Persuasif & koersi yaitu dua istilah kata yg saling berkaitan, utamanya pada bentuk pengendalian sosial. Dimana untuk tindakan persuasif dilaksanakan lewat cara-cara hening atau tak melibatkan kekerasan. Hal itu pastinya berlainan dgn koersi yg bisanya proses pengendalian dr bentuk penyimpangan sosialnya melalui kekerasan atau bahkan bahaya.
Meski terdapat sejumlah perbedaan untuk ukuran efektivitas mana yg lebih baik tentusaja membingungkan, karena memang semua itu dilihat dr bentuk penyimpangan yg terjadi. Tetapi yg niscaya, dengan-cara ciri utama kedua perumpamaan ini mempunyai sejumlah perbedaan.
Daftar Isi
Koersi & Persuasif
Definisi persuasif & koersi dlm objek kajian sosiologi. Sebagai berikut;
Koersi yg diketahui dgn coercion adalah langkah-langkah atau proses membujuk seseorang dgn paksa untuk melaksanakan sesuatu yg tak ingin dilakukannya yg biasanya pengendalian koersi dikerjakan karena terjadinya penyimpangan yg berulang-ulang sehingga merugikan banyak orang, atau dilakukan pada penduduk yg tak terlalu terstruktur yg kadang kala melakukan penyimpangan-penyimpangandi lingkungan sosialnya tersebut.
Adapun bentuk pemaksaan atau kekerasan fisik dijalankan dgn tujuan untuk menimbulkan efek jera bagi orang yg melakukannya sehingga tak mengulangi perbuatannya tersebut di waktu mendatang.
-
Persuasif
Persuasif ialah langkah dlm upaya penyelesaian jenis konflik dgn meyakinkan individu & kalangan untuk percaya atau melaksanakan sesuatu, sehingga cara persuasif umumnya cukup efektif apabila diterapkan dlm lingkup masyarakat yg cenderung aman, tentram, & teratur, sebab masyarakat sudah mengenali & menyadari pentingnya mematuhi norma-norma yg berlaku.
Ciri Koersi & Persuasif
Sedangkan dengan-cara karakteristik yg melakat dlm langkah-langkah koersi & persuasif. Antara lain;
Antara lain;
- Kontrol sosial dilakukan dengan-cara paksa & disertai hukuman yg bersifat tegas.
- Si peserta sanksi merasakan kekerasan sehingga beliau bisa dikatakan jera atas tindakan yg sudah dilakukannya.
- Koersi dikerjakan dgn pemaksanaan, dimana pemaksaan sendiri terbagi atas dasar jenis cedera yg terancam, kedua berdasarkan tujuan & cakupannya, & terakhir berdasarkan dampaknya, yg darinya sebagian besar implikasi aturan, sosial, & etisnya bergantung.
Yaitu;
- Harus bisa menyebabkan rasa percaya dr bagi pemangu kebijakan untuk solusi masalah sosial yg terjadi, sehingga hal ini memberikan perilaku optimisme bagi semua pihak
- Proses penyelesaiannya berlatar belakang atas pendirian bahwa pikiran insan bisa berganti.
- Harus menciptakan kesesuaian melalui kepercayaan
- Harus bisa menghindari pertentangan supaya keyakinan tak hilang & tujuan bisa tercapai
- Harus ada fakta-fakta & data secukupnya yg menjadi bukti asli bagi semua pihak yg berselisih.
Contoh Koersi & Persuasif
Sebagai klarifikasi lebih mendalam. Untuk pola tindakan yg menggambarkan dlm solusi pertentangan dengan-cara koersi & persuasif, antara lain;
Misalnya saja;
Adanya proses penyelesaian masalah yg dikerjakan oleh Satpol PP pada para penjualkaki lima di daerah tertentu dlm upaya mentertipan pelanggaran-pelanggaran yg terjadi.
-
Contoh Persuasif
Misalnya saja;
Tindakan yg dilakukan Guru BK menasehati muridnya agar tak merokok. Guru menasehati muridnya yg tertangkap basah mencuru barang miliki temannya. Dalam kasus ini, guru akan berupaya untuk menunjukkan perhatian pada murid tersebut bahwa hal yg dilakukannya tak baik, berdosa, & dapat merugikan diri sendiri karena dapat dikucilkan oleh sahabat-temannya.
Itulah tadi penjelasan yg bisa kami berikan pada semua pembaca berkenaan dgn ciri tindakan koersi & langkah-langkah persuasif beserta dgn misalnya. Semoga saja mampu menunjukkan pengetahuan bagi semua pembaca yg sedang membutuhkannya.