Daftar Isi
Pengertian Populasi
Kata populasi bermakna semua orang yg bertempat tinggal pada sebuah tempat. Dalam ekosistem, yg dimaksud populasi adalah semua individu sejenis yg menempati suatu kawasan tertantu. Suatu organisme disebut sejenis apabila menyanggupi persyaratan sebagai berikut :
- Menempati daerah atau habitat yg sama;
- Mempunyai persamaan morfologi, anatomi, & fisiologi;
- Mampu menghasilkan keturunan yg fertil, yakni keturunan yg mampu berkembang biak dengan-cara kawin.
Sebagai pola, pada suatu lahan seluas 200 meter persegi terdapat 800 batang jagung, 500 ekor belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, & 3 batang taanaman turi. Berdasarkan data tersebut maka di dlm lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa populasi, yaitu populasi jagung, populasi belalang, populasi jangkrik, populasi burung, & populasi turi.
Berikut ini ialah pengertian & definisi populasi”
- Dr. Ir. Adji Sastrosupadi, MS
Populasi yakni keseluruhan materi atau data yg kita teliti, misal tinggi badan mahasiswa.
- NURSALAM
Populasi dlm penelitian adalah subjek (misal: insan, klien) yg memenuhi tolok ukur yg telah ditetapkan.
- ANONIM
Populasi yaitu kumpulan individu terlokalisir yg tergolong ke dlm spesies yg sama.
- WAHYUDDIN DJUMANTA
Populasi ialah semua objek yg menjadi sasaran observasi
- CHAIRANI HANUM
Populasi ialah kumpulan dr organisma-organisma sejenis yg dapat berbiak silang sedangkan komunitas atau bisa pula diartikan selaku kumpulan dr beberapa populasi yg hidup di suatu areal tertentu.
Baca Juga : Pengertian, Proses Terjadinya Dan Macam Jenis Hutan Di Indonesia
- GUNAWAN SUSILOWARNO
Populasi adalah kumpulan dr individu-individu yg terdiri dr satu spesies yg bareng sama menempati luas wilayah yg sama, mengandalkan sumber daya yg sama, & dipengaruhi oleh faktor lingkungan sama serta memiliki kemungkinan yg tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.
- SITI RESMI
Populasi yakni kumpulan dr semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, & ukuran lain, yg menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yg menjadi perhatian.
- JOHAR ARIFIN
Populasi yaitu keseluruhan obyek atau individu yg akan diteliti; mempunyai karakteristik tertentu, terperinci & lengkap.
Kalau kita membicarakan populasi, ada beberapa karakteristik yg khas yg tak dimiliki oleh individu, yakni kepadatan populasi, perubahan kepadatan, natalitas, & mortalitas.
- Kepadatan populasi
Kepadatan populasi ialah relasi antara jumlah individu & satuan luas atau volume ruaang yg ditempati pada waktu tertentu. Misalnya, pada tahun 1990 kelurahan Cakung di Jakarta yaang luasnya 3 km2 dihuni 100.000 orang, 3.000 ekor kambing, & 6.000 ekor ayam. Berdasarkan angka tersebut kepadatan penduduk kelurahan Cakung pada taahun 1990 yakni 100.000 orang/3 km2 = 33.333 orang per km2. Artinya, setiap lahan seluas 1 km2 rata-rata ditempati 33.333 orang. Kepadatan populasi kambing yaitu 1.000/km2 & kepadatan populasi ayam yakni 2.000/km2.
- Perubahan kepadatan populasi
Populasi organisme pada sebuah daerah tidaj akan tetap dr waktu ke waktu selanjutnya. Jika jumlaah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya pula akan berubah. Ada dua hal yg mensugesti pergantian kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.
- Adanya individu yg datang, yaitu individu yg lahir & yg tiba dr tempat lain atau imigrasi.
- Adanya individu yg pergi, yaitu individu yg mati daan yg pergi pindah ke tampat lain atau emigrasi.
Apabila luas sebuah kawasan tetap & jumlahnya individu yg datang lebih besar daripada yg pergi maka kepadatan populasi akan mengecil. Pada sebuah tempat yg tersedia cukup ruang & kuliner akan condong mendorong bertambahnya jumlah individu.
Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus mengembangkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada sebuah kawasan akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama lingkungan bisa menunjang kehidupan.
Apabila populasi sudah meraih titik maksimum atau melampaui daya dukung lingkungan akan menurun. Kecepatan kemajuan populasi pada dasarnya bergantung pada rasio antara natalitas dgn mortalitas. Apabila natalitas lebih besar dr pada mortalitas, perkembangan populasinya meningkat. Apabila natalitas lebih kecil dr pada mortalitas, pertumbuhan populasinya menurun.
- Natalitas
Natalitas atau angka kelahiran ialah angka yg memperlihatkan jumlah individu gres yg menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya natalitas merupakan faktor pendorong meningkatnya kemajuan populasi.
- Mortalitas
Mortalitas atau angka kematian yaitu angka yg memperlihatkan jumlah pengurangan individu per satuan waktu. Terjadinya ajal merupakan salah satu faktor utama yg mengatur ukuran sebuah populasi.
Populasi organisme pada sebuah ekosistem senantiasa mengalami pergeseran. Perubahan tersebut ada yg terlihat terang & ada pula yg tak terang. Pada ekosistem darat, ada beberapa faktor yg mensugesti pergantian populasi, di antaranya yakni pergeseran suhu, kelembapan, & curah hujan.
Macam-Macam Cara Pengambilan Populasi
Populasi mampu dibedakan atas dua macam, yakni populasi sampling & populasi sasaran :
- Populasi Sampling Dan Populasi Sasaran
Populasi sampling ialah keseluruhan objek yg diteliti, sedangkan populasi sasaran yaitu populasi yg sungguh-sungguh dijadikan sumber data. Sebagai acuan, contohnya kita akan meneliti bagaimana rata-rata tingkat prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad & kita cuma akan memokuskan penelitian kita pada mahasiswa yg aktif di lembaga-lembaga kemahasiswaan, maka seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad yaitu populasi sampling, sedangkan seluruh mahasiswa yg aktif dlm lembaga kemahasiswaan yakni populasi sasaran.
Jenis-Jenis Populasi
- Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yg menunjukkan cirri dr populasi itu. Di antara yg kita kenal basar-besaran : rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku selaku paremeter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, bila nilainya itu berganti, maka berubah pula populasinya.
- Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yg terdiri dr insan, benda-benda, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanda-tanda-gejala, nilai tes atau peristiwa-insiden sebagai sumberdata yg mempunyai karakteristik tertentu didalam sebuah observasi (Hadani Nawawi, 1983: 141). Kaitanya dgn batas-batas tersebut, populasi mampu dibedakan menjadi dua yakni:
- Populasi terbatas atau populasi terhingga, yaitu populasi yg memiliki batas-batas kuantitatif dengan-cara terperinci karena memiliki karakteristik yg terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada permulaan tahun 1985, dgn karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program Stara 1, & lain-lain.
- Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yaitu populasi yg tak mampu ditemukan batasanya, sehingga tak mampu dinyatakan dlm bentuk jumlah dengan-cara kuantitatif. Misalnya, guru di Indonesia, yg bermakna jumlahnya harus di hitung semenjak guru yg pertama ada sampai kini & yg akan tiba.
Dalam kondisi mirip itu jumlahnya tak dapat dijumlah, hanya mampu diganbarkan suatu objek dengan-cara mutu dgn karakteristik yg bersifat lazim yakni orang-orang, dulu, kini & yg akan menjadi guru. Populasi seperti ini disebut pula parameter.
Ada 2 macam populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yakni:
- Populasi Target
Populasi target ialah populasi yg dgn alasan yg besar lengan berkuasa (reasonable) memiliki kesamaan karakteristik dgn populasi terukur.
Baca Juga :Kulit Bumi (Litosfer) – Pengertian, Teori, Struktur & Manfaat
- Populasi Terukur (accessable population)
Populasi terukur ialah populasi yg dengan-cara ril dijadikan dasar dlm penentuan sampel & dengan-cara pribadi menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan.
Contoh:
-
Populasi terukurnya adalah kemampuan bahasa anak usia 5 tahun di kabupaten Batul. Karena tingkat kecerdasan, kematangan berbahasa, usia, lingkungan & status sosial ekonomi, bawah umur di kabupaten Batul sama dgn di Yogyakarta
-
Populasi targetnya ialah populasi anak usia 5 tahun di Yogyakarta
-
Kesimpulannya yakni kemampuan berbahasa anak usia 5 tahun di kabupaten batul berlaku untuk propinsi Yogyakarta
Selain itu, populasi mampu di bedakan menjadi 2 (Margono, 1997), yaitu:
- Populasi teoritis (Theoritical population), yaitu sejumlah populasi yg batasanya ditetapkan dengan-cara kuantitatif
- Populasi yg tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yg dengan-cara kuantitatif dapat dinyatakan dgn tegas
- Populasi yg tersedia (Accessible population), yaitu sejumlah populasi yg dengan-cara kuantitatif dapat dinyatakan dgn tegas.
Sifat Populasi
Margono (2010:119) mengemukakan bahwa dilema populasi bagi suatu penelitian mesti dibedakan ke dlm sifat berikut ini.
- Populasi yg bersifat homogen, yakni populasi yg unsur-unsurnya memiliki sifat yg sama. Misalnya, seorang dokter yg akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tak perlu satu botol, karena setetes & sebotol darah, hasilnya akan sama saja.
- Populasi yg bersifat heterogen, yaitu populasi yg unsur-unsurnya mempunyai sifat atau keadaaan yg bermacam-macam, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya.
Meskipun banyak populasi yg anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah kendaraan beroda empat di Jakarta, jumlah mahasiswa Universitas Indonesia dimana keduanya bekerjsama mampu dijumlah namun karena hal itu sukar dilakukan maka dianggap tak terbatas. Metode penarikan/pengambil data dgn jelas mewakili/melibatkan seluruh anggota populasi disebut sensus.
Seorang peneliti walaupun mengetahui bahwa metode sensus ini akan banyak memerlukan aliran, mengkonsumsi waktu yg usang serta relatif mahal, namum tetap melakukan sensus, hal ini disebabkan oleh karena:
- Untuk ketelitian
Suatu observasi sering meminta ketelitian & ketelitian yg tinggi, sehingga membutuhkan data-data yg besar jumlahnya. Apabila unsur ketelitian & ketelitian ini harus diprioritaskan maka mesti dipakai metode sensus.
- Sumber bersifat heterogen
Apabila menghadapi sumber informasi yg bersifat heterogen dimana sifat & karakteristik masing-masing sumber susah untuk dibedakan maka lebih baik dipakai metode sensus.
Baca Juga :Rumus Skala
Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dr jumlah & karakteristik yg dimiliki oleh populasi tersebut (). Sampel adalah kelompok kecil yg dengan-cara konkret diteliti & ditarik kesimpulan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009). Penelitian dgn memakai sampel lebih menguntung
kan dibandingkan dgn observasi menggunakan populasi, lantaran observasi dgn memakai sampel lebih mengurangi ongkos, waktu & tenaga. Dalam menentukan sampel langkah pertama yg harus ditempuh adalah menghalangi jenis populasi atau menentukan populasi target.
Sampel penelitian yaitu kepingan dr populasi yg dijadikan subyek observasi selaku “wakil” dr para anggota populasi. Perlu disebutkan teknis pengambilan sampel, apakah random, & random yg mana. Disamping teknis pengambilan sampel, maka perlu diterangkan pula besarnya sampel, beserta rumusannya (bila ada).
Ada beberapa kekeliruan yg mengkibatkan bias dlm penarikan sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), antara lain:
- Dalam menentukan populasi target
Contoh: Populasi sasaran dlm observasi yaitu guru IPA SMA Negeri, namun dlm penarikan sampel cuma dilaksanakan pada guru biologi saja.
- Karakteristik sampel yg diambil tak mewakili karakteristik populasi sasaran
Contoh: Penelitiannya ialah presepsi para siswa terhadap perlindungan layanan BK disekolah, tetapi angketnya diberikan pada seluruh siswa termasuk siswa yg belum mendapatka layanan BK di sekolah.
- Salah dlm menentukan wilayah
Contoh: populasi target yakni seluruh DIY, namun dlm penarikan sampel hanya dilakukan di daerah pedesaan saja.
- Jumlah sampel yg terlalu kecil, tak proporsional dgn jumlah populasinya
Kombinasi dr beberapa kekeliruan diatas.
Tehnik-Tehnik Sampling
Tehnik sampling merupakan tehnik dlm pengambilan sampling (). Pada dasarnya tehnik sampling dikelompokkan menjadi 2 (Sukardi, 2003), yakni:
- Probability Sampling
Probability sampling yakni tehnik sampling yg memberikan peluang atau potensi yg sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (). Pemilihan sampel dgn cara probabilitas (probability) ini sungguh disarankan pada observasi kuantitatif.
Dalam Probability sampling, ada 4 macam tehnik yg mampu dipakai (Sukardi, 2003), antara lain:
- Sampling acak (random sampling)
Sampling acak ialah sampling dimana eleman-eleman sampelnya ditentuka atau dipilih menurut nilai probabilitas & pemilihannya dilakukan dengan-cara acak (Supranto, 1998). Sampling acak ini mempunyai kelemahan (Nasution, 2003), antara lain: sampling jenis ini sukar atau susah, ada kalanya tak mungkin memperoleh data lengkap perihal keseluruhan populasi. Sedangkan ciri sampling acakan yaitu, setiap unsure dr keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yg sama untuk diseleksi (Nasution, 2003).
Baca Juga :Aspek Geografi
Dalam penelitian hal penting yg harus diperhatikan untuk mendapatkan responden yg akan dijadikan sempel, makaa peneliti harus mengetahui jumlah responden yg ada dlm populasi. Tehnik menentukan sampling acak ini mampu dijalankan dgn beberapa cara (Sukardi,2003), antara lain:
- Cara manual atau tradisional
Cara manual atau tradisional ini dapat dilihat dlm kumpulan ibu-ibu arisan. Cara ini mampu dijalankan dgn beberapa langkah, yaitu:
- Tentukan jumlah populasi yg dapat ditemui
- Daftar semua anggota dlm populasi & masukkan dlm kotak yg diberi lubang penarikan
- Kocok kotak tersebut & keluarkan melalui lubang pengeluaran yg telah dibikin
- Nomor anggota yg dikeluarkan yaitu mereka yg ditunjuk sebagai sampel observasi
- Lakukan terus sampai jumlah yg diharapkan mampu dicapai
- Menggunakan tabel random
Sampling acakan dgn memakai tabel ini mudah dilaksanakan, selain itu sampel yg diperoleh cukup presentatif asal populasi yg sesungguhnya telah dimengerti. Langkah-langkah yg digunakan untuk memilih sampel, (Sukardi, 2003) yakni:
- Identifikasi jumlah total populasi
- Tentukan jumlah sampel yg diharapkan
- Daftar semua anggota dgn nomor aba-aba yg diminta
- Pilih dengan-cara acak dgn memakai penunjuk pada angga yg ada didalam tabel
- Pada angka-angka yg dipilih, lihat cuma angka digit yg tepat yg diseleksi
- Jika angka dikaitkan dgn angka terpilih untuk perorangan dlm populasi menjadi individu dlm dalam sampel
- Gerakan penanda dlm kolom atau angka, ulangi terus hingga jumlaj sampel yg diinginkan tercapai
- Membagi dlm kelompok kendali & kelompok perlakuan sesuai dgn bentuk rancangan observasi
Langkah-langkah dlm penarikan sampel ialah menetapkan cirri-ciri populasi yg menjadi sasarandan akan diwakili oleh sampel di dlm pengusutan. Penarikan sampel dlm penelitian bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai populasi tersebut. Dalam teknik acak ini ada berbagai macam sampling acak (Nana Syaodih, 2009), yaitu:
- Sampling Acakan yg Sederhana (Simple random sampling)
Dalam pengambilan acakan sederhana (Simple random sampling) seluruh individu yg menjadi anggota populasi memiliki peluang yg sama & bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap individu mempunyai peluang yg sama untuk diambil selaku sampel, krena individu-individu tersebut memiliki karakteristik yg sama. Setiap individu pula bebas dipilih lantaran pemilihan individu-individu tersebut tak akan mensugesti individu yg lain.
- Sampling Acakan dgn Stratifikasi (Stratified random sampling)
Populasi lazimnya perlu digolongkan berdasarkan ciri (stratifikasi) tertentu untuk keperluan observasi. Missal, menimbulkan buruh suatu pabrik besar sebagai populasi & populasi ini distratifikasikan menurut usia <20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, & >50 tahun.
Untuk lebih sederhana, dapat dikelola tiap jumlah golongan atau klasifikasi sehingga berjumlah 1000 orang, sedangkan proporsi diseleksi sebanyak 100 orang atau 10 persen. Setelah kita melakukan stratifikasi atau penggolongan menurut cirri gres kemudian kita menentuka sampel setiap golongan dengan-cara acak.
- Sampling acakan dengan-cara proporsional (Proportionate stratified random sampling)
- Sampling acakan dengan-cara tak proporsional menurut stratifikasi (disproportionate stratified random sampling)
Sampling ini hampir sama dgn sampling stratifikasi, bedanya proporsi subkategori-kategorinya tak didasarkan atas proporsi yg sebenarnya dlm populasi. Hal ini dilaksanakan karena subkategori tertentu terlampau sedikit jumla
h sampelnya. Misal, kita mengambil populasi tenaga pengajar yg terdiri atas guru besar, lector kepala, lector, lector muda, & tangan kanan. Sampel mampu diambil dengan-cara merata yakni untuk masing-masing klasifikasi 1/5 atau 20 persen.
Baca Juga :Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Maka peneliti menentukan sampel atas pertimbangan proporsi yg dianggapnya lebih representatif contohnya:
Guru besar 10%
Lektor kepala 20%
Lektor 25%
Lektor muda 25%
Asisten 20%
Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan sampling dgn sendirinya diatasi. Sampling ini tak menyantap banyak waktu dibandingkan dgn sampling dengan-cara proporsional. Sedangkan kekurangan sampling jenis adalah proporsi tiap kategori yg bantu-membantu berdasarkan populasi jadi terusik.
- Sampling Acak Klaster-Berstrata (stratified-cluster)
Random ini merupakan adonan atau perpaduan dr cara pengambilan sampel acak berstrata dgn sampel acak cluster. Setiap populasi mempunyai karakteristik yg berlawanan. Populasi yg memiliki strata saja terjadi lantaran peneliti sendiri sudah membatasi populasinya pada klaster tertentu tetapi klaster ini masih cukup luas.
Contoh: pengrajin rotan, petani yg mempunyai sawah & SMA di perkotaan. Sedangkan populasi yg memiliki klaster saja karena peneliti telah membatasi pada strata tertentu. Contoh: populasi guru-guru lulusan D3 atau S1 saja. Pengambilan sampel dengan-cara acak klaster-berstrata mesti tetap memperhatikan syarat acak atau karakteristik yg sama.
- Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area sampling (Cluster sampling)
Area sampling ini merupakan sampling menurut kawasan atau pengelompokannya (Nasution, 2003). Tehnik klaser ini memilih sample berdasarkan pada kelompok, kawasan, atau kelompok subjek dengan-cara alami berkumpul bareng . Langkah-langkah dlm memakai teknik klaser (Sukardi, 2003), yaitu:
- Identifikasi populasi yg hendak digunakan dlm studi
- Tentukan besar sampel yg dipakai
- Tentukan dasar akal untuk menentukan klaser
- Perkirakan jumlah rata-rata subjek yg ada pada setiap klaser
- Daftar semua objek dlm setiap klaser dgn membagi antara jumlah sampel dgn jumlah klaser yg ada
- Secara random, pilih jumlah anggota sampel yg diinginkan untuk setiap klaser
- Jumlah sampel adalah jumlah klaser dikalikan jumlah anggota populasiper klaser
Teknik klaser atau yg sering disebut dgn area sampling ini mempunyai beberapa keuntgungan & kekurangan (Nasution, 2003), antara lain:
- Keuntungan:
- Teknik ini dapat digunakan peneliti yg melibatkan jumlah populasi yg besar & tersebar didaerah yg luas,
- Pelaksanaanya lebih mudah, biaya yg digunakan lebih hemat biaya kerana berpusat pada daerah yg terbatas,
- Generalisasi yg diperoleh berdasarkan penelitian kawasan-tempat tertentu mampu berlaku pada kawasan-tempat diluar sampel.
- Kelemahan: Jumlah individu dlm setiap tempat tak sama
- Teknik dengan-cara stratifikasi
Teknik stratifikasi ini mesti digunakan sejak awal, tatkala peneliti mengenali bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yg mempunyai stratifikasi atau lapisan yg berlawanan antara satu dgn lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi dapat ditingkatkan dgn menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dr populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dlm lapisan yg ada. Teknik stratifikasi ini mempunyai beberapa langkah (Sukardi, 2003), yaitu:
- Identifikasi jumlah total populasi
- Tentukan jumlah sampel yg dikehendaki
- Daftar semua anggota yg tergolong sebagai populasi
- Pisahkan anggota populasi sesuai dgn karakteristik lapisan yg dimiliki
- Pilih sampel dgn memakai prinsip acak mirip yg sudah dikerjakan dlm teknik random diatas
- Lakukan langkah penyeleksian pada setiap lapisan yg ada, hingga jumlah sampel yg ada
- Teknik dengan-cara sistematis (systematic sampling)
Teknik penyeleksian sampel ini memakai prinsip proporsional, dgn cara menentukan opsi sampel pada setiap 1/k dimana k adalah suatu angka pembagi yg telah diputuskan (misal: 5,6 atau 10). Pada teknik dengan-cara sistematis ini mempunyai beberapa langkah dlm menentukan sampel (Sukardi, 2003), antara lain:
- Identifikasi total populasi yg akan digunakan dlm proses penelitian.
- Daftar semua anggota populasi.
- Berikan nomor instruksi untuk setiap anggota populasi.
- Tentukan besarnya jumlah sampel yg ada.
- Tentukan proporsional sistematis k yg besarnya sama dgn jumlah populasi dibagi dgn jumlah sampel.
- Mulai dgn mengacak anggota populasi.
- Ambil setiap k terpilih untuk menjadi anggota cuplikan, samapi jumlah total tercukupi..
- Non Probability Sampling
Tehnik non probability sampling merupakan cara pengambilan sampel yg pada prinsipnya memakai pertimbangan tertentu yg digunakan oleh peneliti. Tehnik ini mampu dalakukan dgn mudah dlm waktu yg sungguh singkat.
Tapi kelemahan tehnik ini adalah hasilnya tak dapat diterima & berlaku bagi seluruh populasi, lantaran sebagian besar dr populasi tak dilibatkan dlm observasi (Nasution, 2003). Dalam tehnik non probability sampling ini ada 4 macam tehnik menentukan sampel (Nasution, 2003), yaitu:
- Tehnik memilih sampel dengan-cara kebetulan (accidental sampling)
Tehnik ini dibilang dengan-cara kebetulan karena peneliti memang sengaja memilih sampel pada siapapun yg ditemui peneliti atau by accident pada tempat, waktu, & cara yg sudah ditentukan (Sukardi, 2003).
Sampel aksidental ialah sampel yg diambil dr siapa saja yg kebetulan ada (Nasution, 2003). Misal, menanyakan setiap orang yg dijumpai ditengah jalan untuk meminta pendapat mereka tentang peningkatan harga. Teknik ini pula mempunyai keunggulan, metode ini sungguh gampang, murah, & cepat untuk dijalankan. Sedangkan kehabisan teknik ini adalah sampel ini sama sekali tak representatif pastinya tak mungkin diambil suatu kesimpulan yg bersifat generalisasi.
Ba
ca Juga :Pengertian Angin
Teknik ini mempunyai kekurangan & keunggulan, keunggulan dr tehnik ini yaitu mudah untuk dijalankan & mudah memperoleh keterangan yg diharapkan, sedangkan kehabisan dr tehnik ini bila orang yg melalui bukan orang yg dibutuhkan diseleksi sabagai sampel, sehingga akan terjadi bias responden & bias keterangan. Misal, seorang peneliti bangun didepan pintu gerbang sekolah & menanyai setiap siswa yg kebetulan melalui pintu tersebut antara jam 08.00-10.00 pagi & dilaksanakan berulang-ulang beberapa hari sampai akibatnya keterangan yg dicari telah tercapai.
- Teknik Sampling sistematis
Sampling sistematis yaitu memilih sampel dr sebuah daftar berdasarkan urutan tertentu (Nasution, 2003). Misal, tiap individu yg ke-10 atau ke-n dlm anggota perkumpulan buruh. Cara menentukan daftar individu, yaitu:
- Tentukan besar sampel yg diharapkan
- Selidiki jumlah populasi, yaitu nama atau data pada daftar itu
- Untuk menawan nama pertama cabut suatu nomor dengan-cara acakan
- Sebagai variasi mampu kita lakukan selaku berikut, sesudah memperoleh sejumlah individu tertentu, kita ambil lagi suatu nomor baru dengan-cara acak untuk memilih jumlah orang selanjutnya & seterusnya hingga tercapai jumlah sampel yg diinginkan.
Sampling sistematis ini mempunyai keuntungan & kehabisan (Nasution, 2003), yaitu:
- Keuntungan, cara ini gampang dlm pelaksanaannya & cepat diselesaikan serta kesalahan perihal memilih individu mudah dikenali & tak menghipnotis hasil
- Kerugian, bahwa individu yg berada diantara yg kesekian & kesekian dihindari, sehingga cara ini tak sebaik sampling acakan.
- Memilih sampel dgn tehnik bermaksud (purposive sampling)
Penelitian tertentu dilaksanakan dengan-cara intensif untuk memperoleh citra utuh perihal sebuah masalah. Tehnik ini lazimnya dijalankan dlm observasi kualitatif, observasi ini bertujuan mempelajari perkara-perkara tertentu. Misal, para peneliti menentukan para pedagang tertentu untuk memperoleh keterangan ihwal macam-macam harga barang. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan & kekurangan, (Nasution, 2003), yaitu:
- Kelebihan,
- Sampel ini dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dgn desain penelitian
- Cara ini relatif gampang & murah untuk dilaksanakan
- Sampel yg diseleksi adalah individu yg berdasarkan pertimbangan observasi mampu didekati
- Kekurangan,
- Tidak ada jaminan sepenuhnya bahwa sempel itu representatif seperti halnya dgn sampel acakan atau random
- Setiap sampling yg acakan atau random yg tak memberikan kesempatan yg sama untuk dipilih pada semua anggota populasi
- Tidak dapat dipakai penggolongan statistik guna mengambil kesimpulan
- Memilih sampel dgn kuota atau jatah (Quota sampling)
Sampling kuota ini merupakan metode memilih sampel yg mempunyai ciri-ciri tertentu dlm jumlah atau kuota yg diinginkan (Nasution, 2003). Misalnya, peneliti ingin mengetahui kinerja sebuah tubuh yg dibuat oleh pemerintah. Teknik ini pula mempunyai kehabisan & keunggulan (Nasution, 2003), yakni:
- Kelebihan
- Dalam pelaksanaannya mudah, murah, & cepat
- Hasilnya berbentukkesan-kesan umum yg masih agresif yg tak dapat dipandang sebagai generalisai lazim
- Dalam sampel mampu dgn sengaja kita masukan orang-orang yg mempunyai ciri-ciri yg kita kehendaki
- Kekurangan,
- Kecenderungan memilih orang yg mungkin didekati bahkan yg dekat pada kita yg mungkin ada biasanya
- Memiliki ciri yg tak dimiliki populasi dlm keseluruhannya
- Memilih sampel dgn cara ”getok tular” (snowball sampling)
Sampling ini dipakai untuyk memeriksa korelasi antar manusia dlm kelompok yg bersahabat atau menilik cara-cara keterangan tersebar dikalangan tertentu (Nasution, 2003). Misal, dokter mengetahui wacana pemakaian obat. Sampling ini mempunyai kelebihan & kekurangan (Nasution, 2003), yaitu:
- Kelebihan: Sampling ini dipakai untuk meneliti penyebaran keterangan tertentu dikalangan kelompok terbatas sampling serupa ini sungguh berfaedah
- Kekurangan
- Dalam penentuan kelompok bermula ada unsur subyektif , jadi tak diseleksi dengan-cara random atau acak
- Penanganannya sukar sekali dikendalikan jika jumlah sampel melampaui 100 orang
- Sampling bosan & padat
Sampling dibilang jenuh (tuntas) bila seluruh populasi dijadikan sampel (Nasution, 2003). Misal, semua guru disuatu sekolah. Sedangkan dikatakan padat bila jumlah sampel lebih dr setengah dr populasi (Nasution, 2003), misalnya 250-300 orang dr populasi 500 orang. Sampling bosan baik dipakai jikalau julah populasinya dibawah 1000 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dr 1000 orang maka sampling bosan tak simpel lagi dikarenakan ongkos & waktu yg digunakan sangat banyak.
Contoh Populasi
Ada 2 macam populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yakni:
- Populasi Target
Populasi target yakni populasi yg dgn argumentasi yg berpengaruh (reasonable) mempunyai kesamaan karakteristik dgn populasi terukur.
- Populasi Terukur (accessable population)
Populasi terukur yaitu populasi yg dengan-cara ril dijadikan dasar dlm penentuan sampel & dengan-cara pribadi menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan.
Contoh:
- Populasi terukurnya ialah kemampuan bahasa anak usia 5 tahun di kabupaten Batul. Karena tingkat kecerdasan, kematangan berbahasa, usia, lingkungan & status sosial ekonomi, anak-anak di kabupaten Batul sama dgn di Yogyakarta.
- Populasi targetnya adalah populasi anak usia 5 tahun di Yogyakarta
- Kesimpulannya adalah kesanggupan berbahasa anak usia 5 tahun di kabupaten batul berlaku untuk propinsi Yogyakarta
- populasi target dlm observasi yaitu guru IPA SMA Negeri, namun dlm penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
- penelitiannya ialah presepsi para siswa terhadap pemberian layanan BK disekolah, namun angketnya diberikan pada seluruh siswa termasuk siswa yg belum mendapatka layanan BK di sekolah.
- populasi target yaitu seluruh DIY, tapi dlm penarikan sampel cuma dikerjakan di tempat pedesaan saja.
- Populasi umum ialah seluruh dosen negeri di Yogyakarta
- Populasi targetnya yaitu seluruh dosen MIPA di Yogyakarta
- Maka hasil observasi kita tak berlaku bagi dosen diluar Fakultas MIPA
Demikian klarifikasi postingan diatas perihal Contoh Populasi – Pengertian, Jenis, Macam, Sampel, Karakteristik mudah-mudahan dapat berfaedah untuk pembaca setia DosenPendidikan.Co.Id