Cara bikin buku fiksi yg baik pastinya perlu mememperhatikan genre selaku tema besar tulisan yg akan kita tulis.
Tidak mirip menulis buku selain fiksi yg tema besarnya bisa sangat beragam, tema besar buku fiksi hanya ada lima macam. Lima macam ini sebenarnya sudah cukup untuk merangkup segala faktor imajinatif dlm penulisan buku fiksi. Yang perlu kita fikirkan selanjutnya adalah bagaimana memilih genre macam apa yg akan kita tulis sebelum dimasukkan ke kantor penerbit buku. Namun, alangkah baiknya bila kita mempelajari cara bikin buku terlebih dulu yaitu perihal genre-genre buku fiksi.
Berikut yaitu 5 klarifikasi jenis genre untuk memperbesar pengetahuan Anda.
- Romance
Genre ini yakni genre buku fiksi yg paling mainstream karena paling mudah pembuatannya. Dalam kata lain, buku fiksi dgn genre mirip ini sering kita jumpa di toko-toko buku dgn berbagai macam judul, pengarang, & penerbit buku. Dominasi buku berjenis romance didasari oleh kemudahan penggambaran imajinasi yg tak terlalu menuntut untuk berimajinasi diluar dunia aktual. Kita dapat mudah mengambil latar kawasan, waktu, bahkan lingkungan masyarakat menurut apa yg terjadi di dunia konkret. Seperti yg kita dapat petik dr novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” karya Buya Hamka. Novel tersebut mengambil latar kawasan Indonesia pada masa penjajahan Belanda atau secara universal mengambil masa revolusi industri. Kisah cinta antara Zainudin & Hayati ini pula mengambil latar daerah pedesaan tradisional minang yg hingga kini masih mampu kita jumpai. Walau pada beberapa kasus, kita pula dapat menulis buku fiksi dgn setelan yg dicampur dgn dunia fantasi mirip pada novel “Twilight”.
Membahas perihal genre yg didominasi oleh kisah cinta, pastinya ada tokoh utama dlm buku ini. Pedoman cara membuat buku romance yaitu dlm genre romance, mesti wajib memiliki dua tokoh utama & tak boleh cuma satu tokoh saja. Tokoh itu adalah jagoan, tokoh utama lelaki, dan heroine, tokoh utama perempuan. Dua tokoh ini mempunyai tugas sentral dlm pengembangan dongeng & keindahan kisah dlm buku fiksi yg ditulis. Tema besar yg sering digunakan dlm buku romance yakni kisah cinta yg terhalang oleh status sosial, kekayaan, perbedaan budaya, & diktatoritas sebuah kaum dlm satu bangsa. Bagaimanapun juga, tugas kedua tokoh utama harus lebih banyak didominasi tetapi tetap sepadan antara satu sama lain mudah-mudahan tidak jomplang ke satu pandangan saja. Alangkah menarik jika mampu menawarkan kisah cinta fiksi yg menurut kejadian sosial di masyarakat dgn dua sudut pandang yakni sudut pandang laki-laki & perempuan.
Walau tema besar dr genre romance yaitu selalu perihal cinta, hal itu tak menjadikan buku dgn genre mirip ini karam di pasaran. Penjelasannya cukup simpel, karena jikalau kita mengatakan tentang cinta, niscaya tak akan ada habisnya. Namun pastinya, yg memilih mutu buku fiksi dgn genre romance yakni bagaimana pesan susila yg terkandung dlm satu kisah cinta, berpengaruh pada asumsi pembaca.
2. Fantasy
Buku fiksi dgn genre fantasy ialah buku fiksi yg paling banyak menarik diantara buku-buku dgn genre lain. Hal itu disebabkan bahwa orang yg membaca buku dgn genre tersebut akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dlm dunia yg jauh berbeda dgn dunia yg kita ketahui. Seperti dlm buku fiksi “Alice in Wonderland” yg menceritakan dunia di dalam longkangan pohon bau tanah. Di dlm situ terdapat bentuk semesta khayalan dgn konteks masa Victoria. Dalam kata lain, buku fiksi dgn genre fantasy ialah jembatan menuju dunia khayalan dgn kreativitas paling tinggi. Keindahan imajinasi dlm buku jenis ini yakni satu hal yg sangat berperan penting bila kita mengukur kualitas buku dgn genre fantasy.
baca juga: Teknik Menulis: Menulis untuk Berbahasa
Akan tetapi, cuma menciptakan dunia baru dlm buku fiksi dgn segala keindahannya, bahwasanya tidaklah cukup. Cara bikin buku dgn tema fantasy yg baik ialah dgn menawarkan pesan tabiat yg terkandung dlm dunia tersebut agar lebih terasa. Dalam perkara ini, buku-buku semacam “The Lord Of The Ring”, “A Game of Thrones”, & “Harry Potter” mempunyai nilai-nilai akhlak yg terkandung di dalamnya. Dengan modal nilai-nilai moral tersebut pula, buku-buku semacam ini diangkat ke layar lebar maupun layar kaca. Metode paling gampang untuk buku fantasy berkualitas salah satunya dgn mengambil satu dua nilai yg terkandung dlm masyarakat. Lalu, bawalah nilai tersebut ke dlm dunia fantasi yg telah kita buat. Biasanya, buku-buku dgn genre mirip ini pula sering dibawa ke serial animasi multimedia.
3. Science Fiction/Sci-Fi
Siapa yg tak mengenal genre ini? Manusia modern mirip sekarang ini sungguh awam dgn apa yg namanya science fiction atau fiksi ilmiah. Sebenarnya, cara membuat buku fiksi ilmiah hampir ibarat cara bikin buku fantasy. Hanya saja, buku dgn jenis ini biasanya mengambil latar daerah & waktu di masa depan. Genre ini biasanya dibumbui dgn kedatangan mahkluk ekstraterestial semacam E.T. (alien), cyborg, atau bahkan binatang yg mempunyai intelektualitas setingkat manusia. Berbeda dgn genre fantasy yang membebaskan kita untuk berimajinasi bahkan diluar logika insan, genre fiksi ilmiah lebih mengedepankan khayalan berdasarkan ilmu wawasan. Acuan dr genre fiksi ilmiah yaitu bagaimana kita mengimajinasikan dunia fantasi kita berdasarkan segala sumber daya yg ada di dunia. Teori kuantum, teori relativitas, & teori-teori ilmiah yg lain kerap kali digunakan dlm penulisan buku fiksi ilmiah.
Sebelum kurun digital yg lebih banyak didominasi, genre seperti ini tak begitu mempesona bagi para pembaca pada umumnya. Namun, semenjak munculnya buku “Divergen”,”The Hunger Game”, & semacamnya, buku-buku fiksi ilmiah mulai kembali naik ke pasaran. Tercatat, dlm satu tahun ini akan ada 42 buku fiksi ilmiah dr para penulis populer mancanegara yg tersebar keseluruh penjuru dunia.
Kesulitan yg sering ditemui dlm penulisan buku fiksi ilmiah ialah kolerasi antara penemuan imajinatif dgn sumber daya alam yg ada. Seseorang yg ingin menulis buku ini paling tak harus menguasai satu bidang ilmiah yg betul-betul ia pahami. Sebab, penulisan buku fiksi ilmiah mesti ada jurang pembeda biar tak disalahartikan sebagai buku dgn genre fantasy. Hal ini mudah tercium oleh para kritikus buku ataupun aggregator. Selain bermain dlm imajinasi, buku dgn jenis ini pula menuntut landasan ilmu yg kokoh. Alasan berikutnya, buku fiksi ilmiah terkadang, dengan-cara sengaja ataupun tidak, menemukan gagasan ataupun inovasi terbaru dlm perkembangan teknologi. Makara meskipun ini hanyalah fiksi, tetapi ada permintaan tersendiri tatkala kita mulai menulisnya. Tentunya kita tak mau mempermalukan diri kita sendiri kan?
4. Thriller, Suspense, dan Mystery
Alasan kenapa ketiga genre buku ini disebutkan dlm satu poin karena ketiga genre memiliki persamaan dlm inti pokok kisah. Inti pokok dongeng yg dimaksud ialah kisah yg ada dlm buku dgn genre ini berkaitan ihwal pembunuhan, penculikan, penyanderaan, atau tindak kriminal yg membahayakan nyawa. Hal yg membuat ketiganya mempunyai spesifikasi masing-masing adalah alur dongeng & jenis suasana ancaman yg disediakan.
Dalam thriller, kita mampu mengenali tersangka pembunuhan atau tokoh antagonis bahkan dr halaman pertama. Hal yg menjadikannya dapat dikatakan thriller adalah agresi yg mewarnai buku tersebut supaya dapat memperoleh simpulan cerita. Secara lebih gampang, thriller akan dibumbui dgn aksi-agresi pengejaran & penangkapan tokoh antagonis supaya mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selayaknya polisi yg memburu tersangka, aksi yg ditawarkan dlm buku thriller wajib memacu adrenalin.
Selanjutnya, dlm buku suspense kita pula dapat mengenali tokoh antagonis dr halaman pertama. Bedanya, dlm buku suspense tidak banyak aksi yg disediakan. Bahkan, agresi-aksi semacam pengejaran & perburuan mirip yg ada pada thriller tidak ada sama sekali. Lalu apa yg membuat buku ini memberi sensasi mencekam? Dalam buku ini, tokoh protagonis akan dimasukkan ke dlm suasana yg tak menguntungkan kita. Biasanya tokoh antagonis akan menawarkan stimulus ancaman jikalau tokoh protagonis membeberkan rahasianya. Namun, kalau tokoh protagonis tak secepatnya melaksanakan langkah-langkah, maka perbuatan antagonis akan makin menjadi-jadi. Dilema inilah yg menjadi hidangan utama dlm penulisan buku fiksi suspense.
Yang terakhir, dlm buku mystery terdapat perbedaan yg cukup signifikan diantara dua saudara genrenya. Jika kita cuma membacanya pada halaman pertama saja, kita tak akan mendapatkan tokoh antagonis ‘sejati’ hingga final dongeng. Inilah yg bikin mystery disuguhkan untuk mereka yg ingin mengasah otak & menjadi detektif. Aksi yg disediakan mampu timbul pada beberapa scene, tetapi tak dominan. Sensasi ingin tau sekaligus mencekam pula biasa muncul pada genre ini.
Ketiga genre ini mempunyai ciri khasnya masing-masing. Bagaimana penulis menggambarkan suasana mencekam dlm buku ini, sangatlah memilih mutu buku ini. Pada beberapa kasus, 3 genre ini sering dipadu menjadi satu kesatuan demi membuat dongeng yg lebih komplek.
5. Horror
Untuk yg satu ini, cara membuat buku Horor yg melibatkan suasana yg tak jauh beda dengan thriller, suspense, maupun mystery, melibatkan mitos-mitos supranatural yg ada pada penduduk . Mitos tersebut dapat berbentukkisah-kisah hantu pada sebuah tempat, budaya paganis yg dianut, atau keyakinan-keyakinan kuno yg melibatkan mahluk gaib. Pada beberapa kasus, kita pula dapat membuat mitos supranatoral kita sendiri kedalam buku yg kita tulis lewat wawasan & pengalaman yg kita punya.
Tokoh yg ada didalam ini selalu insan vs mahkluk gaib. Tentu saja, tokoh protagonis yakni insan & tokoh antagonis yaitu hantu, jin, & sejenisnya. Kita tak bisa menempatkan mahkluk mistik sebagai tokoh protagonis, karena akan menetralisir sensasi cemas itu sendiri.
Jenis cemas akan hal mistik dlm buku horror ada 2 macam. Yang pertama, ketakutan akan makhluk mistik dengan-cara visual. Teror yg dilakukan makhluk mistik dlm konteks ini yaitu hanya menakut-nakuti dengan-cara wujud & bentuk. Yang kedua, ketakutan akan ancaman yg diberikan oleh sang makhluk mistik. Ancaman itu dapat berbentukteror kematian disekitarnya bahkan teror untuk membunuh tokoh protagonis. Dua jenis ketakutan dlm buku horror tersebut pula mampu dipadukan menjadi satu bentuk yg menentukan kualitas buku horror itu sendiri.
Kesimpulannya, apapun jenis genre yg akan Anda tulis wajib, semestinya kerjakan pendalaman genre dulu bila anda masih belum benar-benar menguasainya. Selanjutnya, percayakanlah goresan pena Anda pada penerbit buku yg kredibel supaya goresan pena anda mampu dibukukan sesuai tujuan awal Anda. Semoga berfaedah!
[Mas Aji Gustiawan]