√ Cara Membuat Buku: 3 Cara Mengusir Penghambat Menulis

Cara menciptakan buku bisa menjadi momok bagi sebagian orang, namun ada beberapa cara mudah yg mampu kita kerjakan untuk mengusir kemalasan tersebut.

Cara membuat buku bagi sebagian orang ialah sebuah kegiatan yg berat & menjemukan. Hal tersebut berangkat dr asumsi bahwa cara menciptakan buku membutuhkan waktu yg relatif usang, dr berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Selain itu, seorang penulis pula dituntut untuk bisa mengumpulkan banyak sekali data penting dr aneka macam sumber yg berguna bagi buku yg akan dibuatnya, khususnya buku acuan. Kondisi tersebut tentu akan berlainan apabila ditujukan bagi penulis buku fiksi yg lebih mengandalkan daya khayalan ketimbang data. Meskipun demikian, masih banyak orang yg merasa malas untuk cara membuat buku. Di sisi lain, buku menjadi salah satu faktor penting dlm dunia pendidikan di Indonesia. Adapun jumlah buatan yg ada di Indonesia kalah jauh dgn negara-negara maju. Tidak mengherankan apabila kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dgn beberapa negara tetangga.

Berkaca pada fenomena tersebut, setidaknya ada beberapa faktor penghambat yg berasal dr dlm diri kita sendiri (internal) dlm rangka cara membuat buku.

  1. Takut Dihujat

Salah satu kekalutan besar yg menjadi momok bagi sebagian orang dlm menulis yaitu adanya ketakutan mereka pada hujatan yg mungkin dilontarkan oleh masyarakat terhadap tulisan kita. Tidak sedikit peristiwa yg menggambarkan fenomena ini. Ada beberapa orang yg kemudian diprotes bahkan dilaporkan pihak berwajib karena membuat goresan pena yg dianggap menyudutkan atau melukai hati kelompok tertentu. Pada kejadian ini bergotong-royong penulis yg bersangkutan cuma kurang memperhatikan konten atau isi dr goresan pena yg diisinya. Oleh karena itu, tulisan tersebut kemudian mempunyai efek pada respon kelompok-golongan tertentu yg merasa dirugikan dgn adanya goresan pena kita di pasaran. Ketakutan tersebut pada dasarnya wajar tatkala ada beberapa kasus yg aktual terjadi. Tidak mengherankan apabila banyak orang yg khawatir pada permasalahan ini.

  1. Takut Salah

Kekhawatiran lain yg timbul dlm cara membuat buku yaitu kesalahan yg mungkin dibentuk oleh penulis. Kesalahan tersebut salah satunya adalah yg telah disebutkan di atas yakni menyinggung atau menyudutkan kalangan tertentu dengan-cara substantif. Kesalahan lain yg mungkin dikerjakan oleh penulis ialah teknik kepenulisan. Hal tersebut mengandung maksud bahwa kesalahan yg dilakukan lebih pada hal-hal teknis seperti tanda baca, salah penulisan kata, & lain sebagainya. Ketakutan tersebut menjadi wajar sebab buku yg akan diterbitkan nanti akan beredar luas di pasaran dimana semua orang memiliki kesempatan untuk membaca goresan pena yg kita buat. Bahkan tatkala tulisan kita laris di pasaran, pihak penerbit umumnya akan memproduksi buku yg kita buat dlm jumlah yg relatif besar. Hal tersebut tak mampu dilepaskan dr ajakan pasar yg begitu tinggi pada goresan pena kita.

  1. Tidak Percaya Diri

Permasalahan terakhir yg dianggap menjadi momok bagi seorang penulis pemula ialah tak adanya rasa percaya diri yg kuat di dlm dirinya sendiri. Ketidakpercayaan diri tersebut muncul alasannya adalah cara menciptakan buku dianggap bukanlah sesuatu yg gampang untuk dikerjakan. Terlebih lagi buku yg ditulisnya akan dibaca oleh ratusan bahkan ribuan orang. Tentu bukan menjadi hal yg gampang untuk dilaksanakan sebab cara menciptakan buku secara tak eksklusif pula mempertaruhkan nama kita sendiri. Apabila mutu goresan pena yg kita buat baik & digemari oleh publik, maka dengan-cara tak eksklusif nama kita pula akan terangkat di mata publik. Begitu pula sebaliknya, apabila goresan pena kita dianggap tak baik, maka nama kita pula akan dilihat kurang baik di publik.

Berangkat dr beberapa permasalahan tersebut, maka setidaknya ada 3 cara mudah yg bisa kita kerjakan dlm rangka menghemat hambatan-hambatan yg mungkin kita hadapi dlm membuat suatu buku.

  1. Terus Belajar

Salah satu langkah penting yg mampu kita kerjakan untuk cara membuat buku yakni dgn cara terus mencar ilmu wacana dunia kepenulisan, khususnya dlm cara membuat buku. Proses berguru tersebut pula pada dasarnya bisa dikerjakan dgn banyak sekali cara, baik dengan-cara formal ataupun informal. Formal dlm arti bahwa proses berguru yg kita lakukan terbatas pada ruang-ruang formal mirip pelajaran di kelas, pelatihan, workshop, dan lain sebagainya. Informal dlm artian bahwa proses belajar yg kita kerjakan tak memerlukan ruang-ruang formal seperti melakukan observasi pada tulisan fiksi & non-fiksi dengan-cara mampu berdiri diatas kaki sendiri, menulis artikel & mengirimkannya ke media massa, & lain sebagainya. Kedua jalur tersebut intinya diharapkan mampu berlangsung dengan-cara berkesinambungan sehingga proses mencar ilmu yg kita kerjakan mampu berjalan dengan-cara optimal.

Salah satu cara efektif yg mampu kita kerjakan untuk melihat mutu tulisan yg kita buat ialah dgn meminta tunjangan dr pihak lain. Artinya ada pihak lain yg bersedia memeriksa atau menilai kualitas tulisan kita, baik dengan-cara formal ataupun informal. Sebagai misalnya kita bisa membuat artikel atau opini yg kemudian kita kirimkan pada media massa. Apabila goresan pena kita sukses diangkut, maka dengan-cara tak pribadi keadaan tersebut menjelaskan bahwa goresan pena kita relatif baik. Sebaliknya, apabila belum berkesempatan dimuat dlm surat kabar, maka kita mesti mencari tahu sisi-sisi kelemahan dr tulisan kita yg bisa kita benahi. Cara lain yg mampu kita gunakan yakni dgn meminta santunan sahabat kita untuk membaca goresan pena yg kita buat. Apabila mereka menikmati & mengetahui ide yg kita sampaikan lewat tulisan, maka tulisan kita relatif baik, begitu pula sebaliknya.

  1. Tulisan Kita Akan Diedit

Salah satu hal yg tak perlu kita khawatirkan dlm cara membuat buku yaitu kualitas tulisan kita dengan-cara teknis ataupun substantif. Pada titik ini, kita tak perlu cemas alasannya adalah tatkala goresan pena kita akan diterbitkan, pihak penerbit akan melaksanakan proses editing terhadap goresan pena kita, baik dengan-cara teknis ataupun substantif. Proses pengecekan tersebut pasti akan dikerjakan oleh orang yg memang sudah ahli dlm hal tata bahasa & teknis kepenulisan. Bahkan orang yg bertugas melaksanakan proses editing tersebut akan selalu berkoordinasi dgn kita sebagai penulis utama. Dalam hal substantif pada utamanya, apabila ada hal yg ingin diperbaiki, maka editor akan berkonsultasi pada kita mudah-mudahan ide yg kita sampaikan di dlm buku tersebut tetap ada, meskipun terdapat sedikit pergeseran dr sisi tata bahasa ataupun yg yg lain. Hal penting yg perlu kita pahami bahwa pihak penerbit pula tak mau menerbitkan buku yg kualitasnya dianggap belum memenuhi tolok ukur penerbitan buku.

  1. Gaya Bahasa Sesuai Jenis Buku yg Ditulis

Peluang terakhir yg mampu kita manfaatkan & tak perlu kita khawatirkan adalah gaya bahasa yg kita gunakan dlm menulis. Bagi sebagian orang, gaya bahasa adalah sesuatu yg sulit untuk dipelajari. Meskipun demikian, kita tak perlu cemas alasannya kebutuhan pada gaya bahasa yg kita gunakan tergantung pada jenis buku yg akan kita tulis. Apabila kita ingin cara menciptakan buku acuan, maka cara sempurna yg bisa kita kerjakan ialah dgn mempelajari buku-buku tumpuan. Kita mampu membacanya terlebih dahulu sehingga kita mampu mengetahui pola atau gaya bahasa yg digunakan. Apabila kita telah cukup memahami gaya bahasa tersebut, maka langkah terakhir yg mampu kita lakukan adalah dgn mencoba menulis apa yg sudah kita pelajari tersebut.

Demikian postingan berjudul Cara Membuat Buku: 3 Cara Mengusir Penghambat Menulis. Semoga bermanfaat.

 

[Bastian Widyatama]

Referensi

Mawardi, Dodi, 2009, Cara Mudah Cara membuat buku dgn Metode 12 Pas, Jakarta: Raih Asa Sukses.

 

 

 

Anda punya RENCANA MENULIS BUKU

atau NASKAH SIAP CETAK?

Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.

Anda pula mampu KONSULTASI dgn Customer Care yg siap menolong Anda hingga buku Anda diterbitkan.

Anda TAK PERLU RAGU untuk secepatnya MENDAFTAR.

Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂

  √ Cara Mereduksi Hasil Penelitian Menjadi Buku Ajar