wargamasyarakat.org, Sampurasun baraya Sunda. Sekarang simkuringakan coba diskusikan arti banda tatalang raga & acuan kalimatnya model bahasa Sunda lengkap dgn artinya.
Setiap orang yg hidup di tampang bumi ini mungkin pernah mengalami kesusahan ekonomi atau keuangan. Kecuali mereka anak keluarga pejabat atau konglomerat yg kekayaan orangtuanya tak habis tujuh turunan.
Terutama simkuringsendiri, sering kali dihadapkan pada keperluan yg harus segera dipenuhi. Baik keperluan yg bersifat berkala seperti membayar cicilan, membayar listrik & resiko dapur; atau kebutuhan mendadak.
Kalau kebutuhannya cuma bernilai ratusan ribu mampu saja meminjam ke keluarga atau teman bersahabat. Tetapi kalau butuh uang yg bernilai jutaan atau lebih, rasanya sulit mencari pertolongan.
Kalau telah mentok, ke sana sini tak dapat sumbangan, keluarga biasanya suka ngasih anjuran . Dalam rekomendasi-sarannya, di Sunda sering ada istilah banda tatalang raga.
Daftar Isi
Apa arti banda tatalang raga?
Kita artikan dulu kata per kata. Banda artinya barang atau harta kekayaan. Contohnya tanah, rumah, kendaraan beroda empat, motor, piranti atau barang-barang (terutama) yg laris dijual.
Kata tatalang adalah basa Sunda yg asal dr kata talang, artinya penyambung, pembantu (bukan PRT) atau penolong.
Tatalang mampu diartikan selaku suka menolong, mampu menolong atau biasa membantu.
Sedangkan raga artinya tubuh atau diri.
Ungkapan sunda banda tatalang raga artinya harta benda bukan untuk pajangan, melainkan untuk menolong diri atau dipakai untuk menutupi kebutuhan hidup.
Makara jangan sayang pada barang, jual aja apabila betul-betul butuh uang (untuk menutupi keperluan yg penting, bukan untuk gaya hidup).
Contoh kalimat banda tatalang raga (percakapan)
Ujang: Cing ngéclok duit mang 2 juta mah = Om, pinjam duit lah 2 juta.
Asep: Duit keur naon Jang? teu boga sagedé-gedé mah. Mun ukur 20 rébu mah aya wé = Uang buat apa Jang? tak mempunyai uang sebesar itu. Kalau cuma 20 ribu sih ada.
Ujang: Keur mayar kontrakan mang geus béak = Buat bayar kontrakan om telah habis (jatuh tempo).
Asep: Teu boga Jang. Hampura lain teu bisa nulungan = Tidak punya Jang. Maaf bukannya tak ingin nolong.
Ujang: Baé atuh mang ari euweuhmah. Kirana saha nya nu bogaeun? = Kalau gk ada tak apa-apa om. Kira-kira siapa ya yg punya (duit)?
Asep: Hésé jaman kiwarimah Jang. Langka aya nu bogaeun duit gedé. Banda tatalang raga, jual wéh motor,. Motor mah loba di déler, isuk pagéto ge boga duit mah kari meuli deui = Zaman kini sulit Jang. Jarang ada yg punya duit besar. Jual aja motor, banda tatalang raga. Motor tuh banyak di dealer, besok lusa punya duit tinggal beli lagi.
Ujang: Enya atuh rék dijual wé ah = Iya ah mau dijual aja.
Contoh kalimat pada percakapan di atas merupakan bahasa Sunda loma atau sedang.
Demikian, mudah-mudahan berfaedah.