Cara mempublikasikan buku kalau dilakukan & menerima hak cipta adalah hal yg hebat karena manfaatnya terasa bagi penulis.
Cara mempublikasikan buku memang bukan kasus mudah, begitupun untuk menerima hak cipta. Hak cipta diberikan pada penulis untuk membuat lebih mudah segala sesuatu yg mungkin terjadi yg merugikan penulis. Pentingnya hak cipta, hingga-hingga di atur dlm Undang-undang, tahun 2002 nomor 19.
Fungsi hak cipta melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) penulis yg melaksanakan cara menerbitkan buku. Sebenarnya tak diperuntukan oleh penulis saja, tetapi para pekerja seni, penemu alat, & banyak hal yg menyangkut penemuan baru, dr hasil oleh berpikir. Hak cipta sebagai klaim, menunjukan bahwa itu adalah hak milik karya Anda. Barangsiapa yg menggandakan atau menyontek tanpa ijin pada Anda & pihak bersangkutan dapat dikasuskan ke ranah aturan.
Sampai Mana Batasan Hukum Hak Cipta?
Cara mempublikasikan buku pekerjaan yg mempunyai kemaslahatan besar bagi banyak orang. Tidak cuma di Indonesia, di Luar Negeri pun pula demikian. Pantas kalau copyright bisa dijadikan langkah pencegahan dr segala kemungkinan yg merugikan. Di Luar Negeri, hak cipta pula sudah digalakan. Bahkan, hak seorang penulis diakui & dilindungi dengan-cara international. Sampai-sampai di Uni Eropa pula terdapat undang-undang hak cipta Internasional yg disebut Konverensi Bern, khusus untuk karya seni & sastra.
Keistimewaan Hak Cipta
Copyright di dunia cara mempublikasikan buku mempunyai hak pribadi. Di sinilah seorang penulis berhak untuk memperbanyak, mencetak & menjual hasil karya melalui print out maupun lewat elektronik. Bahkan, jika memungkinkan, Anda pula berhak menjual karya hingga manca negara. Upaya tersebut yaitu upaya memperkenalkan, penawaran khusus dan show up buah pemikiran, & kreativitas berfikir.
Berbicara ihwal cara menerbitkan buku, kreativitas hal yg sungguh penting untuk melahirkan sebuah karya tulis. Buku latih misalnya, perlu kreativitas menyaksikan sudut pandang mempesona biar goresan pena tak menjemukan. Kreativitas menjadi sumber utama menciptakan karya yg berlawanan dr yg lainnya. Itu sebabnya copyright mempunyai hak istimewa, cuma diberikan pada mereka yg memang mempunyai penemuan gres.
Penulis yg mendapatkan hak cipta, berhak dengan-cara sarat menjadi pilot. Penulis berhak ingin menerjemahkan, menyewakan, memasarkan, meminjamkan, memberitakan hingga berhak apakah buku akan digratiskan. Semua ada di tangan penulis, si pemilik hak cipta.
Meskipun hak cipta bersifat pribadi, bukan berarti para penulis bisa lenggang kangkung & berpangku tangan-kalem. Banyaknya perkara pelanggaran & pembajakan buku besar-besaran memperlihatkan dampak kerugian dengan-cara materi & non materi. Termasuk kerugian dengan-cara sopan santun. Dengan kata lain, hak cipta diberlakukan sebagai upaya melindungi hak tabiat para penulis. meskipun demikian, bantuan hukum yg diberikan pada penulis tak memperlihatkan jaminan tak ada pelanggaran pada suatu karya. Terutama karya yg laku di pasaran.
Ancaman Hukum Melanggar Hak Cipta
Hak cipta tak sekedar isapan jempol saja. Karya apapun, termasuk karya tulis yg memiliki hak cipta sangat rawan untuk di perbanyak tanpa ijin dr pihak yg bersangkutan. Dalam hal ini ialah memperbanyak, menjiplak & membajak buku untuk kembali dijual ke pasar, demi laba pribadi.
Tidak hanya membajak satu buku, mengutip satu kalimat sampai satu paragraf pun mampu diproses oleh hukum. Sehingga, banyak penulis-penulis yg menuliskan sebuah kalimat yg diambil dr sumber buku lain senantiasa mencantuman sumber. Dengan menuliskan sumber, memperlihatkan apresiasi & penghargaan pada penulis lain yg sukar payah menuliskannya. Sisi lain, mencantumkan sumber bagi sebagian orang dapat dipakai selaku runutan sumber ilmu dlm melakukan cara mempublikasikan buku.
Membajak maupun mengutip tanpa menyebutkan sumber mampu dikenakan saksi aturan. Tidak tanggung-tanggung, eksekusi penjara bisa bertahun-tahun. Seperti yg tertulis di lembar buku depan, biasannya akan tertulis eksekusi penjara & denda duit sekian puluh juta sampai ratusan juta. Angka yg tak sedikit. Meski kenyataannya, ancaman tersebut tak membuat beberapa oknum dibuat jera.
Hak Pemilik Hak Cipta
Proses cara mempublikasikan buku memerlukan energi otak yg jauh lebih berat. Karena penulis buku adalah pekerja yg mengandalkan otak, bukan tenaga fisik. Dimana, beban seorang pekerja pemikir & pekerja tenaga bergairah lebih berat pekerja pemikir. Meskipun dengan-cara fisik, pekerja berangasan jauh merasakan lelah juga. Setidaknya, seorang penulis memiliki hak dengan-cara ekonomi & hak sopan santun.
Fitrah manusia untuk hidup yakni bisa menyanggupi keperluan pokok. Termasuk, pangan, sandang & papan. Secara lazim, diasumsikan dgn duit. Dimana duit diperoleh dgn pekerjaan. Begitupun dgn hak ekonomi seorang penulis. Disinilah penulis mampu menerima imbalan duit dr hasil penjualan karya & kreativitas. Tentu saja pula mempunyai deadline tertentu yg disepakati dgn pihak penerbit.
Begitupun dgn hak budbahasa. Dengan mengikuti kerja kontrak yg sudah disepakati kedua belah pihak (penulis & penerbit), itu sudah menjadi satu belahan hak akhlak penulis atas karyanya yg diapresiasi. Setelah kesepakatan simpulan, & hak cipta dikembali ke pada penulis, maka hak penulis diberikan dengan-cara penuh kembali. Prinsipnya, hak tabiat seorang penulis tak bisa dipindah tangankan oleh orang lain. Kecuali si penulis menciptakan surat wasiat.
[Elisa]
Referensi :
- http://ilmu-pendidikan.net/pustaka/hak-pribadi-penulis-yang-memiliki-hak-cipta-sebuah-buku/ diakses pada hari Rabu, 1 Juni 2016, Pukul 11.25 WIB.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta_penulis/ diakses pada hari 1 Juni 2016, Pukul 10.00 WIB.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda pula bisa KONSULTASI dgn Customer Care yg siap menolong Anda hingga buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂