√ Cara Membuat Buku Jitu Menghindari Pemborosan Kata

Cara Membuat Buku yg benar, sebaiknya hindari pemborosan kata. Adanya pemborosan kata menjadikan kalimat menjadi tak efektif.

Cara menciptakan buku yg benar perlu menghindari Pemborosan kata. Hal ini umumterjadi lantaran si masih menuliskan bahasa verbal dlm bentuk teks. Padahal, bahasa mulut & tulisan tak dapat disamakan dlm penggunaannya. Ada kaidah-kaidah penulisan yg mesti dipatuhi supaya buku yg ditulis layak untuk diterbitkan.

Pemborosan kata saat menulis buku dapat disingkirkan dengan cara menciptakan buku yg benar yakni  mengubah kalimat yg terlalu panjang & tak efektif. Dalam menulis buku, penulis harus jeli memperhatikan kalimat per kalimat biar tak didapatkan pemborosan kata. Penulis mampu mengganti kalimat yg terlalu boros dgn menghapus kelebihan-keunggulan kata. Kata-kata yg terkesan “boros” atau mubadzir harus dihapus, selama tak meminimalkan inti kalimat.

Perlu kiranya kita menyaksikan kata atau kelompok kata yg penggunaannya tak sempurna. Dengan begitu kita akan lebih paham untuk memakai kata atau kelompok kata dengan-cara efektif. Untuk menghindari adanya pemborosan kata saat menulis buku, Anda bisa melihat beberapa contoh penggunaan kata atau golongan kata yg tepat & tak sempurna di bawah ini.

 

  1. Daftar kata & frasa yg kerap kali digunakan & berujung pada pemborosan kata

 

Tidak sempurna Tepat
 

Sejak dari

Agar supaya

Demi untuk

Adalah merupakan

Seperti… & sebagainya

Misalnya… & lain-lain

Antara lain… & seterusnya

Karena… sehingga

 

Gunakan salah satu kata saja
 

Tujuan daripada

Mendeskripsikan wacana

Berbagai faktor-faktor

Daftar nama-nama

Mengadakan observasi

Dalam rangka untuk

Mempunyai pendapat

Apabila.. maka

Walaupun… namun

Berdasarkan… maka

Namun demikian

 

 

Tujuan

Mendeskripsikan

Berbagai faktor

Daftar nama

Meneliti

Untuk

Berpendapat

“Apabila” tanpa kata penghubung

“Walaupun” tanpa kata “tetapi”

“Berdasarkan” tanpa kata “maka”

“Namun” tanpa “demikian” atau diganti walaupun demikian

 

 

  1. Penggunaan kata untuk

Kata “untuk” yg dipakai tak pada konteksnya pula mengakibatkan adanya pemborosan kata. Pada dasarnya, kata “untuk” memiliki makna yg cukup bermacam-macam, antara lain:

  • Sebagai kata depan

Contoh: ini untuk kamu.

  • Menyatakan alasannya atau alasan

Contoh: Untuk menerima uang, ia harus bersusah payah.

  • Menyatakan maksud atau tujuan

Contoh: Buku panduan dibuat untuk mempermudah pelaksanaan kesibukan tersebut.

  • Penggantian

Contoh: Halaman rumah pula digunakan untuk menyelenggarakan pesta.

  • Berarti “sudah”

Contoh: Tahun ini Sensus Ekonomi sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya.

  • Berarti “selama”

Contoh: ia tak akan datang ke kantor untuk beberapa hari lantaran sedang sakit.

 

Selain dipakai untuk kalimat yg memiliki makna-makna di atas, kata “untuk” tak dibutuhkan. Penggunaan kata “untuk” di luar makna-makna tersebut dianggap tak perlu atau mubazir. Penulis seharusnya lebih seksama dlm memakai kata “untuk” & melihat konteks kalimatnya.

 

  1. Penggunaan kata “sendiri”

Penggunaan kata “sendiri” tak jauh berlainan dgn kata “untuk”. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sendiri mengandung beberapa makna seperti berikut.

  • Seorang diri

Contoh: Ia tinggal sendiri di apartemen itu.

  • Tidak dibantu orang lain

Contoh: Segala ide itu adalah hasil pikirannya sendiri.

  • Tidak dibantu alat apapun

Contoh: Lama kelamaan kipas angin akan berhenti sendiri tatkala dimatikan.

  • Kepunyaan yg disebut & bukan milik orang lain

Contoh: Setiap manusia memiliki hak & kewajibannya sendiri.

  • Terpisah dr yg lain atau terasing

Contoh: Setiap orang mendapat gilirannya sendiri.

  • Yang paling

Contoh: Ia senantiasa merasa paling benar sendiri.

  • Diri yg bersangkutan

Pelamar pekerjaan harus mengisi sendiri formulir yg diberikan kepadanya.

 

Penggunaan kata “sendiri” yg berbeda dr uraian di atas pula seharusnya disingkirkan. Kata “sendiri” tak diperlukan untuk kalimat yg maknanya tak mengacu pada makna-makna di atas. Biasanya kesalahan penggunaan kata “sendiri” dijumpai dlm program berita maupun bahasa ekspresi yg kerap kali diucapkan.

 

  1. Penggunaan kata “pada” untuk menunjuk keterangan waktu.

Kata “pada” sering dituliskan untuk menunjuk keterangan waktu. Biasanya kata “pada” dipakai sebelum kata “hari”, “bulan”, “tanggal”, & “tahun”. Penggunaan kata “pada” dgn kata-kata tersebut kurang efektif & terkesan boros. Agar lebih efektif, nama hari, bulan, tahun, atau tanggal bisa eksklusif dituliskan setelah kata “pada”.           Dalam menuliskan keterangan waktu, kata pada mampu dihilangkan dgn digantikan kata “hari”, “tanggal”, “bulan”, & “tahun”. Lebih jelasnya, mari kita simak acuan di bawah ini.

 

            Tidak sempurna Tepat
Pada tanggal 17 Agustus 1945

 

Pada tahun 2016

Pada bulan November

Pada hari Minggu

Pada 17 Agustus 1945, atau tanggal 17 Agustus 1945

Pada 2016, atau tahun 2016

Pada November

Pada Minggu

 

  1. Penggunaan kata “kemudian” & “mendatang”

Kata “lalu” menunjukkan makna sudah lewat atau sudah lampau. Sementara itu, kata “mendatang” bermakna yg akan datang. Kedua kata ini umumnya pula dipakai dlm penulisan. Padahal keduanya kurang tepat untuk dituliskan jikalau konteksnya tak pas. Contoh penggunaan kata “lalu” & “mendatang” yg kurang sempurna yakni sebagai berikut:

  1. Peninjauan terhadap lokasi tragedi sudah dilaksanakan pada Senin, 4 November lalu.
  2. Pemilu untuk memilih calon presiden & wakil presiden akan dilaksanakan pada 10 Juli 2014 mendatang.

Kata “lalu” & “mendatang” dlm kedua pola tersebut tak perlu dicantumkan, karena telah ada penunjuk keterangan waktu, yakni hari & tanggal. Jika kata “kemudian” & “mendatang” akan dicantumkan, maka tak perlu diikuti keterangan waktu yg lengkap.

Contoh: Peninjauan terhadap lokasi bencana telah dilakukan Senin lalu (tidak perlu menyertakan tanggal).

 

Itulah sedikit acuan yg bisa ditampilkan untuk menawarkan informasi mengenai pemborosan kata. Setelah mengenali adanya penulisan kata atau kalangan kata yg benar, para penulis pastinya mampu lebih memerhatikan penyusunan kalimat efektif. Mereka mampu menyaksikan konteks kalimat apalagi dulu sebelum menggunakan kata-kata tertentu dlm menulis buku. [Wiwik Fitri Wulandari]

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Warga Masyarakat, buku Anda kami terbitkan dengan-cara GRATIS. Anda cukup mengganti ongkos cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.

Jika Anda ingin mengenali lebih banyak tentang cara membuat buku anda mampu melihat Artikel-artikel berikut:

  1. Cara Membuat Buku : Pahami Penyajian Data Informasi dlm Buku.
  2.  Cara Membuat Buku dgn Hasil Wawancara Sebagai Sumber Buku
  3.  Cara Membuat Buku : Coba 5 Aplikasi Anti Plagiarisme Ini!
  4.  Cara Membuat Buku dgn Menggunakan Diksi yg Benar
  5. Cara Membuat Buku : Pentingnya Ilustrasi Untuk Buku Ajar

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, namun BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan kemudahan KONSULTASI MENULIS dgn TIM PROFESSIONAL kami dengan-cara GRATIS disini!

Referensi:

  1. http://biasatak-selalu-benar.blogspot.co.id/2006/10/menghindarkan-penggunaan-kata-kata.html
  2. http://www.kompasiana.com/swarpani/pemborosan-kata-untuk-dan-sendiri_55299c07f17e61e10cd62433
  3. http://www.romelteamedia.com/2014/10/pemborosan-kata-lalu-dan-mendatang.html

 

  √ Cara Menerbitkan Buku : Cerdas Memilih Penyebar-Ilmu Buku