√ Cerita Legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan

Kisah roro jonggrang & bandung bondowoso cukup melegenda yg di yakin menjadi asal undangan candi prambanan.

Candi prambanan terletak di kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah spesial Yogyakarta.

Berikut yakni dongeng legenda bahasa jawa candi prambanan perihal percintaan antara roro jonggrang & bandung bondowoso yg melegenda.

Daftar Isi

Cerita Legenda Roro Jonggrang

Pada dahulu kala ada kerajaan besar bernama Prambanan yg di pimpin oleh seorang raja berjulukan Prabu Baka.

Prabu Baka mempunyai putri dgn paras yg elok menarik bernama Roro Jonggrang. Selain manis, Roro sangat bagus hati sehingga di cintai rakyatnya.

Sedangkan di daerah lain ada sebuah kerajaan yg pula besar yaitu Kerajaan Pengging.

Raja Pengging mempunyai sikap yg bernafsu, besar kepala & senantiasa memperluas wilayah kekuasannya dgn menaklukan kerajaan lain.

Kerajaan Pengging di pimpin seorang raja yg berjulukan Prabu Damar Maya.

Di kerajaan tersebut ada seorang panglima sakti yg berjulukan Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso inilah yg selalu memimpin kerajaan Pengging untuk menaklukan kerajaan lain.

Kesaktian Bandung cukup kuat yg berasal dr senjatanya. Bahkan ia bersahabat dgn bangsa jin yg selalu membantunya menaklukan kerajaan lain.

Jin tersebut mampu di bilang sebagai tentara Bandung Bondowoso untuk menyerang kerajaan lain.

Kerajaan Pengging Menaklukan Kerajaan Prambanan

Pada suatu hari Prabu Damar Maya menyuruh Bandung Bondowoso untuk menyerang Prambanan.

Hal ini semoga wilayah kekuasannya makin luas, dimana kerajaan Prambanan wilayahnya cukup besar.

Karena kesetiaannya, keesokan harinya Bandung Bondowoso secepatnya berangkat menuju Prambanan.

Tentu saja Bandung tak sendiri, ia menyerbu Prambanan menggunakan senjata saktinya & pasukan tentara jin.

Suasana Prambanan ketika itu begitu hening, rakyat melaksanakan aktivitas seperti biasanya.

Tanpa ada antisipasi apapun, tiba-tiba pasukan dr Kerajaan Pengging tiba menyerang.

Tidak tinggal membisu, Prabu Baka secepatnya menyuruh prajuritnya untuk menahan serangan Pengging.

Terjadilah peperangan di antara kedua kerajaan besar tersebut. Namun alasannya adalah kurang antisipasi, Kerajaan Prambanan sukses di taklukan.

Akhirnya Bandung Bondowoso sukses menaklukan kerajaan Prambanan. Prabu Baka sebagai raja Kerajaan Prambanan tewas di peperangan.

Sebagai tanda terimakasih, Prabu Damar Maya menawarkan kerajaan Prambanan pada Bandung Bondowoso.

Prabu damar menyuruh Bandung Bondowoso memimpin Kerajaan Prambanan.

“Atas keberhasilanmu, gue mengangkatmu selaku Raja Kerajaan Prambanan. Aku memerintahkan supaya ananda mengorganisir kerajaan ini & mengambil alih semuanya termasuk keluarga Prabu Baka”. Perintah Prabu Damar Maya.

Baca Juga : √ Cerita Rakyat Danau Toba Singkat Bahasa Jawa

Bandung Bondowoso Menyukai Roro Jonggrang

Bandung Bondowoso yg menggantikan Kerajaan Prambanan, saat itu pula langsung tertarik oleh keelokan Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso berniat untuk menikahi Roro. ia secepatnya menyatakan bahwa menggemari Roro Jonggrang.

“Wahai sang putri, apakah ananda mau menikah & menjadi permaisuriku?” Tanya Bandung Bondowoso dgn penuh harap.

Roro meninta Bandung supaya mau menunggu jawabannya karena ia sebetulnya tak menggemari orang yg sudah membunuh ayahnya.

Namun Roro tak mempunyai keberanian untuk menolak lamarannya dengan-cara pribadi. Karena Bandung Bondowoso mempunyai kesaktian yg cukup berpengaruh.

Roro hanya mencemaskan keselamatan rakyatnya jika membuat Bandung marah. Karena itu, ia perlu waktu untuk menjawab lamaran Bandung.

Setelah sementara waktu berpikir, alhasil Roro memperoleh cara yg cukup halus untuk menolak lamaran Bandung Bondowoso.

“Aku akan menerima lamaranmu, tetapi gue memiliki syarat untukmu”. Ucap Roro.

“Apa persyaratanmu wahai sang putri?” Jawab Bandung.

“Buatkan gue seribu candi hanya dlm waktu semalam. Jika ananda mampu menyanggupi persyaratanku, maka gue mau menikahimu?”. Ujar Roro Jonggrang.

“Baiklah sang putri. Aku sanggup”. Jawaban Bandung Bondowoso dgn rasa yakin diri.

Persyaratan tersebut cukup mudah bagi Bandung, apalagi ia mempunyai bala tentara jin yg siap membantunya.

Malam itu pula Bandung Bondowoso memerintahkan tentara jinnya untu menciptakan seribu candi dlm waktu semalam.

Membangung Seribu Candi dlm Semalam

Tentara jin milik Bandung Bondowoso membangun candi dgn cepat.

Dalam waktu dua pertiga malam saja, candi yg berhasil mereka bangun cuma tinggal sedikit saja & nyaris selesai.

Roro mulai khawatir dgn kemajuan candi yg hampir selesai.

Dia sungguh panik jikalau saja syaratnya sukses di penuhi. Karena Roro tak menyukai Bandung.

Dia berupaya mencari cara biar mampu menggagalkan pekerjaan Bandung Bondowoso & tentara jinnya.

Setelah mendapatkan cara, Roro meminta dayang kepercayaannya untuk melakukan sesuatu.

“Dayang, segeralah untuk membangunkan temanmu! Bakarlah jerami & tumbuklah padi di lesung! Kemudian taburkan bunga-bunga yg harum!”. Perintah sang putri.

Roro bermaksud membuat situasi seolah-olah sudah pagi hari. Hal ini akan menciptakan para jin berhenti melakukan pekerjaan sebelum menyelesaikan patokan seribu candi.

Perintah sang putri langsung di laksanakan oleh para dayang. Mereka segera membakar jerami di sebelah timur kerajaan Prambanan.

Sehingga tampakcahaya kemerahan yg mirip fajar dr kejauhan.

Suara lesung mulai terdengar & wangi bunga mulai tercium. Selang beberapa waktu bunyi ayam berkokok mulai terdengar.

Mendengar ayam mulai berkokok & menyaksikan warna merah seolah fajar menciptakan para jin berhenti melakukan pekerjaan .

Para jin menduga bahwa hari mulai pagi. Dengan cepat mereka meninggalkan pekerjaannya yg cuma kurang satu candi saja.

Kemarahan & Kutukan Bandung Bondowoso

Melihat para tentara jin yg meninggalkan pembangunan candi membuat Bandung sangat marah.

“Kembalilah bala tentaraku! Hari belum pagi, kembalilah melakukan pekerjaan !” teriak Bandung Bondowoso dgn bunyi lantang.

Para jin tak menghiraukan perintah & teriakan Bandung. Mereka tetap meninggalkan tempat.

Karena bala tentaranya pergi, Bandung meneruskan pembangunan candi tersebut. Namun pekerjaannya belum selesai, matahari sudah  terbit.

“Bagaimana, apakah ananda sudah memenuhi persyaratanku? Apakah ananda sukses menciptakan seribu candi?”. Tanya Roro Jongrang dgn senyum.

Melihat perilaku Roro yg sungguh senang alasannya Bandung telah gagal. Membuat ia terbakar amarah.

Apalagi Bandung menyadari tipu muslihat Roro yg berusaha menggagalkan usahanya.

“Wahai putri, harusnya ananda menolak lamaranku sedari permulaan jikalau memang tak menyukaiku! Kamu ini berbuat curang dgn tipu muslihatmu untuk menggagalkanku! Hatimu keras mirip batu”. Ucap Bandung dgn sarat kemarahan

.

Ucapan Bandung Bondowoso yg sungguh sakti dgn menyampaikan Roro mirip batu menjadi kutukan bagi Roro.

Saat itu pula seluruh badan Roro berkembang menjadi patung watu yg sungguh elok.

Arca tersebut kabarnya menjadi jelmaan sang putri yg ada di ruangan candi besar bernama Candi Roro Jonggrang yg berada di kompleks Candi Prambanan.

Cerita Roro Jonggrang Bahasa Jawa

Jaman biyen ana kerajaan sing jenenge Kerajaan Prambanan. Kerajaan kasebut di pimpin raja sing jenenge Prabu Baka.

Ing masa pemerintahane Prabu Baka, rakyate urip seneng lan tentrem. Ing sekitare Kerajaan Pramabanan ya ana kerajaan cilik, kabeh rakyate ngajeni Prabu Baka.

Prabu Baka duwe anak sing ayu banget, jenenge Roro Jonggrang. Liyane iku Roro di kenal duwe sifat sing apik banget lan seneng nulung.

Roro Jonggrang di ajeni rakyate, podo karo bapake sing di senengi rakyate.

Penaklukan Kerajaan Prambanan

Ana Kerajaan Pengging sing ukurane ora kalah ombo karo Kerajaan Prambanan. Nanging rajae kuwi sombong lan seneng naklukno kerajaan liyo.

Kerajaan Pengging duwe hero sing populer, jenenge Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso yaiku wong sing sakti lan duwe kekuatan sing sakti banget.

Liyane iku, Bandung Bondowoso ya duwe pasukan jin sing biasane nulungi dheweke naklukno kerajaan liya.

Salah sijine kerajaan sing arep di jupuk yaiku Kerajaan Prambanan. Raja Pengging duwe rencana kanggo nyerang Prambanan.

Sawisi strategine wis siyap, prajurite Kerajaan Pengging nyerbu Kerajaan Prambanan.

Rencana kasebut namung rapi banget, ora ono sing kerungu planning serangan Kerajaan Pengging kajaba Prabu Baka.

Ing Kerajaan Prambanan ora ana apa-apa. Kegiyatane kaya biasane, nganti ana wong siji sing ngadep Prabu Baka.

“Kanjeng Prabu, ngapunten…”. Ujare rakyat Prambanan.

“Ana apa kowe kok gupuh kaya ngene?”. Prabu Baka takon.

“Niki gawat Kanjeng… wonten serdadu Kerajaan Pengging sing badhe nyerbu. Sakniki wonten teng perbatasan Kanjeng”. Ujare rakyat.

“Aja ngawur kowe iku!”. Wangsulane Prabu Baka, nanging rupane tegang.

“Sumpah Kanjeng, kulo mboten mbujuk. Monggo ningali bareng-bareng teng perbatasan”. Ujare rakyat Prambanan.

Nganti dumadakan Prabu Baka ngumumake perang. Ing wektu iku, Kerajaan Prambanan rame karo rakyat lan serdadu sing siap perang.

Kabeh serdadu padha siyaga ing perbatasaan lan liyane nglindhungi wong sing ana ing Kerajaan.

Kekalahan Kerajaan Prambanan

Cacahe serdadu Prambanan mung sitihik lan ora imbang karo kekuwatane Kerajaan Pengging.

Prajurit Prambanan sing njaga ning ngarep wis di pateni karo prajurite Pengging.

Prajurite Pengging terus wae maju lan mlebu ing Kerajaan Prambanan.

Senajan tentara Prambanan ngelawan, prajurite Bandung Bondowoso iseh iso mlebu Prambanan.

Serangan dadakan iki ndadekake tentara Prambanan dadi gupuh kabeh.

Prabu Baka eksklusif ngamanake Roro Jonggrang lan keluargane. Roro lan keluargane di gawa menyang papan sing kondusif lan padha ndhelik.

Nalika prajuri Kerajaan Prambanan wis tekan watese, Prabu Baka mimpin perang lan nglawan Bandung Bondowoso.

Nanging Prabu Baka kalah lan mati ing tangane Bandung Bondowoso.

Krungu kabar kuwi, Raja Pengging seneng banghet banjur masrahake tahta Kerajaan Prambanan marang Bandung Bondowoso.

Kisah Roro Jonggrang & Bandung Bondowoso

Sawise jupuk tahtah Kerajaan Prambanan, Bandung Bondowoso nangkep kabeh keluarga Kerajaan kalebu Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso pribadi katresnan marang Roro Jonggrang sing ayu banghet.

Ora mikir suwe, Bandung Bondowoso eksklusif takon marang Roro Jonggrang.

“Kowe gelem ta dadi permaisuriku?”. Ujare Bandung Bondowoso.

Pandangane Roro kosong, eluhe mudhun alon-alon. Bandung kaget lan isin.

Roro Jonggrang iseh kelingan bapake sing mati ing tangane wong sing nglamar dheweke.

Ing njero atine, Roro Jonggrang jane sengit banget marang Bandung Bondowoso.

Nanging dheweke ora duwe pilihan maneh. Kanthi abot lan mikir masa depane Kerajaan Prambanan, akhire Roro Jonggrang gelem di lamar.

Kisah Seribu Candi

Nanging ana syarat sing kudu di tindakake Bandung Bondowoso yaiku gawe 1000 candi lan rong sumur sajrone sewengi.

Bandung Bondowoso nampa syarat kasebut tanpa mikir suwe. Dheweke baiklah kerono tresna banget marang Roro Jonggrang.

Kanggo nyukupi syarat kasebut, Bandung Bondowoso gawe candhi dibiyantu dening pasukane jin.

Perentahe di kerjaaken nganti cepet sing garakne Roro Jonggrang gupuh.

Roro mung bisa mikir piye carane gagalne lan ngalang-ngalangi Bandung Bondowoso kanggo berdiri candi.

Bandung Bondowoso Gagal Membuat Seribu Candi

Candi sing kudu di penuhi mung kari 3, akhire Roro Jonggrang nemokake inspirasi.

Dheweke nglumpukake dayang-dayange lan merintahake supaya ngobong jerami. Dayang liyane kudu dolanan lesung.

Sawise iku, pithik podo kluruk mergo langite werno abang saka jerami sing di obong.

Amarga kerungu pithik wis kluruk lan langit wis abang, para jin ngira yen wing isuk. Para jin banjur ninggalake kerjoane.

Bandung Bondowoso jengkel banget lan isih nyoba ngrampungaken candhi sing iseh durung di berdiri.

Nanging saiki wis isuk, Roro Jonggrang mesam-mesem merga wis marem nggagalke Bandung Bondowoso.

“Kowe iki wis ngapusi Roro Jonggrang, kowe sing nggagalke”. Bandung Bondowoso jengkel lan ngomel.

“Nanging jumlahe kurang siji, kowe kudu iso netepi janjimu. Kowe iku wis kalah, candimu kurang siji.”. Wangsulane Roro Jonggrang.

Ora trima di arani kalah, Bandung Bondowoso banjur ndadeaken Roro Jonggrang Candhi kang kaping sewu.

Kanthi kekuatan gaibe Bandung Bondowoso, dheweke ngowah Roro Jonggrang dadi candi sing ke 1000 jangkepi candi kasebut.

Patung Roro Jonggrang banjur jangkepi cacahe candi nganti sewu. Nganti saiki candi Roro Jonggrag sing di arani candi sewu utawa candi prambanan mapan ono ing tlatah ngadeg megah.

Baca Juga : √ Ringkasan Cerita Rawa Pening Bahasa Jawa Singkat

Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Candi Prambanan

Kita dapat menganalisis komponen-komponen yg ada dlm dongeng rakyat tersebut sehabis membaca keseluruhan cerita.

Berikut yaitu komponen intrinsik legenda candi prambanan bahasa jawa.

Tema

Tema Cerita
Cerita rakyat Candi Prambanan mempunyai tema penghianatan yg di kerjakan Roro Jonggrang.

Bukan tanpa argumentasi, Roro Jonggrang bersikap mirip itu sebab marah pada Bandung Bondowoso yg telah membunuh ayahnya yakni Prabu Baka.

Roro Jonggrang harus mencari wangsit untuk menolak lamaran Bandung Bondowoso yaitu dgn meminta syarata di buatkan 1000 candi dlm semalam.

Akhirnya Roro mendapatkan wangsit untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso selaku persyaratan menikahinya.

Tokoh

Tokoh Cerita

A. Bandung Bondowoso

Bandung Bondowoso dlm kisah roro jonggrang memiliki karakter yg antagonis. Karakternya berani, ambisius & kejam.

Hal ini berdasarkan keberaniannya yg menyerang Kerajaan Prambanan hingga membunuh Prabu Baka.

Bandung Bondowoso pula cukup ambisius alasannya adalah ia berusaha sungguh keras untuk mewujudkan yg ia harapkan yaitu menikahi Roro Jonggrang.

Namun, di akhir cerita dgn kejamnya ia mengakibatkan Roro Jonggrang sebagai candi alasannya adalah merasa di tipu.

B. Roro Jonggrang

Dalam dongeng tersebut, Roro Jonggrang di gambarkan sebagai anak yg baik hati, menghormati ayahnya, patuh & sungguh anggun. Namun sifat buruknya ia curang. Seperti tatkala ia berupaya menggagalkann Bandung Bondowoso semoga tak sukses menciptakan seribu candi.

C. Prabu Baka

Prabu Baka yaitu raja yg di hormati & di sayangi rakyatnya. Sifatnya baik, mengayomi, & berani mati demi melindungi kerajaannya.

D. Tokoh Lain

Dayang istana, rakyat Kerajaan Prambanan & pasukan jin.

Latar

Latar Cerita
Latar tempatnya ada dua yakni Kerajaan Prambanan & Kerajaan Pengging. Namun fokusnya yaitu Kerajaan Prambanan.

Latar waktunya yakni masa kemudian, pagi, siang, fajar & malam.

Alur

Alur Cerita
Alur cerita rakyat ini yaitu alur maju alasannya legenda ini di ceritakan dengan-cara berurutan. Yaitu awal perkenalan tokoh, pertentangan hingga solusi kisah.

Sudut Pandang

Sudut Pandang Cerita
Sudut pandang dongeng ini sama dgn dongeng rakyat yang lain yakni sudut pandang orang ketiga.

Amanant / Pesan Moral

Pesan Moral Cerita

  • Agar tak merugikan diri sendiri & orang lain, tepatilah kesepakatan.
  • Jika mengalami kekalahan terima saja, jangan sampai curang alasannya akan merugikan diri sendiri.
  • Sepintar-pintarnya menutupi kebohongan, pada hasilnya akan tertangkap basah.

Unsur Ekstrinsik Cerita Rakyat Candi Prambanan

Selain bagian intrinsik pula terdapat unsur ekstrinsik yg membangun legenda candi prambanan.

Berikut unsur ekstrinsiknya:

  • Nilai sosial : Roro Jonggrang yg memiliki sifat baik hati dgn tutur kata yg halus.
  • Nilai budaya : menceritakan salah satu budaya kerajaan terdahulu yg mengakibatkan perang selaku cara untuk memperluas kawasan.
  • Nilai moral : aliran untuk tak egois & menang sendiri.
  • Unsur religi : ada keyakinan kepada makhluk halus untuk meminta pinjaman kekuatan seperti jin.

Legenda candi prambanan ini cukup populer di Indonesia. Karena hingga saat ini kita mampu menyaksikan wujud orisinil dr Candi Prambanan.

Namun banyak pesan moral yg dapat kita ambil hikmahnya & masih relevan dgn zaman saat ini.

  Sajak Karya Jenderal Sudirman Untuk Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 1948