√ Cerita Rakyat Danau Toba Singkat Bahasa Jawa

Danau Toba ialah salah satu danau paling besar di Asia Tenggara & Indonesia.

Letak Danau Toba ada di provinsi Sumater Utara. Panjang danau ini sekitar 100 km, lebarnya 30 km dgn kedalaman 505 m.

Danau terbesar ini menyimpan kisah yg cukup melegenda di masyarakat & sungguh populer.

Bahkan sering di tampilka di Tv, sehingga dongeng ini sudah tak asing bagi penduduk Indonesia.

Di postingan ini kisah rakyat Danau Toba akan di buat dlm bahasa Jawa. Bagaimana kisahnya? Berikut ini kisah rakyat bahasa Jawa Danau Toba.

Daftar Isi

Ringkasan Cerita Rakyat Danau Toba

Pada zaman dahulu hiduplah petani muda yg berjulukan Toba. Toba adalah petani yg rajin & pekerja keras.

Toba hidup sendiri, ia tak mempunyai orang bau tanah maupun saudara. Setiap hari ia melakukan pekerjaan di sawah.

Terkadang ia pula memancing di sungai. Hasil memancing ia jual atau di buat lauk tatkala ia makan.

Hasil ia menjual ikan & melakukan pekerjaan di sawah di pergunakan untuk menyanggupi keperluan sehari-hari Toba.

Memancing Ikan Mas Ajaib

Di suatu pagi, Toba menetapkan ke sungai untuk memancing & hasilnya akan di gunakan lauk ia makan.

Toba bergegas menyiapkan alat pancing, daerah ikan & umpan untuk memancing.

Setelah sampai di Sungai, Toba eksklusif duduk & melempar umpan pancingnya.

Selama memancing, Toba berdoa pada yg maha kuasa supaya mendapatkan banyak ikan.

Ketika selesai berdoa, tiba-tiba pancingan Toba bergerak. Dengan cepat ia menawan tali pancingnya.

Toba sungguh bahagia karena sukses menerima ikan yg cukup besar.

Setelah melihat ikan yg di pegang, betapa terkejutnya Toba karena ikan yg ia tangkap mampu mengatakan.

“Tolong jangan membunuhku! Jangan makan aku! Tolong lepaskan gue di sungai ini”. Ucap ikan mas abnormal.

Karena merasa kasihan, Toba melepaskan ikan mas asing itu ke sungai daerah ia memancing.

Wujud Asli Ikan Mas Ajaib

Setelah ikan mas di lepas Toba & kembali ke sungai, Toba menjadi semakin terkejut.

Ikan mas yg mampu berbicara itu berkembang menjadi wanita yg sungguh cantik.

“Kamu jangan takut, gue tak akan menyakitimu”. Sahut ikan mas abnormal.

“Kamu siapa? Darimana asalnya? Kamu insan atau bukan?” Tanya Toba dgn sangat terkejut.

“Sebenarnya gue ialah seorang putri raja. Aku di kutuk menjadi ikan mas karena melanggar aturan kerajaan.

Terimakasih karena ananda sudah menyelamatkanku & membebaskan gue dr kutukan.

Karena ananda sudah menolongku, selaku imbalannya gue mau menjadi istrimu”. Jawab ikan mas gila.

“Kalau begitu gue oke dgn penawaranmu”. Ucap Toba.

“Namun ada syaratnya, ananda tak boleh bercerita pada siapapun mengenai asal usulku. Jika syarat ini ananda langgar, maka akan ada petaka yg sungguh besar”. Sahut sang putri.

Toba menyetujui syarat agar tak menceritakan asal permintaan sang putri. Setelah itu, mereka berdua menikah.

Kelahiran Samosir

Setelah menikah, keduanya hidup bahagia. Kebahagiaan mereka semakin lengkap sehabis sang putri melahirkan anak yg tampan.

Anak tersebut bernama Samosir. Samosir di besarkan dgn rasa cinta. Semua keperluan Samosir di penuhi oleh bapak & ibunya.

Samosir tumbuh menjadi anak yg aktif, besar lengan berkuasa & agak nakal. Samosir menjadi pemalas & tidak mau membantu bapaknya di sawah.

Ketika di minta untuk membawakan makanan bapaknya ke sawah, Samosir sering menolak.

Dia lebih memilih untuk berada di rumah atau bermain bersama sahabat-temannya.

Ada kebiasaan Samosir yg menciptakan semua orang cukup resah. Samosir selalu saja merasa lapar, ia tak pernah kenyang.

Terkadang jatah makan untuk kedua orang tuanya di makan sendiri sampai tak ada sisa.

Karena Samosir suka makan, Toba mesti bekerja keras supaya kebutuhan keluarganya terpenuhi.

Meskipun Samosir suka makan, Toba & istrinya selalu mengupayakan supaya anaknya tak kelemahan.

Samosir Membuat Toba Marah

Pada suatu hari, Samosir mendapat tugas dr ibunya untuk membawakan makanan & minuman.

Makanan & minuman tersebut di kirim ke sawah untuk bapaknya yg sedang bekerja.

Dengan berat hati & melawan rasa malasnya, Samosir berangkat ke sawah menjinjing bekal untuk bapaknya.

Namun di tengah perjalanan, ia merasa haus & lapar. Samosir membuka bekal untuk bapaknya & memakannya sedikit.

Pada awalnya Samosir hanya makan sekali, tetapi ia masih merasa lapar.

Akhirnya di membuka kembali bekal masakan bapaknya. Kemudian memakannya sedikit. Sampai tersisa sedikit masakan & minuman.

Di sawah bapaknya sangat senang tatkala melihat anaknya dr kejauhan yg nyaris sampai.

Namun tatkala Samosir sudah hingga & menawarkan bekalnya. Bapaknya menjadi murka sambil mengajukan pertanyaan dgn nada tinggi.

“Kenapa makanannya cuma tinggal sedikit? Apa ananda makan?”. Tanya Toba dgn nada tinggi.

Samosir tak jujur kalau tadi di perjalanan ia merasa lapar & mengkonsumsi bekal bapaknya.

Toba yg mengetahui anaknya sudah berbohong sungguh murka. ia mengomeli Samosir.

Baca Juga : √ Ringkasan Cerita Rawa Pening Bahasa Jawa Singkat

Terjadi Petaka

Toba marah besar karena di sawah ia merasa lapar. Setelah makanannya sampai, yg tersisa hanya sedikit saja.

Yang menciptakan ia lebih murka yakni realita bahwa anaknya yg mengkonsumsi bekal tersebut.

Menurut Toba langkah-langkah Samosir sudah keterlaluan & tak mampu di maafkan.

Rasa tanggung jawab Samosir sudah hilang, hal ini yg membuat Toba marah besar.

Padahal selama ini Toba sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan Samosir.

Namun Samosir sama sekali tak mempunyai rasa tanggung jawab untuk sekedar mengantar masakan.

Karena sudah kelewat marah, Toba sampai lupa melanggar janjinya pada ibu Samosir.

“Kamu ini anak yg tak tahu di untung. Tidak bisa mengetahui bahwa bapaknya sedang kelaparan! Dasar ananda ini anak ikan!”. Ucap Toba.

Toba tak menyadari bahwa apa yg di ucapkan ialah kesepakatan yg sudah ia langgar.

Samosir kaget mendengar umpatan selaku anak ikan dr bapaknya.

Dia tak menduga bahwa bapaknya akan tega berkata bahwa ia anak ikan.

Samosir merasa sakit hati, ia berlari kencang menuju rumahnya sambil menangis.

Sesampai di rumah, ibunya terkejut mengenali anaknya menangis histeris. Samosir menceritakan kejadian di sawah.

Dia mengatakan bahwa bapaknya sudah berkata bahwa Samosir anak ikan.

Mendengar peristiwa itu ibu Samosir merasa sakit hati. ia tak menyangka kalau suaminya tega melanggar akad.

Setelah itu, sang putri memegang tangan Samosir. Dalam hitungan detik keduanya menghilang.

Ada keajaiban yg berasal dr daerah pijakan kaki Samosir & ibunya.

Di pijakan kaki keduanya keluar air yg sungguh deras tak bisa di bendung.

Karena airnya mengalir deras, desanya karam hingga membentuk suatu danau.

Danau tersebut dinamakan Danau Toba & pulau kecil yg ada di tengah-tengah disebut Pulau Samosir.

Cerita Rakyat Danau Toba Singkat Bahasa Jawa

Jaman biyen ana petani enom jenenge Toba. Toba yaiku petani kang sregep banget nyambut gawe.

Toba urip dewe, ora duwe wong tuwo lan dulur. Saben dino nyambut gawe ning sawah.

Kadhang-kadhang, dheweke uga mancing kanggo mangan utawa di dol menyang pasar.

Hasile dodol iwak lan nggarap sawah di gawe Toba kanggo nyukupi kabutuhane urip saben dino.

Toba Mendapat Ikan Mas Ajaib

Ing sawijining isuk, Toba menyang kali cidhek omahe kanggo ndolek iwak lan di pangan dina iki.

Barang sing di gawa Toba menyang kali yaiku pancing, pakane iwak lan panggone iwak.

Sawise tekan kali, Toba eksklusif lungguh lan nguncalke pancinge. Nalika ngenteni pancingane, Toba ndonga marang sing kuoso.

“Duh gusti, mugi-mugi sakniki kulo angsal ulam kang katah”. Dongane Toba.

Nalika ndonga, pancinge Toba obah. Nganti cepet, Toba narik tali pancinge. Toba seneng banget, mergo oleh iwak mas gedhe banget.

Sawise ndeleng iwak sing di cekel, Toba kaget banget mergo iwak sing di tangkep iso ngomong.

“Tulung gue aja di pateni utawa di pangan mas!! Tulung culno gue ning kali mas!”. Ujare iwak mas.

Tanpo ngomong opo-opo, iwak mas sing di tangkep di balekno marang kali panggone mancing.

Pernikahan Toba dgn Wujud Asli Ikan Mas Ajaib

Sawise iwak mas kuwi melbu ning kali, Toba tambah terkejut banget mergo iwak mase rupane ganti dadi cah wedhok sing ayu banget.

“ Kowe ojho wedi Mas, gue ora bakal nglarani kowe”, ujare iwak mas.

“Jane kowe iki sopo? Kowe iku manungsa apa iwak mas?”, ujare Toba sing terkejut .

“Aku iki putri raja sing di kutuk dadi iwak mas. Mergo gue nglanggar hukum kerajaan, akhire di kutuk”.

“Maturnuwun kowe wis mbebasne gue saking kutukan. Mergo kowe wis bebasno saya, gawe balesane gue gelem dadi bojomu”, wangsulane iwak mas.

“Yo wis, gue oke” ujare Toba.

“Nanging ana syarate, kowe ora oleh ceritakake utawa ngomong asal usulku saka iwak. Yen omongan iku di langgar, bakale ana petaka kang gedhe banget”. Ujare putri kuwi.

Toba yo setuju marang syarat kang ora kena di langgar kuwi. Akhire Toba rabi kaliyan putri.

Anak Toba dlm Cerita Danau Toba Bernama Samosir

Sawise rabi, Toba lan bojone mau uripe seneng. Uripe tambah lengkap nalika bojone Toba ngelahirne bayi lanang kang bagus rupane.

Anake Toba jenenge Samosir. Samosir di gedhekake kanthi rasa tresna, kabeh kebutuhane di cukupi marang bapak ibuke.

Samosir dadi arek sing aktif, besar lengan berkuasa lan radha bandel. Samosir ora tau gelem nulungi bapake ing sawah.

Nalika di kongkon ngirim bapake sing kerja ning sawah, Samosir sering nolak. Dheweke luwih milih ana ing omah utawa dulin.

Ana kebiyasaane Samosir sing nggawe resah kabeh wong. Samosir iku rumangsa luwe terus, ora tau rumangsa wareg.

Kadhang jatah mangane wong tuwone di pangan kabeh sampe ora ana turahe.

Amarga Samosir doyan mangan, Toba kudu nyambut gawe luwih sergep supoyo kebutuhane keluargae iso di penuhi.

Sanajan Samosir doyan mangan, Toba lan bojone tetep ngupayahake anake tansah seneng.

Samosir Memakan Bekal Toba

Ing sawijining dina, Samosir oleh tugas saka ibune yaiku ngirim panganan lan wedange bapake sing tandang gaweh ana ing sawah.

Kanthi ati kang abot lan nglawan males-malesane lan sak besar lengan berkuasa-kuate, Samosir mlaku menyang sawah nggawa bekale bapake.

Nanging ing tengah dalan dheweke krasa luwe lan ngelak. Samosir bukak bekale bapake banjur mangan sathitik.

Awale Samosir mung mangan sepisan, nanging dheweke isih kerasa luwe utawa ora wareg.

Samosir mbukak bekale bapake maneh, banjur dhahar sathitik. Nganti sing terakhir kari panganan sathitik lan wedange bapake.

Ing sawah, bapake seneng banget ndeleng anake saka adohan nyedhaki dheweke.

Nalika Samosir maringi bekale bapake lan di buka. Bapake nesu lan takon.

“Kok panganane mung ana sathitik? Kok kurang panganane”. Pitakone Toba kanthi nada radha dhuwur.

Anake ora jujur yen dheweke krasa luwi mau ing tengah dalan lan mangan bekale bapake.

Kanthi nada dhuwur Toba mau banjur nggrumbel muring-muring marang anake.

Kutukan Danau Toba

Toba nesu amarga panganane mung ana sathitik. Sing njalari tambah nesu, nalika ngerti panganane di pangan anake dhewe lan anake ora jujur.

Miturut Toba, tindak-tanduke Samosir wektu iki wis kelewatan lan ora bisa di apura. Rasa tanggung jawabe Samosir wis ilang.

Sanadyan sakmenika Toba nyambut gawe kanggo nyukupi kebutuhane Samosir sing mangane akeh.

Amarga nesu banget, Toba sampe ngomong nganggo tembung sing ora bisa di ucapake. Kaya kesepakatane karo ibuke Samosir.

“Anak ora tau di untung kuwi iku, ora iso ngerteni bapake sing wis luwih lan kepanasan ning sawah! Dhasar kuwi iku anake iwak!”. Ujare Toba.

Toba ora sadar yen sing di omongne iku tembung pantangan biyen saka bojone.

Samosir yo terkejut banget karo opo sing di omongne bapake lan krasa lara atine.

Samosir mlayu sak banter-bantere lan mulih menyang omah karo nangis.

Ana ing omah, ibune kaget yen weruh anake nangis histeris. Samosir nyritakake kedadeyan ing sawah.

Yaiku nalika ketemu bapake lan nalika bapake ngomong anake iwak marang dheweke.

Krungu kedadean iki, ibune ngrasa lara ati marang Toba marga wis ingkar janji.

Banjur ibuke ngadek lan nyekel tangane Samosir. Ing sawetara detik, dheweke wis ilang.

Ana keajaiban sing metu saka panggonan Samosir lan ibune. Yaiku metu banyu kang deres banget nganti ora di bendung saka tapak sikile wong loro mau.

Amarga deres banget mili banyune, desane suwe-suwe kelelep lan akhire ana telaga sing kabentuk.

Telaga kuwi di arani Danau Toba, lan pulo cilik ing tengah-tengahe yaiku asale saka tapak sikile Samosir lan ibune di arani Pulo Samosir.

Baca Juga : √ Cerita Legenda Bahasa Jawa Candi Prambanan Singkat

Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Bahasa Jawa Danau Toba

Setelah membaca keseluruhan cerita rakyat, selanjutnya kita dapat menganalis unsur-unsur yg ada dlm dongeng.

Berikut ini unsur intrinsik dongeng rakyat Danau Toba bahasa Jawa:

Tema

Tema Cerita
Tema cerita legenda Danau Toba adalah malapetaka yg terjadi dikarenakan telah melanggar komitmen.

Ini terjadi lantaran Toba yg mengingkari akad pada istrinya dgn tak menceritakan masa kemudian sang istri yg dulunya seekor ikan mas.

Akibat dr komitmen yg sudah di langgar yakni adanya malapetaka yg menenggelamkan desa tersebut.

Tokoh

Tokoh Cerita
Tokoh dr legenda Danau Toba yaitu Toba, Samosir & Putri.

Penokohan atau sifat masing-masing tokoh yaitu Toba yg pemarah, Samosir yg pemalas & gegabah, putri yg sifatnya tegas.

Latar

Latar Cerita
Latar kawasan legenda asal permintaan Danau Toba yaitu di Sungai, Desa, Sawah, & rumah Toba.

Latar waktunya pada zaman dahulu, pagi, siang & malam.

Alur

Alur Cerita
Alur cerita rakyat ini adalah maju. Hal ini karena ceritanya bermula dr pertemuan pertama Toba dgn putri yg di kutuk menjadi ikan mas sampai menjadi suami istri & mempunyai anak.

Alur kisah maju ini di tandai dgn pengenalan tokoh di awal, muncul suatu konflik hingga serpihan final dr dongeng yg cukup tragis.

Sudut Pandang

Sudut Pandang
Sudut pandang cerita ini yaitu sudut pandang orang ketiga. Karena legenda di atas menceritakan kisah orang ketiga yaitu Toba, Putri & Samosir.

Amanat / Pesan Moral

Pesan Moral
Ada beberapa pesan moral dlm legenda Danau Toba yg mampu di aplikasikan dlm kehidupan sehari-hari, antara lain:

  • Jangan melanggar kesepakatan

Amanat dongeng ini agar kita semua menepati janji. Jangan seperti Toba yg melanggar kesepakatan pada istrinya yakni dgn menceritakan masa kemudian istrinya yg seekor ikan.

Jika sudah melanggar komitmen, artinya harus siap dgn semua konsekuensinya. Karena komitmen berdasarkan kesepakatan dua belah pihak.

  • Kendalikan amarah, lantaran amarah hanya akan menghadirkan hal yg kurang baik.

Samosir memang salah karena telah memakan yg bukan haknya. Namun selaku orang tua, Toba harus lebih bijaksana.

Jangan hingga kemarahan mengendalikan kita, sebab jika kita sudah di kendalikan amarah yg ada hanya penyesalan.

Seperti Toba yg terlampau murka hingga mengatakan hal yg kurang baik & termasuk pantangan untuk tak di ucapkan.

Akibatkan terjadi hal yg jelek lantaran kemarahannya, bukan cuma dirinya yg terkena imbasnya. Namun seluruh warga desa pula terkena dampak kemarahan Toba yg melanggar janji.

  • Berfikirlah sebelum berkata-kata, karena penyesalan cuma ada di belakang

Setiap tindakan & ucapakan selalu ada konsekuensinya. Akan lebih baik kalau berikir dahulu sebelum bertindak.

Unsur Ekstrinsik Cerita Danau Toba

Nilai moral dr legenda Danau Toba yaitu bagi yg bersusah payah & bersungguh-sungguh berupaya akan sukses.

Sama seperti Toba yg berupaya keras dlm mencari ikan. Sampai risikonya Toba berhasil menerima ikan mas ajaib.

Akan tetapi, orang yg melanggar kesepakatan niscaya akan menerima konsekuensi dr kesepakatan yg di langgar.

Demikianlah cerita asal mula Danau Toba, cerita ini memiliki banyak pesan moral yg masih berhubungan dgn kehidupan saat ini.

Sehingga legenda ini cocok untuk di ceritakan kembali pada belum dewasa.

  Bawang Merah dan Bawang Putih | Cerita Rakyat