Untuk dapat mengetahui informasi dr media elektronik & media cetak seseorang mesti menguasai bahasa Indonesia dgn ejaan yg disempurnakan.
Sastra bahasa Indonesia sangat jarang digunakan dlm penyampaian info. Mengapa? sebab bahasa yg digunakan dibentuk seringan mungkin agar para pembaca tak kesusahan dlm mengerti maksud dr keterangan yg disampaikan.
Baca juga: Jenis-jenis informasi
Bayangkan saja, jikalau suatu media memakai bahasa sastra, maka akan banyak terjadi multitafsir sehingga membuat kebingungan pecahan para pembaca.
Untuk itulah, sungguh jarang penggunaan kalimat sastra dlm penyampaian isu. Kalaupun ada yg menggunakannya, umumnya cuma istilah-istilah tertentu yg sudah populer saja. Misalnya si jago merah (api yg menciptakan kebakaran), bunga desa (perempuan tercantik di desanya) dsb.
Apa yg mesti dikerjakan sebelum mengambil informasi dr media?
Melakukan penyaringan info.
Mengapa itu perlu?
Ada beberapa argumentasi yg menciptakan kita sebagai pembaca sangat perlu dlm menyaring berita dr media baik cetak maupun elektronik.
1. Tidak semua media dapat diandalkan. Untuk itulah kita mesti mengetahui terlebih dahulu siapa yg menulis informasi tersebut. Apakah dr perusahaan terkemuka yg penuh dgn tanggung-jawab atau sekedar media abal-abal.
2. Kita harus mengakui bahwa tak semua media mampu menyediakan keterangan yg objektif sesuai realita yg terjadi. Apalagi jika media tersebut dimiliki oleh seseorang yg sedang mencalonkan diri selaku pejabat publik. Maka, akan sulit sekali kita memperoleh berita yg berimbang.
3. Tidak semua media mencantumkan sumber berita yg valid.
4. Banyaknya media elektronik & cetak yg digunakan selaku fasilitas penawaran spesial bisnis, partai politik dsb sehingga memuat misi-misi tertentu.
5. Media merupakan sarana yg baik untuk menggiring opini publik sehingga banyak digunakan oleh orang-orang yg punya kepentingan.
6. Media merupakan sarana yg baik untuk mencari sensasi sehingga memunculkan rumor, gosip hoax, fitnah dll.
Baca juga: Cara mengerti profil program yg dibawakan
Lalu, apa yg harus dilakukan saat mengerti informasi dr media?
a. Jangan menyimpulkan info cuma dr judul. Dengan kata lain, bacalah isu sampai akhir agar kita mampu informasinya dengan-cara utuh.
b. Cek tumpuan yg dijadikan rujukan oleh media tersebut.
c. Bedakan mana informasi yg tergolong fakta atau opini.
Khusus untuk media elektronik mirip televisi & radio, maka ada beberapa hal yg perlu disiapkan biar kita dapat menangkap pesan dr keterangan yg disampaikan.
a. Pastikan kondisi emosi kita sedang stabil
b. Berkonsentrasilah pada keterangan yg didengar/dilihat
c. Suasana hening
d. Sediakanlah alat perekam atau catatan untuk mengenang keterangan yg disampaikan
Keempat hal di atas sangatlah penting karena media televisi & radio hanya menunjukkan info & informasi sekali saja & pada potensi ketika itu juga. Hal ini berlainan dgn media cetak atau media online dimana kita bisa membacanya berulang kali.
Di dlm mengetahui suatu isu, kita harus melihat jenis isu yg disampaikan diantaranya:
a. Berita langsung yakni gosip yg menawarkan dampak bagi kehidupan banyak orang. Misalnya: peningkatan BBM, kenaikan tarif listrik dll.
b. Berita ringan yakni info yg menunjukkan tema-tema ringan dlm kehidupan. Misalnya: gosip ihwal hasil pertarungan olah raga.
c. Berita mendalam yakni informasi yg memerlukan analisis dr pakar-pakar dibidangnya. Misalnya: isu tentang agresi jaringan terorisme.
d. Berita dongeng yakni info yg mengisahkan satu peristiwa ke peristiwa yg yang lain. Misalnya: profil hero nasional, info perjalanan.
Nah, dr sini kita jadi kian tahu bahwa dalam mengerti info dr media elektronik & media cetak itu ada “tata-caranya” tersendiri. Hal ini harus kita amati biar bisa menyerap keterangan yg beritakan sekaligus menyaring informasi mana yg pantas kita jadikan acuan.
Daftar Pustaka
Kastam, Syamsi. 2010. Aku Mampu Berbahasa & Bersastra Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Surtano & Wahono. 2010. Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.