Cara menciptakan buku memerlukan penyusunan rencana. Yang tak boleh dilupakan yaitu segmen pembaca. Dengan segmen yg terang, buku akan lebih gampang dipasarkan.
Cara membuat buku memerlukan proses panjang sampai naskah simpulan untuk berikutnya diantarpada penerbit buku. Untuk membuat naskah lebih mudah diterima oleh penerbit buku ialah dgn menentukan segmen pembaca. Ini penting untuk diperhatikan sebab berkaitan dgn siapa target pembaca sehingga pesan yg ingin disampaikan lebih mudah tercapai. Selain itu, hal tersebut pula mempermudah penerbit buku dlm proses penjualan. Sama halnya suatu produk, penerbit buku pula perlu tahu sasaran pasar.
Indikator kesuksesan dlm menulis buku yakni tatkala pesan yg ingin disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Diterima atau tidaknya goresan pena kita tercermin dr respon pembaca setelah buku kita diterbitkan oleh penerbit buku. Apakah pembaca menunjukkan respon faktual atau negatif terhadap buku tersebut? Semakin buku diterima oleh banyak orang, kian menunjukkan buku tersebut sesuai dgn keperluan pembaca. Oleh alasannya itu, cara membuat buku yg baik perlu mengenali dgn jelas siapa pembaca buku kita. Untuk memudahkan dlm menentukan segmen pembaca mampu dikerjakan dgn melaksanakan pemetaan didasarkan pada kategorisasi jenis buku yg akan ditulis, rentang usia, jenis kelamin, & pula jenis profesi pembaca. Dikutip dr UKTUB! Panduan Lengkap Menulis Buku dlm 180 Hari, terdapat tiga hal yg dapat digunakan untuk memilih segmen pembaca.
Pertama, cara menciptakan buku dgn memperhatikan sisi jenis kelamin. Laki-laki & perempuan mempunyai acuan pikir yg berlawanan. Seorang pria lebih condong mengedepankan logika daripada emosi, mengungkapkan sesutau dengan-cara pribadi to the point, tak bertele-tele. Berbeda dgn perempuan yg lebih mengedepankan perasaan atau emosi & mengekpresikan banyak hal dgn aba-aba-kode tersirat. Dengan demikian, tatkala menulis buku untuk wanita maka pendekatan yg dilaksanakan, menggunakan gaya bahasa yg lebih mengendepankan aspek emosional. Pada prinsipnya gaya komunikasi yg dipakai mampu menciptakan pembaca tersentuh. Berbeda kisah apabila buku ditujukan untuk semua jenis kelamin, maka gaya penyampaian bahasa mesti mencakup keduanya. Dimana di satu sisi gaya komunikasi yg digunakan tetap menyanggupi segi emosional pembaca dgn tetap tak bertentang dgn logika. ‘Men are from mars and women are from venus’ rasanya ungkapan tersebut perlu diamati.
Kedua, cara menciptakan buku dgn memetakan pembaca dr sisi usia. Cara paling mudah untuk menentukan sasaran pembaca. Kita mampu dgn gampang mengelompokkan klasifikasi buku belum dewasa, remaja, hingga sampaumur. Meskipun untuk buku anak-anak masih dibedakan lagi antara bawah umur usia prasekolah yg lebih didominasi pada bagian visual, mirip warna atau gambar layaknya buku mewarnai. Buku yg berbeda pastinya dgn buku belum dewasa untuk SD yg sudah mulai berguru menulis & membaca.
Berbeda lagi dgn usia Sekolah Dasar memasuki masa remaja Sekolah Menengah Pertama & SMA yg sudah mulai mengenal lawan jenis, cinta, masa peralihan antara anak-anak menuju remaja. Mulai menafsirkan & menalar. Dimana masa remaja yakni masa dimana sudah mulai ada tanggung jawab yg diberikan pada diri sendiri. Begitu pula usia-usia dewasa. Maka tatkala akan menulis, tentukan dahulu rentang usia pembaca. Perbedaan gaya bahasa & konten yg sesuai & kebutuhan oleh belum dewasa, remaja, & orang tua besar lengan berkuasa pada penerimaan pada buku yg kita buat.
Ketiga, cara menciptakan buku dgn membayangkan apa profesi pembaca buku kita. Jika buku yg kita tulis khusus untuk dosen, tentu berbeda dgn buku yg dikhususkan untuk mahasiswa. Begitu juga buku untuk pembaca lazim & professional. Akan namun, untuk menarik pembaca yg lebih luas, bisanya penulis akan menyasar pembaca umum sehingga bahasa yg dipakai sedapat mungkin ialah bahasa umum & menghindari aneka macam istilah khusus yg cuma diketahui oleh kalangan profesional.
Selain ketiga hal tersebut, cara menciptakan buku yg mampu diterima oleh pembaca pula mesti memperhatikan tema yg akan ditulis. Tulisan dengan-cara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni tulisan fiksi & tulisan nonfiksi. Tulisan fiksi dapat berupa goresan pena dgn tema dongeng, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, buku harian, atau novel yg masih dibagi lagi menjadi novel penyesuaian, novel remaja, novel sampaumur. Pada prinsipnya tulisan fiksi merupakan goresan pena yg merupakan hasil imajinasi penulisnya. Berbeda dgn goresan pena nonfiksi yg merupakan hasil kajian & evaluasi dgn tema-tema seperti administrasi, motivasi, agama, pendidikan, hobi, bisnis, pertanian, wirausaha, teknologi, traveling. Keduanya mempunyai segmen pembaca masing-masing dr aneka macam latar belakang profesi & usia. Hal yg perlu diingat yaitu tatkala menulis maka cara gampang untuk menciptakan buku yaitu menulis dgn cinta, mencintai tema yg kita tulis, sehingga proses menulis tak menjadi beban. Tulisan pun pula akan lebih mendalam & berguna.
Dengan menentukan segmen pembaca, kita akan mendapat gambaran apa yg dibutuhkan para pembaca, menentukan gaya bahasa yg sempurna, & konten yg sesuai sehingga buku yg dihasilkan mampu menjalin komunikasi yg kuat dgn pembaca. Oleh alasannya itu, cara menciptakan buku memerlukan riset untuk mementukan sasaran pembaca. Membuat buku bukan cuma memenuhi cita-cita penulis. Kita mampu menangkap kebutuhan pembaca dr hasil observasi baik dr sosial media atau kenyataan dlm kehidupan sekitar, survey, diskusi atau masukan dr orang lain. Alhasil, buku kita akan lebih gampang diterima pembaca. Tatkala buku dapat diterima banyak pembaca, maka naskah buku akan lebih mudah diterima pula oleh penerbit buku. Selamat menulis!
Referensi:
Zainudin, Akbar, 2015. UKTUB! Panduan Lengkap Menulis Buku dlm 180 Hari. Jakarta: renebook
[Ulin Nafiah]
foto: pexels.com
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.
Anda pula bisa KONSULTASI dgn Customer Care yg siap menolong Anda hingga buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk secepatnya MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂