wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Peribahasa Sunda biasanya mengandung makna kiasan berupa pesan yg tersirat atau pepatah & filsafat hidup. Nasihat dlm paribasa terbagi menjadi picontoeun & pieunteungeun.
Picontoeun yaitu perilaku yg perlu ditiru, sedangkan pieunteungeun yakni perilaku buruk yg jadi cermin supaya tak ditiru. Selain berisi nasihat & filsafat hidup, ada pula peribahasa yg mengandung perumpamaan. Salah satunya adalah kawas bueuk menang mabuk.
Orang renta Sunda zaman dahulu sengaja menyembunyikan pesan-pesan dlm peribahasa atau babasan biar isinya tak sembarang orang, terutama kaum penjajah waktu itu. Peribahasa perumpamaan bisa pula digunakan untuk menghaluskan maksud.
Pengertian, makna, definisi, atau arti kawas bueuk menang mabuk dlm bahasa Sunda yakni ngeluk taya tangan pangawasa atawa jempe teu lemek teu nyarek (teu nyarita) alatan sieun atawa éra. Dalam bahasa Indonesia artinya menunduk lemah tak bicara sepatah kata pun alasannya takut atau malu.
Contoh kalimat:
Basa keur dipapatahan ku Arjuna, Abimanyu tungkul kawas bueuk meunang mabuk. Artinya ‘ketika sedang dinasihati oleh Arjuna, Abimanyu menunduk & tak bicara sepatah katapun’.
Arti kata-kata penyusunnya menurut kamus
Kawas artinya seperti atau menyerupai. Sinonimnya dlm bahasa Sunda yakni jiga, siga, saperti, menyerupai, cara. Kata kawas digunakan dlm kalimat perbandingan & gaya bahasa perbandingan.
Bueuk artinya burung hantu (burung hantu yaitu golongan burung yg merupakan anggota ordo Strigiformes). Kalau diperhatikan, bentuk paras & kepala burung ini mirip menunduk.
Meunang artinya hasil (akhir); menerima; boleh.
Mabuk artinya memukul, asalnya dr kata babuk yg mempunyai arti pukul.
Makara, arti kata perkata kawas atau cara bueuk meunang mabuk yaitu mirip burung hantu yg dipukul. Bueuk meunang mabuk selaku perumpamaan bagi orang yg menunduk lemah karena merasa salah, malu atau takut.
Baca juga: Arti Caringcing Pageuh Kancing Saringset Pageuh Iket
Demikianlah, mudah-mudahan berfaedah.