√ 9 Dampak Urbanisasi di Masyarakat Indonesia

Dampak Urbanisasi

Urbanisasi merupakan akhir dr adanya pola migrasi penduduk dr kawasan pedesaan disamping pertumbuhan demografis perkotaan yg alami. Perkotaan menawarkan banyak manfaat bagi penduduk. Misalnya saja dlm hal ini lebih banyak kesempatan kerja & pemasukan yg lebih tinggi pula untuk bisnis termasuk ongkos input yg lebih rendah, kerja sama yg lebih besar & peluang inovasi. Tetapi urbanisasi utamanya jikalau berjalan cepat maka akan memunculkan dampak baik bagi desa yg dtinggalkan ataupun bagi kota yg menjadi tujuan.

Khususnya apabila penduduk yg melaksanakan urbanisasi tak memilki spesifikasi keahlian & ketrampilan yg dibutuhkan oleh pencari kerja di kota maka akan meningkatkan aneka macam jenis pengangguran yg berikutnya mampu mengembangkan kemiskinan & kriminalitas. Selain itu kepdatan penduduk yg tinggi pula akan mengusik keseimbangan lingkungan. Urbanisasi pula mempunyai pengaruh bagi pedesaan mirip kurangnya aneka macam jenis tenaga kerja.

Urbanisasi

Diakui ataupun tidak, populasi insan condong meningkat seiring berjalannya waktu. Semakin banyaknya orang yg lahir, individu mendapatkan alasan untuk berkumpul membentuk kelompok & dgn munculnya pertanian, komunitas kecil yg menetap.

Sejumlah kecil pemukiman ini berkembang menjadi apa yg sekarang kita sebut kota. Pertumbuhan semacam ini kadang-kadang berhubungan dgn pergeseran dr satu cara pengorganisasian kerja ke cara lain. Populasi dunia sudah berkembang dengan-cara signifikan, & perekonomian menjadi lebih industrial selama beberapa ratus tahun terakhir.

Sebagai balasannya, lebih banyak orang pindah ke kota. Proses ini dikenal definisi urbanisasi. Setelah industrialisasi skala besar dimulai pada kala kedelapan belas, kota-kota betul-betul mulai berkembang pesat. Bahkan hampir setengah dr siapa saja sekarang tinggal di kawasan perkotaan. Mereka tertarik dgn pekerjaan di bidang manufaktur, serta meningkatnya potensi untuk memperoleh pendidikan & hiburan.

Dampak Urbanisasi

Adapun akibat adanya urbanisasi bagi desa & kota, antara lain:

Positif

Urbanisasi mempunyai beberapa dampak faktual jikalau terjadi dlm batas yg sesuai. Beberapa implikasi faktual dr urbanisasi. Antara lain;

  1. Penciptaan lapangan kerja
  2. Negara akan cepat mengalami pertumbuhan teknologi & infrastruktur
  3. Adanya kenaikan transportasi & komunikasi
  4. Tersedianya kemudahan pendidikan & medis yg bermutu
  5. Mampu menunjang kenaikan patokan hidup

Negatif

Namun demikian, urbanisasi yg ekstensif sebagian besar menimbulkan efek yg merugikan. Poin-poin yg tercantum di bawah ini yaitu beberapa di antaranya;

  1. Munculnya megacity & kemacetan

Megacity merupakan kota berpenduduk lebih dr 10 juta jiwa. Di Indonesia contoh kota yg sudah menjadi megacity yakni Jakarta. Begitu banyak orang pindah dr wilayah pedesaan, banyak kota urban mulai melihat persoalan kepadatan.

Kota-kota besar mirip Jakarta & Surabaya sedang menghadapi duduk perkara kemacetan besar. Kelebihan populasi berkontribusi pada kemudian lintas yg ekstrem, menipisnya sumber daya, polusi, danberbagai jenis pengangguran di antara banyak masalah yg lain.

  1. Urban sprawl

Urban sprawl yaitu tatkala populasi kota terpencar di wilayah geografis yg semakin luas. Perpindahan dr pusat kota dgn kepadatan lebih tinggi ke pinggiran kota dgn kepadatan lebih rendah memiliki arti bahwa seiring berkembangnya kota, kota-kota tersebut acap kali mulai mengambil bidang tanah yg sebelumnya dipakai untuk pertanian.

Urban sprawl pula memajukan keperluan akan infrastruktur jalan raya, alasannya adalah rumah orang cenderung jauh dr tempat mereka melakukan pekerjaan & kemudahan perkotaan.

  1. Muncul daerah pemukiman kumuh (slum)

Di negara meningkat , sekitar sepertiga penduduk perkotaan hidup di permukiman kumuh & liar yg miskin (UN-Habitat, 2012).

Permukiman kumuh yakni kawasan perkotaan yg padat penduduk & memiliki perumahan di bawah persyaratan dgn kondisi kehidupan yg sungguh memprihatinkan, serta memunculkan beberapa problem sosial. Secara biasa ciri dr slum yaitu sebaga berikut:

  1. Rumah kecil & sesak yg dibangun sangat berdekatan menggunakan materi yg tak mencukupi & dgn pasokan listrik yg tak niscaya
  2. Sedikit atau tak ada kemudahan sanitasi / jamban & tak ada pembuangan limbah padat, sehingga mengarah pada lingkungan setempat yg terkotori & rusak
  3. Fasilitas perawatan kesehatan yg tak mencukupi, ditambah dgn kondisi kehidupan yg buruk, memajukan angka sakit & kematian
  4. kondisi hidup yg tak kondusif – penghuni tempat kumal mampu dipindahkan dengan-cara paksa oleh pemilik tanah atau pihak berwenang yg lain.

  1. Dampak pada kenakeragman hayati

Seiring dgn pertumbuhan kota & kepadatan spasial, jejak lingkungan & ekologisnya meningkat. Ekspansi perkotaan yg terjadi di hutan, lahan lembap & metode pertanian mengarah pada pembukaan habitat; degradasi & fragmentasi lanskap.

Gaya hidup perkotaan yg cenderung konsumtif, membutuhkan sumber daya alam yg besar & buatan sampah yg meningkat pula menimbulkan peningkatan pencemaran udara, air & tanah.

  1. Kekurangan tenaga kerja di desa

Banyaknya penduduk desa yg lebih memilih untuk pindah ke kota alasannya tertarik dgn penghasilan & kehidupan yg lebih baik, maka hal tersebut menimbulkan desa kekurangan penduduk yg berakibat pada kurangnya tenaga kerja bahkan tenaga kerja mempunyai potensi & bermutu. Selain itu di desa pula akan kekurangan tenaga kerja untuk mengolah hasil pertanian.

Kehilangan tenaga kerja maka dapat mematikan potensi di desa tersebut. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan keterlambatan pembangunan di pedesaan. Apabila kawasan-kawasan tertentu banyak tertinggal maka akan semakin mengembangkan kesenjangan antara penduduk desa & penduduk kota.

  1. Adanya sikap yg tak sesuai dgn norma yg berlaku di lingkungan desa

Masyarakat desa diketahui dgn nilai sosial, norma sosial, & unsur budaya yg dipegang teguh. Banyaknya masyarakat yg meninggalkan desa maka norma-norma yg ada di desa tersebut dengan-cara perlahan akan mulai luntur & justru gaya hidup perkotaan akan ditularkan ke pedesaan. Hal tersebut sungguh susah untuk disingkirkan.

Apabila masyarakat yg sudah berurbanisa tersebut pulang ke pedesaan maka bisa jadi membawa dampak terhhadap kebiasan yg dapat menyebabkan hilangnya norma atau kebudayaan di desa tersebut. Namun pola hidup di perkotaan tersebut mungkin kurang sesuai dnegan norma-nirma yg sudah berlaku di lingkungan desa tersebut.

  1. Meningkatnya kemiskinan, kriminalitas, & pelacuran

Kepadatan penduduk yg kian tinggi maka akan memicu kompetisi yg kian tinggi pula untuk dapat memenuhi hidup. Tidak semua penduduk yg melaksanakan urbanisasi mempunyai spesifikasi keahlian, kesanggupan, & pendidikan seperti halnya yg diperlukan oleh pencari tenaga kerja.

Bahkan jumlah penduduk yg terdidik lebih kecil di bandingkan dgn penduduk yg tak terdidik & tak berpengalaman. Sehingga dgn berurbanisasi justru  akan meningkatkan angka pengangguran yg memiliki potensi meningkatkan angka dlm arti kemiskinan & kemakmuran.

Hal tersebut akan berimbas pada tingginya arti kriminalitas & pelacuran. Karena untuk tetap mampu memnuhi kebutuhan hidupnya sedangkan mereka tak memiliki pekerjaan maka mereka menghalalkan segala cara seperti merampok, mencuri, bahkan menjual diri.

  1. Meningkatkan resiko penularan penyakit

Urbanisasi telah menimbulkan berkurangnya kegiatan fisik & nutrisi yg tak sehat. Organisasi Kesehatan Dunia/ WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2020, penyakit tak menular mirip penyakit jantung akan menimbulkan 69 persen dr semua maut di negara berkembang. Ancaman terkait urbanisasi lainnya yaitu penyakit menular.

Perjalanan udara menjinjing basil & virus dr satu negara ke negara lain. Orang yg pindah dr daerah pedesaan tak kebal terhadap penyakit yg sama seperti penduduk kota yg sudah usang, yg menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk tertular penyakit.

Selain itu kawasan kumal (slum) biasanya mengalami sanitasi yg buruk & pasokan air yg tak mencukupi yg umumnya membuat penduduk kumuh rentan terhadap penyakit menular. Permasalahan lingkungan mirip pencemaran perkotaan pula menimbulkan banyak gangguan kesehatan yaitu alergi, asma, kemandulan, keracunan kuliner, kanker bahkan kematian dini.

  1. Masalah Air & Sanitasi

Karena kelebihan penduduk & peningkatan populasi yg cepat di sebagian besar pusat kota, biasanya fasilitas pembuangan limbah tak mencukupi. Pemerintah kota & lokal menghadapi krisis sumber daya yg serius dlm pengelolaan fasilitas pembuangan limbah.

Akibatnya, sanitasi menjadi buruk & pembuangan limbah kian berantakan. hal tersebut karena mereka mencampakkan limbah ke suangai, danau, atau laut di sekitarnya.

Akhirnya, penyakit menular mirip tifus, disentri, wabah penyakit, & diare menyebar dgn sungguh cepat yg mengakibatkan penderitaan bahkan kematian. Kepadatan pula sungguh berkontribusi pada kelangkaan air higienis sebab pasokan lebih kecil dibandingkan dgn ajakan.

Kesimpulan

Dari penjelasan yg dikemukakan dapatlah dibilang bahwa urbanisasi ialah proses di mana kota-kota tumbuh, & persentase penduduk yg datang untuk tinggal di kota semakin tinggi. Urbanisasi mengacu pada perpindahan penduduk dr kawasan pedesaan ke perkotaan.

Sehingga dlm hal ini terjadi penurunan proporsi orang yg tinggal di wilayah pedesaan sedangkan kota-kota terbentuk & menjadi lebih besar sebab lebih banyak orang mulai tinggal & bekerja di kawasan-kawasan pusat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pikiran bahwa kota prospektif kehidupan ekonomi, politik, & sosial yg lebih baik dibandingkan dgn wilayah pedesaan.

Oleh karena itulah urbanisasi dikenal sebagai proses di mana sejumlah besar orang terkonsentrasi dengan-cara permanen di wilayah yg relatif kecil, membentuk kota. Singkatnya urbanisasi dapat didefinisikan selaku :

  1. Perpindahan penduduk dengan-cara berduyun-duyun dr desa (kota kecil, kawasan) ke kota besar (pusat pemerintahan)
  2. Perubahan sifat sebuah tempat dr suasana (cara hidup & sebagainya) desa ke suasana kota.

Nah, itulah tadi artikel yg bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dgn aneka macam dampak nyata & negatif adanya urbanisasi yg dikerjakan masyarakat Indonesia dr wilayah desa ke perkotaan dlm banyak sekali bidangnya.

  √ 5 Macam Teori Konflik Menurut Ahli dan Contohnya