Kisah Singkat Dakwah Nabi Muhammad di Madinah – Sebelum agama islam turun penduduk hidup dalam kejahiliahan (kebodohan). Telebih yang terjadi pada masyarakat Arab pada dikala itu. Mereka menyembah berhala, minum-minuman keras, membunuh belum sampaumur perempuannya, saling langgar, berjodi, dan masih banyak lagi. Dakwah islam mulai disebarkan pada tahun 612 Masehi. Dalam kurun waktu selama 30 tahun, dakwah islam telah mneyebar ke seantero semenanjung Arab, Irak, Persia, Mesir, dan Suriah.
Sebelum kehadiran islam, kota Madinah hanya terdiri dari dua bangsa ialah Arab dan Yahudi. Yahudi sendiri masih terbagi atas tiga suku diantaranya yakni Bani Quraizah, Bani Qainuqa, dan Bani Nadir. Sedangkan bangsa arab berisikan suku arab pribumi dan pendatang. Suku Arab pendatang berasal dari negeri Yaman. Selanjutnya suku pendatang ini disebut dengan suku Kharzraj dan suku Aus. Suku Arab inilah yang kelak akan menjadi kaum Anshar yang membantu Rasulullah ketika berhijrah ke Madinah.
Ditahun 621 M sebanyak 10 orang dari suku Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad SAW di Aqabah. Dihadapan Nabi Muhammad SAW, orang-orang dari suku Khazraj tersebut menyatakan diri mereka beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Ketika isu terkini haji, sebanyak 75 orang yang berasal dari Madinah mengusulkan biar Nabi Muhammad SAW berhijrah ke kota Madinah. Ketika itulah Bai’atu Aqabah yang kedua terjadi.
Selanjutnya kaum muslimin berhijrah menuju kota Madinah. Hijrah yang dilaksanakan tidak serta merta keseluruhan kaum muslimin. Hijrah dijalankan secara berangsur-angsur dalam beberapa kalangan rombongan. Sementara Nabi Muhammad SAW berhijrah dengan ditemani oleh Abu Bakar As-Shidiq.
Dalam perjalanan menuju Madinah, Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar singgah di suatu daerah yang berjulukan Quba. Di tempat tersebut Nabi Muhammad dan Abu Bakar mereka tinggal agak lama dan mendirikan suatu masjid yang dinamai dengan masjid Quba. Barulah sesudah itu Nabi melanjutkan perjalanan kembali menuju Madinah pada hari Jumat, 24 September 622 M. Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad disambut dengan bangga oleh kaum Muhajirin yang telah apalagi dahulu tiba dan juga kaum Anshar.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
Hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta umatnya dari Mekah menuju Madinah meupakan fase gres dakwah Nabi. Tak jarang Nabi SAW dan pengikiutnya menerima perlakukan buruk orang kaum kafir Quraisy saat di Mekah. Kini di Madinah, Rasulullah SAW banyak melaksanakan terobosan gres dalam berdakwah misalnya :
Daftar Isi
1. Mendirikan Masjid
Di masa Nabi, masjid tak cuma digunakan dalam urusan beribadah saja. Masjid diberdayakan selaku daerah mencar ilmu, mengendalikan pemerintahan, bahkan menyiapkan siasat perang. Di Madinah, dia membangun masjid yang pertama kalinya adalah masjid Nabawi yang bermakna masjid Nabi. Masjid tersebut didirikan di bulan rabiulawal tahun 1 Hijriah. Setelahnya barulah Rasulullah mendirikan m,asjid-masjid lainnya di kota Madinah semisal masjid Jumu’ah, masjid Quba, masjid Gamamah, masjid Bani Quraizah, masjid salman, masjid Ubay bin Ka’ab, dan masjid Ali.
2. Mempekenalkan dan Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Kaum Anshar
Nabi Muhammad SAW di Madinah telah banyak mempersaudarakan para teman dari kaum Anshar dan Muhajiri. Beberapa sahabat yang dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW diantaranya yaitu Sa’ad bin Mua’z dengan Ibnu Mas’ud, Andurrahman bin Auf denga Sa’ad bin Rabi dan lain-lain. Hal tersebut dijalankan oleh Nabi dengan tujuan mempersatukan ukhuwah umat tanpa memandang latar belakang tempat asal dan lain sebagainya.
3. Merumuskan Undang Undang
Rasulullah Muhammad SAW mengontrol hak serta keharusan ummat dengan melegalkan sebuah aturan serta aturan lewat Undang Undang yang disebut dengan piagam Madinah. Dalam piagam tersebut juga terdapat mengenai hak dan keharusan bagi penduduk Madinah yang beragama diluar islam. Secara biasa piagam Madinah berperan sebagai :
– Sarana pemersatu ummat secara khusus bagi suku Khazraj dan suku Aus
– Secara langsung piagam tersebut menyiratkan suatu pengukuhan legalitas Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin ummat dan hakim negara.
– Sebagai media penjamin kebebasan rakyat
– Sebagai media yang menjamin kebebasan beragama serta toleransi
– Sebagai sarana filterisasi kebudayaan bangsa arab
Sumber :
https://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/materi-bahan-asuh/demokrasi/dakwah-nabi-muhammad-saw-di-madinah/
Sumber https://www.kakakpintar.id