Di Indonesia hampir semua kawasan memiliki dongeng legenda yg populer di nusantara.
Salah satunya adalah legenda Ciung Wanara yg berasal dr Provinsi Jawa Barat.
Cerita ini sungguh populer hingga pernah tayang di televisi. Namun, ceirta Ciung Wanara hampir mirip dgn Cindelaras yg berasal dr Provinsi Jawa Timur.
Keduanya sama terkenalnya. Lalu bagaimana kisahnya? Simak kisah berikut ini.
Daftar Isi
Cerita Legenda Ciung Wanara
Zaman dahulu kala di Provinsi Jawa Barat ada kerajaan yg cukup besar berjulukan Kerajaan Galuh.
Pemimpin kerajaan Galuh berjulukan Raden Barma Wijaya Kusuma. Beliau memiliki dua orang istri bernama Nyimas Dewi Naganingrum & Nyimas Dewi Pangrenyep.
Kedua istri Raden Barma Wijaya mempunyai wajah yg bagus & memukau.
Yang lebih mempesona, keduanya hamil di waktu yg sama walaupun cuma selisih beberapa hari saja.
Beberapa bulan berlalu, Nyimas Dewi Pangrenyep melahirkan lebih dahulu seorang anak pria.
Anak Nyimas Dewi Pangrenyep di beri nama Hariang Banga. Selang beberapa hari, Nyimas Dewi Naganingrum melahirkan seorang anak pria juga.
Namun hal yg tak terduga terjadi, selama ini Dewi Pangrenyep tak menggemari Dewi Naganingrum.
Meskipun di depannya berperilaku seolah menyayanginya. Dewi Pangrenyep menilai bahwa Naganingrum yaitu saingannya.
Dia tidak ingin jikalau sebuah hari tahta kerajaan jatuh pada anak Naganingrum.
Karena itu Dewi Pangrenyep berupaya mencari logika untuk melenyapkan bayi pria Naganingrum.
Kejahatan Dewi Pangrenyep
Dewi Pangrenyep yg berperilaku seolah membantu persalinan Naganingrum mulai menjalankan siasatnya.
Dia menukar bayi laki-laki Naganingrum dgn seekor anjing. Sedangkan bayi aslinya di masukkan dlm kotak berwarna emas dgn sebutir telur ayam.
Setelah memasukkan dlm kotak, bayi pria tersebut di hanyutkan ke sungai.
Kabar Naganingrum yg melahirkan seekor anjing mulai tersebar. Seluruh negri gempar dgn info tersebut.
Raja yg mengetahui hal tersebut merasa sangat malu. Harga dirinya merasa sudah di nodai dgn malu tersebut.
Dalam kondisi terbakar amarah, raja mulai memanggil penasihatnya yaitu Ki Lengser.
Dengan secepatnya raja memerintahkan Ki Lengser untuk membunuh Naganingrum & mencampakkan jasadnya ke hutan.
Dewi Naganingrum Tinggal di Hutan
Ki Lengser menjalankan perintah raja tanpa berani membantah. Namun dlm perjalanan ia di buat ragu-ragu oleh hati nuraninya.
Ki Lengser meyakini bahwa ada sesuatu yg tak beres. Karena itu, ia menetapkan untuk menyelamatkan nyama Dewi Naganingrum.
Setelah sampai di hutan, Ki Lengser membangun gubuk semoga mampu di tempati Dewi Naganingrum.
Ki Lengser kemudian berpamitan & berjanji pada Dewi Naganingrum jikalau sesekali akan mengunjunginya.
Dalam perjalanan menuju istana, Ki Lengser membunuh & menyembelih hewan.
Darah binatang yg di bunuh, ia pakai untuk mengolesi pedangnya.
Tujuannya selaku bukti bahwa ia sudah menjalankan perintah raja untuk membunuh Dewi Naganingrum.
Anak Dewi Naganingrum Ditemukan Pasangan Tua
Di tempat lain ada sepasang suami istri yg sudah tua & tak mempunyai anak.
Mereka tinggal di Desa Geger Sunten. Setiap hari keduanya mencari ikan di sungai untuk menyanggupi keperluan hidupnya.
Sewaktu mereka pergi ke sungai untuk mencari ikan, dengan-cara tak sengaja jala mereka tersangkut.
Ternyata jala mereka tersangkut pada kotak berwarna emas. Dengan secepatnya mereka mengambil & membuka isi kotak tersebut.
Setelah membuka kota, betapa terkejutnya mereka jika isi dlm kotak yaitu seorang bayi laki-laki ganteng.
Seperti mendapat berkah, keduanya memang sudah usang ingin mempunyai anak.
Karena itu mereka sungguh bahagia sekali bisa memperoleh seorang bayi lucu.
Mereka berpikir bahwa bayi tersebut hadir karena doa-doa yg selama ini mereka panjatkan pada Tuhan.
Kelahiran Ciung Wanara
Sementara itu, telur ayam yg berada dlm kotak berwarna emas dgn seorang bayi.
Telur tersebut di titipan pada seekor naga. Naga jelmaan seorang tuhan yg bernama Nagawiru.
Nagawiru nantinya akan mengerami telur asing yg sebuah hari akan menjadi teman dekat bayi pria yg di buang.
Pasangan yg mendapatkan bayi di sungai akrab di panggil aki & nini.
Aki & nini kemudian menunjukkan nama untuk si bayi. Sewaktu mendapatkan si bayi pasangan tersebut melihat burung yg mempunyai arti ciung dan melihat monyet yg berarti wanara.
Karena itu mereka menetapkan memilih nama Ciung Wanara untuk bayi laki-laki yg di buang.
Waktu berjalan dgn cepat, Ciung Wanara tumbuh menjadi anak yg pemberani, gagah & tampan.
Teman setianya adalah seekor ayam jantan abnormal yg senantiasa bersamanya.
Rahasia Kelahiran Ciung Wanara
Suatu hari tanpa sengaja Ciung Wanara menemukan kotak berwarna emas di rumahnya.
Dengan ingin tau, ia bertanya pada aki & nini mengenai hal tersebut.
Karena sudah mengajukan pertanyaan, aki & nini kemudian menceritakan asal ajakan Ciung Wanara.
Mereka bercerita bahwa memperoleh Ciung Wanara dlm kotak berwarna emas sewaktu memancing di sungai.
Keduanya mengira bahwa kotak tersebut berasal dr Kerajaan Galuh.
Ciung yg mengetahui realita ini menetapkan untuk mencari orang renta kandungnya.
Dia meminta izin pada aki & nini untuk mengembara menuju Kerajaan Galuh.
Sebenarnya keduanya tidak mau di tinggal Ciung pergi. Namun sebab Ciung teguh pendirian & beberapa kali meminta izin.
Akhirnya aki & nini mengijinkan Ciung untuk mencari kedua orang tuanya.
Setelah itu Ciung Wanara melaksanakan perjalanan menuju Kerajaan Galuh.
Sepanjang perjalanan, Ciung hanya di temani oleh sahabatnya yaitu ayam jantan abnormal.
Berada di Kerajaan Galuh
Selama berada di Kerajaan Galuh, Ciung Wanara bertemu dua patih kerajaan.
Patih Kerajaan tersebut bernama Purawesi & Puragading. Keduanya tertarik dgn ayam ahli Ciung.
Karena merasa kepincut, kedua patih meminta untuk bermain langgar ayam.
Pada awalnya Ciung Wanara menolak, namun karena terus menerus di tawari akhirnya ia setuju.
Sabung ayam kemudian di laksanakan di alun-alun Kota Galuh.
Ayam milik salah satu patih kerajaan & milik Ciung bertarung sengit.
Namun pada kesannya ayam milik Ciung yg jadi pemenangnya.
Berita kemenangan ayam Ciung menyebar ke seluruh negri hingga sampai ke indera pendengaran raja.
Karena ingin tau, Raja meminta pengawalnya untuk membawa Ciung ke istana dgn ayam jawaranya.
Bertemu dgn Ayahnya
Raja memang gemar bermain sabung ayam. Sabung ayam pula di minati oleh masyarakatnegri dr aneka macam golongan.
Bahkan Raja Barma Wijaya Kusuma memiliki ayam mahir yg populer kuat dgn ukuran besar. Ayam milik raja bernama Si Jeling.
Ketika sampai di istana, Ciung segera menemui baginda raja.
“Salam baginda, hamba berasal dr Desa Geger Sunten. Putra dr aki & nini. Hamba bernama Ciung Wanara” jawab Ciung dgn nada santun.
“Apa kau berminat untuk bermain sabung ayam dgn ayamku? Apa yg akan kau pertaruhkan?” tanya raja.
“Iya baginda, saya berhasrat. Jika ayam hamba kalah, maka nyawa hamba taruhannya.
Namun jikalau ayam hamba menang, izinkan hamba untuk mempunyai separuh Kerajaan Galuh” jawab Ciung dgn nada hening.
Akhirnya kedua pihak menyetujui & sepakat untuk bermain sabung ayam.
Baca Juga : √ Cerita Rakyat Lutung Kasarung Basa Jawa Singkat
Kemenangan Ciung Wanara
Pertarungan sabung ayam milik raja & Ciung Wanara berjalan dgn sengit.
Kedua ayam cukup kompetitif satu sama lain. Di awal pertandingan, ayam milik Ciung terlihat akan kalah.
Namun pada menit terakhir menjelang pertandingan selesai, ayam milik Ciung menjadi kuat.
Setelah beberapa menit bertarung, ayam milik Ciung tampil selaku pemenangnya.
Sesuai dgn kesepakatan yg telah di buat. Separuh kerajaan di berikan pada Ciung Wanara.
Ciung Wanara mendapat pecahan sebelah barat. Sedangkan sebelah timur di berikan raja pada anaknya yakni Hariang Banga. Keduanya mendapat gelar Prabu.
Kebenaran yg Terungkap
Setelah mendapat cuilan negara sebelah barat. Pada akibatnya asal undangan Ciung Wanara terungkap. Termasuk kejahatan Dewi Pangrenyep.
Ki Lengser mulai menceritakan bahwa bahu-membahu Dewi Naganingrum ibu kandung Ciung Wanara sudah di fitnah oleh Dewi Pangrenyep sehingga di usir dr istana.
Dewi Naganingrum bergotong-royong masih hidup, ketika ini tinggal di hutan.
Mendengar hal tersebut, Ciung sangat senang & segera menuju hutan untuk menjemput ibunya.
Sementara Dewi Pangrenyep yg mengenali fakta bahwa Ciung Wanara ialah anak Dewi Naganingrum yg di buang, sungguh ketakutan.
Akhirnya Dewi Pangrenyep di masukkan ke dlm penjara & mendapat eksekusi atas perbuatan buruknya.
Ciung hidup bahagia bareng ibunya & orang bau tanah angkatnya yg sudah mengasuhnya.
Cerita Rakyat Ciung Wanara dlm Bahasa Jawa
Ing jaman biyen ana Kerajaan Galuh sing di pimpin Raden Barma Wijaya Kusuma.
Raja kasebut duwe bojo loro yaiku Dewi Naganingrum lan Dewi Pangrenyep.
Kalorone podo ngandung anake raja. Nanging bayine Dewi Pangrenyep lahir disik.
Anake Dewi Pangrenyep di jenengi Hariang Banga. Sawise kuwi, gantian anake Dewi Naganingrum sing lahir.
Sing dilahireke yaiku bocah lanang. Nanging ora ono sing weruh kejaba Dewi Pangrenyep.
Dewi Pangrenyep sing duwe sifat kang ala, pribadi ngijolake anak kuwi dadi kirik.
Bocah asline di deleh ing kotak kuning, pinggire ana ndok pithik. Sawise kuwi pribadi di buang menyang kali.
Dewi Naganingrum Di Buang Ke Hutan
Berita Naganingrum ngelahirake kirik kasebar ing kerajaan.
Raja sing ngerti berita kasebut isin amarga kuwi malu kerajaan.
Emosine Raja eksklusif dukur. Banjur raja ngutus Ki Lengser kanggo buang lan mateni Dewi Naganingrum.
Ki Lengser ora bisa nolak printahe raja. Dheweke banjur menyang ganjal lan Dewi Naganingrum.
Ing tengah bantalan, Ki Lengser ngerasa ana sing ora bener.
Banjur dheweke mutusake ora mateni Dewi Naganingrum.
Akhire ing njero alas Dewi Naganingrum di gawekake gubuk.
Ki Lengser pamitan menyang Naganingrum lan akad bakale menyang alas kanggo delok kondisine.
Ing tengah perjalanan, Ki Lengser mateni kewan kanggo jupuk getihe.
Getih kasebut di usapake menyang pedange kanggo bukti yen dheweke wis mateni Naganingrum.
Aki & Nini Menemukan Bayi
Ing Desa Geger Sunten ana aki lan nini sing sering dolek iwak menyang kali.
Iwak kasebut biasae di dol kanggo nyukupi kebutuhan uripe.
Ing Sawijining dina, kail pancinge nyandet. Sawise di delok ana ing kotak kuning.
Aki lan nini banjur buka isine kotak kasebut. Dheweke kaget sawise ngerti ing kotak kasebut ana bayi.
Akhire anak kasebut di bimbing aki lan nini. Dheweke ngerasa anak kasebut ana amarga doane kalorone.
Saben dino aki lan nini dunga supaya duwe anak. Nemu anak kasebut di anggap yen doane wis di kabulake sing kuoso.
Asal Usul Ciung Wanara
Endok sing ana ing kotak kuning pinggire bayi di titipake menyang naga.
Naga kasebut jenenge Nagawaru titisane ilahi.
Nagawaru awet ngerami ndok kuwi amarga mangke bakale dadi kanca bayi kasebut.
Ing kali, pasangan kuwi delok manuk lan kethek. Amarga iku bayine di jenengi Ciung Wanara.
Ciung yaiku manuk lan Wanara yaiku kethek.
Kanthi rasa tresna, pasangan kasebut ngeramut Ciung.
Puluhan tahun wis melalui, Ciung dadi wong kang gagah, pandai, gantheng lan wani.
Kanca setiane yaiku pithik andal abnormal. Ing ngendi ana Ciung, ing kana ana pithik jagone.
Kelahiran Ciung Wanara Terungkap
Ing sawijing dina, Ciung ora sengaja nemu kotak warna emas. Amarga ingin tau, dheweke takon marang aki lan nini.
Aki lan nini ngerasa yen wis wayahe Ciung ngerti sakabehane. Banjur pasangan kasebut critakake kahanan sabenere.
Aki lan nini ya ngomong yen ngrasa kotak kasebut asale saka kerajaan Galuh.
Ngerti kahanan iki, Ciung jaluk izin ndolek wong tuwa kandunge. Aki lan nini menehi izin Ciung.
Sawise kuwi, Ciung nindakake perjalanan lan pithik andal aneh arep menyang kerajaan Galuh.
Sampai di Kerajaan Galuh
Ing Kerajaan Galuh, Ciung ketemu 2 patih Kerajaan. Patih kasebut penasaran karo pithik jagone.
Banjur kaloro patih kuwi ngajak Ciung dolen tubruk pithik. Awale Ciung ora gelem.
Amarga bala-bali di pekso banjur dheweke gelem. Adu pithik kasebut bakale ana ing alun-alun Kota Galuh.
Kaloro pithik tarung kanthi sengit. Pertarungan kasebut selesai di menangake pithik jagone Ciung.
Berita menange pithik jago gila wis nyebar nganti Raja ya wis ngerti. Amarga penasaran, raja ngutus pengawale doleki Ciung lan pithik jagone.
Kalorone bakale di undang ing istana Kerajaan Galuh.
Undangan dr Raja Kerajaan Galuh
Raja ya seneng dulin sabung pithik. Raja ya duwe pithik hebat sing ukurane gedhe lan besar lengan berkuasa. Jenenge pithik jagone raja yaiku Si Jeling.
Ana ing istana, Ciung pribadi ketemu raja. Banjur raja nawarake laga pithik karo dheweke.
Kalorone banjur gawe kesepakatan. Yen Ciung sing menang, separuh kerajaan Galuh bakal dadi nggone dheweke.
Nanging yen kalah, Ciung bakal dadiake nyawahe taruhane. Kalorone sepakat lan siap-siap dulin sabung pithik.
Sabung Ayam dgn Raja
Adu pithike Ciung lan Raja kanthi sengit. Mulane pithike Ciung ora besar lengan berkuasa.
Kabeh wong ora nyangka ing menit terakhir pithike Ciung dadi berpengaruh maneh lan ngalahake si Jeling.
Akhire pithike Ciung sing menang. Raja ngakoni kekalahane lan bakal menehi janjine.
Ciung oleh kerajaan Galuh pecahan kulon lan bagian wetan kuwi bagiane Hariang Banga anak raja. Kalorone entuk gelar Prabu.
Asal Usul Ciung Wanara Di Ungkap Raja
Sawise oleh pecahan kerajaan, Ciung nyritakake asal usule menyang raja. Akhire kahanan sabenere terungkap, termasuk sifat alane Dewi Pangrenyep.
Kahanan kasebut tambah terperinci sawise Ki Lengser nyritakake yen Dewi Naganingrum yaiku ibuke Ciung Wanara di fitnah lan di usir saka istana.
Ngerti kahanan kasebut, Ciung eksklusif doleki ibuke lan yusul ibuke ing bantalan.
Dene Dewi Pangrenyep di lebokake penjara amarga kesalahane sing wis fitnah lan buang anak raja yaiku Ciung.
Akhire Ciung, Dewi Naganingrum, aki lan nini urip seneng ana ing istana.
Unsur Intrinsik Legenda Ciung Wanara
Setelah membaca dongeng dengan-cara keseluruhan. Selanjutnya kita mampu menganalisis unsur intriksik dlm kisah.
Tema
Tokoh & Pewatakan
- Ciung Wanara
Tokoh utama cerita ini yakni Ciung Wanara yg berperan protagonis.
Ciung di gambarkan sebagai anak yg berani, pintar & berbakti. Keberanian & kecerdasan inilah yg mengirimkan Ciung untuk berjumpa dgn orang renta kandungnya.
Selain itu, Ciung ialah anak yg berbakti. Meskipun ia tahu aki & nini bukan orang bau tanah kandungnya. Ciung tetap saja meminta izin mereka untuk mencari orang bau tanah kandungnya.
Dia pula tak lupa pada aki & nini tatkala berjumpa orang renta kandungnya & mengajaknya tinggal di istana.
- Raja Barma Kusuma Wijaya
Raja memang mengasihi kedua istrinya. Namun tatkala di selimuti amarah, ia menjadi gegabah dlm mengambil langkah-langkah.
Seperti tatkala Dewi Naganingrum di fitnah sudah melahirkan anjing. Karena merasa malu ia pribadi berusaha membuang & membunuh Dewi Naganingrum.
Padahal raja bisa saja melaksanakan pengusutan untuk mencari fakta yg bergotong-royong.
Namun segi lain dr sifar raja ialah selalu menyanggupi kesepakatan. Tatkala raja kalah tubruk ayam, ia menepati janjinya untuk memberi separuh kerajaan pada Ciung Wanara.
- Dewi Naganingrum
Dewi Naganingrum memiliki sifat yg sabar. Meskipun telah di fitnah yg menjadikan ia di buang & nyaris di bunuh.
Dia tetap tabah menjalani kehidupannya di hutan seorang diri. Kesabaran inilah yg berbuah kemanisan.
- Dewi Pangrenyep
Dalam legenda Ciung Wanara, Dewi Pangrenyep yakni tokoh antagonis.
Dia mempunyai tabiat iri hati, penuh kedengkian, serakah & mau menang sendiri.
Karena sifat jelek inilah, ia rela melakukan segala cara untuk menyingkirkan Dewi Naganingrum dr istana.
- Ki Lengser
Meskipun bukan tokoh utama, tetapi kehadiran Ki Lengser membuat dongeng semakin mempesona.
Dia memiliki watak yg bijaksana & suka menolong. Karena kebijaksanaan Ki Lengser, ia tak menuruti perintah raja untuk membunuh Dewi Naganingrum sebab merasa ada yg salah.
Ki Lengser pula mempunyai watak suka menolong. ia menolong Dewi Naganingrum dgn membuat tempat tinggal di hutan.
Dan sesekali mengunjunginya ke hutan untuk melihat keadaan & membantu keperluannya.
- Aki & Nini
Orang tua angkat Ciung Wanara ini mempunyai safat yg penuh kasih sayang, ikhlas & sabar dlm mengasuh anaknya.
Alur
Selanjutnya memakai alur mundur tatkala aki & nini mulai menceritakan asal permintaan Ciung Wanara.
Kemudian kembali ke alur maju tatkala Ciung berupaya mencari keberadaan ayah kandungnya hingga berjumpa dengannya.
Hingga pada kesudahannya ada penyelesaian dr konflik dlm dongeng legenda ini.
Latar
Sudut Pandang
Dimana penulis menggunakan kata ganti beliau, mereka & menyebut nama tokoh.
Amanat
- Sebaik apapun menyembunyikan keburukan. Pada akhirnya pasti akan terungkap. Seperti fakta kelahiran Ciung yg telah di sembunyika ertahun-tahun, pada balasannya akan terungkap.
- Berbuat buruk dgn memfitnah orang lain cuma akan merugikan diri sendiri. Seperti Dewi Pangrenyep yg mendapat hukuman karena perbuatan buruknya.
- Kita cuma mendapatkan hasil dr apa yg kita tanam. Ciung & ibunya mendapat kebahagiaan. Sedangkan Dewi Pangrenyep mendapat eksekusi karena perbuatan buruknya.
Penutupan
Itulah dongeng legenda Ciung Wanara dlm bahasa Jawa & bahasa Indonesia.
Cerita ini memang cukup mempesona, sehingga dapat di ceritakan ulang. Cocok pula sebagai dongeng pengantar tidur.
Selain seru, cerita ini mengandung banyak pesan moral yg masih berhubungan dgn kondisi kini.