui n.vagus.


  • Ureter

Ureter merupakan susukan sepanjang 25-30 cm yg menjinjing hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dr pelvis renalis menuju vesica urinaria.Terdapat sepasang ureter yg terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.

Ureter

Gambar 2: Ureter


Ureter sesudah keluar dr ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dgn a.iliaca communis. Ureter berjalan dengan-cara postero-inferior di dinding lateral pelvis, kemudian melengkung dengan-cara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria.


Adanya katup uretero-vesical menangkal pemikiran balik urine sesudah memasuki kandung kemih.Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yakni peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dlm vesica urinaria.Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk kerikil/kalkulus.


Ureter diperdarahi oleh cabang dr a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior.Sedangkan persarafan ureter lewat segmen T10-L1 atau L2 lewat pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior & inferior.


Baca Juga :Kingdom Plantae – Pengertian, Ciri, Reproduksi & Klasifikasi


  • Vesica Urinaria

Vesica urinaria, sering pula disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yg berasal dr ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra & lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), gotong royong dgn organ lain mirip rektum, organ reproduksi, penggalan usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik & saraf.

Vesica-urinaria

Gambar 3: Vesica urinaria


Dalam kondisi kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yg terdiri atas tiga penggalan yakni apex, fundus/basis & collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior & inferolateral dextra & sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, & lateral dextra & sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dr otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior & collum vesicae.Trigonum vesicae merupakan suatu penggalan berupa menyerupai-segitiga yg terdiri dr orifisium kedua ureter & collum vesicae, kepingan ini berwarna lebih pucat & tak mempunyai rugae walaupun dlm kondisi kosong.


Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior & inferior.Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.

Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis & parasimpatis.Persarafan simpatis lewat n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, & n.splanchnicus lumbalis L1-L2.Adapun persarafan parasimpatis lewat n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yg berperan selaku sensorik & motorik.


Baca Juga :Protista – Pengertian, Peranan, Klasifikasi, Struktur, Macam Dan Contohnya


  • Uretra

Uretra merupakan akses yg membawa urine keluar dr vesica urinaria menuju lingkungan luar.Terdapat beberapa perbedaan uretra pada laki-laki & wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm & pula berfungsi selaku organ seksual (berafiliasi dgn kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm.


Selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dr m.detrusor & bersifat involunter) & m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada perempuan hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dr kandung kemih & bersifat volunter).


Pada laki-laki, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa & pars spongiosa.

  • Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dr collum vesicae & aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yg berlanjut dgn kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
  • Pars prostatika (3-4 cm), merupakan penggalan yg melalui /menembus kelenjar prostat. Bagian ini mampu lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding penggalan lainnya.
  • Pars membranosa (12-19 mm), merupakan belahan yg terpendek & tersempit. Bagian ini menghubungkan dr prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos & di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yg berada di bawah kontrol volunter (somatis).
  • Pars spongiosa (15 cm), merupakan kepingan uretra paling panjang, membentang dr pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di penggalan luarnya


Sedangkan uretra pada perempuan berskala lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melalui diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris & vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethra yg bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tak seperti uretra laki-laki, uretra pada wanita tak memiliki fungsi reproduktif.

Urethra-pada-pria-dan-wanita

Gambar 4 & 5: Urethra pada laki-laki & wanita


  • Struktur Mikroskopis

Sistem perkemihan berisikan: a) dua ginjal (ren) yg menciptakan urin, b) dua ureter yg menenteng urin dr ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, & d) satu urethra, urin dikeluarkan dr vesika urinaria.


  • Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 hingga vertebra lumbalis ke-3.Bentuk ginjal mirip biji kacang.Ginjal kanan sedikit lebih rendah dr ginjal kiri, lantaran adanya lobus hepatis dexter yg besar.


Baca Juga :Inkubasi – Pengertian Dalam Bisnis, Alat, Teknik, Ruang Dan Perusahaannya


Fungsi ginjal

  • Memegang peranan penting dlm pengeluaran zat-zat toksis atau racun
  • Mempertahankan situasi keseimbangan cairan
  • Mempertahankan keseimbangan kadar asam & basa dr cairan tubuh
  • Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme final dr protein ureum, kreatinin & amoniak.


Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yg disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di penggalan luar, yg berwarna cokelat gelap, & medulla renalis di penggalan dlm yg berwarna cokelat lebih jelas dibandingkan cortex.Bagian medulla berbentuk kerucut yg disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yg terdiri dr lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.


Hilum adalah pinggir medial ginjal berupa konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter & nervus..Pelvis renalis berbentuk corong yg menerima urin yg diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yg masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.


Struktur halus ginjal terdiri dr banyak nefron yg merupakan unit fungsional ginjal.Diperkirakan ada 1 juta nefron dlm setiap ginjal. Nefron terdiri dr : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal & tubulus urinarius.


  • Ureter

Terdiri dr 2 saluran pipa masing-masing bersambung dr ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dgn penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen & sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.


Lapisan dinding ureter terdiri dari:

  • Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
  • Lapisan tengah lapisan otot polos
  • Lapisan sebelah dlm lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yg mendorong urin masuk ke dlm kandun
g kemih.


  • Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin.Organ ini berupa seperti buah pir (kendi).letaknya d belakang simfisis pubis di dlm rongga panggul. Vesika urinaria mampu mengembang & mengempis mirip balon karet.


Dinding kandung kemih terdiri dari:

  • Lapisan sebelah luar (peritoneum)
  • Tunika muskularis (lapisan berotot)
  • Tunika submukosa
  • Lapisan mukosa (lapisan pecahan dalam)


Baca Juga :Sistem Rangka Manusia


  • Urethra

Merupakan susukan sempit yg berpangkal pada vesika urinaria yg berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.


Pada lelaki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dr :

  • Urethra pars Prostatica
  • Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
  • Urethra pars spongiosa


Urethra pada perempuan panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris & vagina) & urethra disini cuma sebagai susukan ekskresi.


Dinding urethra terdiri dr 3 lapisan:

  • Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dr Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis & otot polos. Sphincter urethra menjaga semoga urethra tetap tertutup.
  • Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah & saraf.
  • Lapisan mukosa4,5


Fungsi Ginjal

Ginjal melakukan penyesuaian kepada pergeseran pemasukan atau pengeluaran berbagai bahan sebagai usaha untuk menjaga CES dlm batas-batas sempit yg sesuai dgn kehidupan. Fungsi ginjal sebahagian besar dlm menjaga kestabilan lingkungan cairan internal antara lain yaitu :


  1. Mempertahankan keseimbangan air dlm badan.

  2. Mengatur jumlah & konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na+, Cl, K+, HCO3, Ca2+, Mg++, SO42-, PO43- & H+. bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi sebagian elektrolit ini dlm CES dapa mengakibatkan efek besar.

  3. Memelihara volume plasma yg sesuai dlm pengaturan keseimbangan asam basa & H20.

  4. Membantu memelihara keseimbangan asam basa badan dgn menyesuaikan pengeluaran H+ danHCO3 lewat urin.

  5. Memelihara osmolaritas aneka macam cairan tubuh, khususnya melalui pengaturan keseimbangan H20.

  6. Mengeksresikan produk-produk sisa (buangan) dr metabolism tubuh, misalnya asam urat, urea & kreatinin. Zat-zat ini bersifat toksik sekiranya terjadi penumpukan.

  7. Mengeksresikan banyak senyawa gila, misalnya obat, zat penambah pada makanan dll.

  8. Mensekresikan eritropoeitin, hormone yg mampu merangsang pembentukan SDM.

  9. Mensekresikan rennin, suatu hormone yg memicu reaksi konversi garam oleh ginjal.

  10. Mengubah vitamin D ke bentuk aktifnya.


Sistem kemih terdiri dr organ ginjal yg penting dlm pembentukan urin.Ginjal terdiri dr jutaan unit fungsional yg dikenal selaku nefron. Fungsi nefron antara lain :

 

Tabel 1

Fungsi-nefron


Baca Juga :Kulit – Fungsi, Anatomi, Struktur, Lapisan, Kelenjar Dan Susunannya


Proses Pembentukan Urin

Proses-Pembentukan-Urin

Gambar 6: Mekanisme pembentukan urin


  • Filtrasi glomerulus

  1. Pada dikala darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus ke dlm kapsula Bowman.
  2. Untuk dapat difiltrasi, suatu bahan mesti melewati :
  3. Pori-pori antara sel endotel di kapiler glomerulus
  4. Membran basal aselluler-terdiri dr glikoprotein (menghalangi filtrasi protein) & kolagen (menciptakan kekuatan struktural).
  5. Celah filtrasi antara tonjolan-tonjolan podosit di lapisan dlm kapsul Bowman
  6. Tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menyebabkan filtrasi pada glomerulus. Cairan filtrasi dr glomerulus akan masuk menuju tubulus, dr tubulus masuk kedalam ansa henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, & risikonya keluar dlm bentuk urine.
  7. Permiabilitas membran kapiler glomerulus 100-1000 kali lebih permiabel dibandingkan dgn permiabilitas kapiler pada jaringan lain.


  • Pengaturan GFR (Glomerulus Filtration Rate)

Rata-rata GFR wajar pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria. Faktor-faktor yg mempengaruhi besarnya GFR antara lain ukuran anyaman kapiler, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, & tekanan osmotik yg terdapat di dlm atau di luar lumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut:


  1. Tekanan hidrostatik kapiler pada glomerulus 55 mmHg
  2. Tekanan hidrostatik capsula bowman 15 mmHg
  3. Tekanan osmotic koloid plasma 30 mmHg
  4. Tekanan osmotic netto yg mendorong filtrasi = 55-(30+15) = 10 mmHg. Tekanan ringan ini merupakan
    penyebab berpindahnya sejumlah besar cairan dr darah menembus membran glomerulus yg sangat permeabel.


  5. Tekanan darah kapiler glomerulus yaitu gaya pendorong utama yg berperan untuk menginduksi filtrasi glomerulus. Semakin tinggi tekanan kapiler pada glomerulus makin berkembangfiltrasi & sebaliknya semakin tinggi tekanan pada capsula bowman, serta tekanan osmotic koloid plasma akan mengakibatkan makin rendahnya filtrasi yg terjadi pada glomerulus.


  • Faktor-faktor yg mensugesti laju filtrasi glomerulus (GFR).

  1. Faktor-faktor yg menghipnotis laju filtrasi glomerulus sebagai berikut:
  2. Tekanan glomerulus: makin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasma kian menurun laju filtrasi, & semakin tinggi tekanan capsula bowman makin menurun laju filtrasi.
  3. Aliran darah ginjal: kian cepat aliran darah ke glomerulus makin berkembanglaju filtrasi.
  4. Perubahan arteriol aferen: apabila terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan ajaran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya.

  5. Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya.
  6. Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan & sedang akan menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga mengakibatkan penurunan laju filtrasi glomerulus.
  7. Perubahan tekanan arteri, kenaikan tekanan arteri lewat autoregulasi akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehingga menimbulkan penurunan laju filtrasi glomerulus.

  • Autoregulasi GFR terdiri dr dua mekanisme yakni :


  • Mekanisme miogenik

  1. Otot polos vaskuler arteriol berkontraksi dengan-cara inheren kepada respons terhadap peregangan yg seterusnya memajukan tekanan di dlm pembuluh.
  2. Vasodilatasi : terjadi apabila pembuluh teregang karena penurunan tekanan darah
  3. Vasokonstriksi : terjadi apabila meningkatnya tekanan darah


Baca Juga :Coelenterata Adalah


  • Mekanisme tubuloglomerulus

  1. Melibatkan apparatus juxtaglomerulus.
  2. Macula densa berfungsi mendeteksi kecepatan pedoman cairan dlm tubulus & sebagai respons, sel-sel dr macula densa ini menyebabkan pengeluaranzat-zat kimia vasoaktif dr apparatus juxtaglomerulus.
  3. Contoh : kenaikan GFR balasan peningkatan tekanan arteri, mengembangkan pengangkutan Na+ ke tubulus distalis. Sebagai respons,macula densa mendeteksi, & mensekresi ATP & adenosine di mana keduanya melakukan pekerjaan dengan-cara parakrin kepada arteriola afferent, menimbulkan konstriksi & seterusnya memajukan pedoman & tekanan arteri, mengembalikan GFR ke batas normal.


  • Komposisi Filtrat Glomerulus

Dalam cairan filtrat tak didapatkan eritrosit, sedikit mengandung protein (1/200 protein plasma). Jumlah elektrolit & zat-zat terlarut lainnya sama dgn yg terdapat dlm cairan interstitisial kebanyakan. Dengan demikian komposisi cairan filtrat glomerulus hampir sama dgn plasma kecuali jumlah protein yg terlarut. Sekitar 99% cairan filtrat tersebut direabsorpsi kembali ke dlm tubulus ginjal.3


  • Reabsorpsi dlm tubulus

Hampir 99% dr cairan filtrat direabsorpsi kembali bersama zat-zat yg terlarut didalam cairan filtrate tersebut. Akan tetapi tak semua zat-zat yg terlarut mampu direabsorpsi dgn sempurna, antara lain glukosa & asam amino. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus melalui dua cara yaitu:

  • Transport aktif

  1. Zat-zat yg mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yakni ion Na+, K+, PO4-, NO3-, glukosa & asam amino.
  2. Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, lewat sel tubulus kedalam pembuluh kapiler peritubuler disebabkan perbedaan berpotensi listrik didalam epitel tubulus & diluar sel. Perbedaan electrochemical gradient ini menolong terjadinya proses difusi.
  3. Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam & diluar sel tubulus menolong mengembangkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium disebabkan permiabilitassel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan lantaran terdapat banyak mikrovilli yg memperluaspermukaan tubulus. Proses ini memerlukan energi & mampu berjalan terus-menerus.


  • Transpor pasif

Zat paling penting yg direabsorpsi dengan-cara pasif yaitu Cl, H2O, & urea. Terjadinya transport pasif diputuskan oleh jumlah konsentrasi air yg ada pada lumen tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yg terlarut dlm cairan filtrate & perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yg mengalami transfor pasif, misalnya ureum,sedangkan air keluar dr lumen tubulus lewat prosese osmosis.


  • Perbedaan kemampuan reabsorpsi tubulus

  1. Tubulus proksimal :Tubulus proksimal ginjal mempunyai banyak mitokondria & membutuhkan energi untuk mengaktifkan sistem pompa natrium guna transport aktif ion Na+. Karena adanya reabsopsi di tubulus proksimal ini cuma 1/3 dr hasil filtrat glomerulus akan dilepaskan ke ansa Henle.
  2. Ansa Henle :Tubulus ini terbagi menjadi dua cuilan. Bagian decendens mempunyai sedikit mitokondria di sel epitelnya, & mempunyai permeabilitas yg tinggi kepada air & agak permeabel kepada urea & ion natrium.Bagian ascendens bersifat sedikit permeabel kepada air & urea, sehingga menangkal peningkatan konsentrasi urin karena terlepasnya air ke jaringan sekitar.
  3. Tubulus distal :Bagian segmen dilusi bersifat impermeable, dgn epitel endotel yg unik memungkin difusi pasif dr ion negatif yg akan diikuti oleh difusi pasif ion kasatmata. Sedangkan pecahan simpulan epitelnya mendukung tranport aktif ion K+ ke dlm lumen tubulus, tetapi impermeable kepada urea.
  4. Duktus Koligens :Permeabilitasnya dipengaruhi oleh hormon ADH, kenaikan ADH akan menyebabkan peningkatan permeabilitas & menimbulkan reabsopsi air yg meningkat. Selain itu epitelnya mendukung transport aktif ion nyata (K+, Na+, H+ dan Ca+).


  • Mekanisme Counter Current. (prosedur pemekatan & pengentalan urin)

  1. Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle. Sistem multiplikasi dengan-cara dasarnya ialah suatu proses di mana H2O & Na+ (secara transport aktif, disertai Cl dengan-cara pasif) diekstrak dr cairan filtrate keluar pars ascenden lengkung.
  2. Terdiri dr :
  3. 2 pembuluh sejajar, berdekatan,
    cukup panjang (nefron juxtamedullare), anutan bertentangan, bentuk pipa U.


  • Terdiri dr :


  • Counter Current Multiplier :

Bermula di tubulus kontortus proksimal di mana air & zat-zat tertentu di reabsorpsi sehingga menimbulkan cairan filtrat memiliki osmolaritas yg sama dgn cairan interstitial tubuh. Di ansa Henle pars descendens (concentrating segment), membran yg permeabel kepada air & impermeable terhadap solute lain memjadikan osmolalitas tubular berkembangterus menerus di bawah lengkung.


Di ansa Henle pars ascendens(diluting segment) yg impermeable terhadap air, & permeabel kepada NaCl & urea (segmen tipis) menjadikan cairan filtrat hipoosmotik sedangkan cairan interstitial medulla hipertonik. Secara fundamental, mekanisme ini penting dlm membentuk osmotic concentration gradient kepada cairan interstitial di samping memekatkan urin lewat reabsorpsi air.


  • Counter Current Exchanger (vasa recta)

Mekanisme ini berfungsi di vasa recta, di mana anutan darah yg rendah di vasa recta dapat mempertahankan konsentrasi NaCl & urea yg tinggi di cairan interstitial medulla.


Langkah-langkah :

  1. Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstitial yg melingkupi lengkung henle menjadi pekat
  2. Air tak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yg tersisa dengan-cara progresif menjadi encer.
  3. Pars descendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan pecahan ini & mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dlm ruang intersisium. Hal ini menimbulkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens, cairan mengalami pengenceran progrsif lantaran natrium dipompa keluar.
  4. Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekeliling lengkung henle. Konsentrasi tertinggi terdapat di kawasan yg mengelilingi cuilan bawah lengkung & menjadi makin encer mengikuti pars asendens.
  5. Di cuilan puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan bersifat hipotonik.


Daftar Pustaka

  1. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 5. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2006
  2. Pearce, Efelin C. Anatomi & fisiologi untuk paramedic. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ; 2006
  3. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia ; 2005
  4. Ganong WF. Buku asuh fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2008
  5. Guyton & Hall. Buku latih fisiologi kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Penertbit buku kedokteran EGC; 2007
  6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2001
  7. Scalon, valarie C. Buku Ajar Anatomi & Fisiologi. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC;2000

  √ Pemahaman, Sifat-Sifat Enzim Beserta Penjelasannya