Fungsi dan Mekanisme Kerja Otot – Otot merupakan jaringan yang tersusun atas protein kontraktil yaitu protein yang bisa menghasilkan gerak. Otot merupakan jaringan yang dibangun oleh sekumpulan sel – sel sejeneis untuk melaksanakan fungsi yang serupa adalah mendukung pergerakan serta lokomosi binatang. Pada vertebrata ditemukan tiga macam jaringan otot yang berbeda dalam struktur selnya, tetapi fungsi lazimnya ialah sama dengan jaringan otot yang lain adalah mendukung pergerakan baik pergerakan badan maupun organ. Pada postingan ini akan diuraikan perihal fungsi jaringan otot dan bagaimana otot mampu menggerakkan badan. Berikut penjelasannya.
Daftar Isi
Fungsi Otot
1. Sebagai alat gerak aktif
Kemampuan otot dalam berkontraksi dan berelaksasi mampu menjadikan energi yang digunakan untuk bergerak. Sel otot yang melekat pada rangka menggerakkan rangka dan mendukung dalam lokomosi binatang. Kecepatan binatang dalam berlari, menangkap mangsa, berjalan, mengambil sesuatu semua terjadi sebab adalah gerakan yang dihasilkan oleh otot yang menggerakkan rangka. Dengan demikian, mobilitas hewan sungguh ditentukan pada kekerabatan otot dengan rangka.
2. Mendukung fungsi kerja organ dalam
Sel otot yang menyusun organ dalam ibarat yang menyusun sistem pencernaan mempunyai sifat yang berbeda dengan otot yang melekat dengan rangka. Meskipun gerakan yang dihasilkan tidak sekuat dan secepat otot rangka, otot penyusun organ (otot polos) sungguh membantu dalam pencernaan makanan. Gerakan peristaltik di esofagus yaitu gerakan yang terjadi akhir kontraksi dan relaksasi otot polos. Gerakan ini terjadi sangat lamban yang perlahan menghantarkan masakan ke saluran pencernaan kuliner lainnya. Kerja lain dari otot polos sanggup dilihat pada organ reproduksi mamalia betina, rahim. Pada mamalia betina, anak akan berkembang di dalam tubuh induk betina, di dalam rahim. Dinding rahim yang tersusun atas otot polos ini bersifat lebih lentur yang mampu mengembang 500x lipat dari ukuran wajar . Kemampuan elastis ini juga didapati pada otot penyusun pembuluh darah. Dengan kemampuan tersebut, pembuluh darah arteri yang mendapatkan darah eksklusif dari jantung mampu meredam tekanan yang besar tiap kali jantung memompa darah. Sehingga tekanan darah tetap stabil.
3. Memompa darah
Jantung ialah organ yang juga disusun oleh otot khusus untuk memompa darah. Jantung harus memiliki gerakan yang lebih kuat untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Otot jantung ialah otot yang khusus menyusun jantung yang mempunyai gerakan yang besar lengan berkuasa serta tahan usang. Dengan demikian, mendukung tata cara angkutanatau sirkulasi senyawa kimia di dalam badan.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
Mekanisme Kerja Otot
Otot memiliki kesanggupan untuk berkontraksi dan berelaksasi yang mendukung lokomosi atau gerakan binatang. Gerakan tersebut terjadi alasannya adalah yaitu adanya pergeseran pengaturan susunan aktin dan miosin dalam otot. Lantas bagaimana otot mampu bergerak??? Untuk memudahkan pemahaman bagaimana otot bekerja, digunakan pergerakan yang terjadi pada otot lurik untuk menjelaskan mekanisme kerja otot.
Sarkomer yaitu satuan unit kerja pada otot yang tersusun atas filamen tebal dan tipis. Garis z ialah garis pembatas antar sarkomer pada serabut otot yang juga daerah menempelnya filamen aktin. Sementara filamen tebal terpusat di tengah sarkomer. Pita A adalah keseluruhan wilayah sarkomer yang ditandai dari kedua ujung filamen aktin yang menempel. Karena letak filamen aktin dan miosin yang berselang – seling, sehingga terdapat tempat pada sarkomer yang cuma terdapat filamen aktin dan miosin kalau kondisinya masih normal. Pita I mengatakan daerah yang cuma diduduki oleh filamen aktin saja, susunan filamen aktin tidak menyambung, tetapi bagian tengahnya kosong yang cuma terdapat filamen miosin. Zona yang cuma terdapat filamen miosin ini disebut zona H.
Kontraksi otot ditandai dengan memendeknya ukuran sarkomer. Hal ini terjadi sebab ialah antara filamen tebal dan tipis saling bertautan. Sehingga zona H yang terdapat di antara filamen tipis menjadi menghilang, sementara pita I menjadi semakin pendek. Pergerakan filamen tipis dan tebal ini diterangkan dalam versi filamen luncur. Dalam model tersebut, panjang filamen tebal dan tipis tidak berganti dikala berkontraksi, cuma saja kedua filamen saling meluncur di atas filamen yang lain secara longitudinal. Peluncuran filamen tersebut mampu diamati selaku struktur yang tumpang tindih satu sama lain.
Filamen tebal (miosin) tersusun atas “ekor”, yang memanjang. Sementara bagian “kepalanya” berupa globular yang keluar dari ikatan filamen tebal dan akan berikatan dengan filamen tipis. Sedangkan filamen tipis (aktin) tersusun atas dua untai protein aktin yang merupakan protein globular dan diikat oleh protein regulasi. Ketika berkontraksi, kepala miosin berikatan dengan bagian aktin. Hal ini terjadi saat adanya rangsang dari neuron motoris yang membebaskan asetilkolin, merangsang otot untuk berkontraksi. Tropomiosin adalah protein regulasi filamen aktin yang menutup kawasan ikatan aktin dan miosin, sementara troponin yakni protein yang menertibkan semoga tropomiosin tetap dalam posisinya. Untuk mampu berkontraksi, tropomiosin harus dibuka, supaya aktin sanggup berikatan dengan miosin. Dengan diterimanya asetilkolin (senyawa pembawa pesan dari metode saraf), maka retikulum sarkoplasmik dalam sel otot akan membebaskan ion kalsium.
Ketika tropomiosin dan troponin berikatan dengan ion kalsium tersebut, maka strukturnya akan membuka bab pengikatan pada protein aktin. Sementara pada protein miosin, bagian kepala merupakan yang akan berikatan dengan aktin. Akan dibutuhkan sejumlah energi untuk menggerakkan kepala miosin mengikat aktin. Kepala miosin kan mengikat ATP dan menghidrolisinya sehingga menciptakan sejumlah energi yang dipakai untuk mengikat aktin yang telah terbuka, sehingga membentuk titian silang. Energi dibebaskan dan kepala miosin berelaksasi dan akan menciptakan titian silang dengan kepala miosin lainnya. Miosin memiliki sekitar 350 kepala miosin yang mau berikatan dengan tempat pengikatan yang berbeda pada filamen aktin.
Relaksasi otot terjadi dikala pertautan antar filamen tersebut terhenti. sehingga mengembalikan posisi aktin dan miosin ibarat semula. Memendek dan memanjangnya ukuran sarkomer otot inilah yang menjadikan menggerakkan pada sel otot.
Sumber https://www.kakakpintar.id