Daftar Isi
Teknik menulis buku bimbing tak banyak disenangi oleh sebagian besar orang. Hanya saja, teknik menulis buku asuh di penerbit buku diperlukan pengajar untuk kegiatan belajar selama di kelas.
Berbicara soal teknik menulis buku ajar, ada beberapa aspek yg wajib dikenali oleh kandidat penulis sebelum mengantarnaskah ke penerbit buku. Dimana faktor ini melingkupi pengkriteriaan & persyaratan sebelum menulis mudah-mudahan lolos dr standar mutu & sesuai dgn kurikulum yg telah diputuskan pemerintah. Berikut yaitu beberapa aspek teknik menulis buku ajar.
1. Mutu Isi Buku
Kualitas mutu isi buku terperinci menjadi poin penting dlm melakukan teknik menulis buku bimbing. Karena muatan buku teks ini distandarkan dr pihak pemerintah sebagai buku bimbingan berguru para siswa, teknik menulis isi yg digunakan tak boleh asal-asalan.
Isi harus sesuai aturan, tak menampung SARA & diselipkan kepentingan politik yg memihak. Mengingat pernah terjadi pemberitaan bahwa sempat beredar perihal isi buku dr penerbit buku yg berisi muatan politik & agama yg melenceng, akhirnya menjadi pemberitaan hangat.
Teknik menulis buku latih menuntut kejelian tatkala memaparkan bahan yg ingin disampaikan. Hal ini bukan tanpa alasan. Kesalahan teknik menulis isi buku mampu berpengaruh buruk & fatal, & bisa berpengaruh buruk pula bagi penerbit buku.
Hal lain yg perlu dihindari adalah tak meng-copy paste buku lain. Selain melanggar isyarat etik, siswa pula jenuh kalau banyak buku bimbing yg serupa. Kesamaan pembahasan yg sama, menciptakan rasa jenuh, menyebabkan malas, & membatasi otak anak didik tak berkembang.
2. Kesesuaian dgn Kurikulum
Kesesuaian Buku didik dgn kurikulum bermaksud untuk menyeragamkan standar mutu. Aturan ini selaku rambu-rambu supaya penulis buku tak jauh melenceng & tetap sesuai dgn jalur yg sudah ditetapkan. Keseragaman ini pula berfungsi untuk menyamakan isi bahan dr beberapa penulis buku bimbing di kota lain.
Kesesuaian terhadap kurikulum diperuntukan pada siswa mencapai hasil pembelajaran yg lebih baik. Kesesuaian dgn kurikulum berlawanan dgn sistem penjiplakan goresan pena. Standarisasi kurikulum dengan-cara isi disampaikan dgn bahasa, metode langkah berlawanan & klarifikasi yg berbeda pula.
Namun isi yg disampaikan masih sama. Sehingga, tatkala siswa/pembaca membaca jenis buku didik yg lain, dengan-cara pembahasan & penyampaian tak bikin mereka jenuh, justru mereka akan mendapat kekayaan berbahasa.
3. Penggunaan Bahasa yg Digunakan
Sifat buku latih lebih baku jikalau dibandingkan jenis buku terkenal lainya. Bukan bermakna isi buku itu tak bisa mempesona. Metode penyampaian memakai bahasa lebih formal, akan tetap tetap mesti menarik untuk dipahami & dibaca oleh siswa dgn penyeleksian kata yg disampaikan penulis.
Intinya, kekakuan goresan pena itu tergantung dr kepiawan seorang penulis dlm menuangkan tujuannya lewat pilihan diksi & persamaan katanya. Sehingga, argumentasi ini tak dijadikan alasan tak menulis. Kita tetap menulis dgn menawan, membangkitkan semangat membaca, mencar ilmu & menarik pembacanya.
4. Penyajian
Secara penyajian buku ajar sengaja disusun sedemikian rupa, dr bagian yg paling gampang hingga ketingkatan tersulit. Penyajian isi yg ada di dalamnya tak luput adannya bahan, latihan soal & kunci jawaban soal dibagian belakang lembar buku.
Tujuan penyusunan untuk mendukung kesuksesan siswa mencapai standar kompetensi yg sudah disepakati. Upaya ini disejalankan supaya tetap relevan sesuai dgn kurikulum. Penyajian mesti menarik perhatian pembaca. Setidaknya, ada beberapa hal, yakni mempesona perhatian, gampang dipahami, & mampu menyampaikan semangat bagi pelajar yg membacanya.
Selama menyajikan goresan pena, konten mempunyai beberapa faktor keruntutan penyuguhan isi, adanya tujuan yg hendak dicapai sehabis mempelajari bahan buku didik, & adanya contoh pembahasan & soal latihan. Adapun faktor lain menyusun buku ini yakni, penyampaian pesan per bab ke bagian lain dengan-cara runtut.
5. Tingkat Keterbacaan
Buku yg bagus mempunyai tingkat keterbacaan yg lebih tinggi. Tingkat keterbacaan yg tinggi mengindikasikan mutu buku yg sesuai & pas bagi pembacanya. Setidaknya, keterbacaan yg maksimal mengindikasikan naskah tersebut menunjukkan tiga rasa di poin ke-4.
Kunci sebuah tulisan itu menarik atau tidaknya terletak pada kepadatan ide yg tertuang dlm suatu buku. Dimana ilham tersebut dipadupadankan dgn diksi & bahasa yg ringan, tetapi muatan isi tetap berbobot.
Keterampilan seorang penulis tatkala menentukan kata yg efektif untuk pembaca salah satu upaya penulis menyampaikan pemahaman & analogi pada pembaca, agar lebih paham lagi. Makara, kunci dr seorang penulis yaitu seni menyusun penyeleksian kata & mempersempit penjelasan yg susah menjadi gampang dipahami
6. Grafika
Grafika buku latih meliputi teknis pembuatan buku ajar itu sendiri. Mulai dr jenis kertas yg dipakai, jenis aksara, warna, hingga sampai gambaran yg digunakan di dlm pembuatan buku teks. Penataan & pemilihan kover buku pula menjadi potongan paling penting dr grafika. Kaprikornus, mampu disimpulkan, grafika di sini lebih pada teknis selama pembuatan buku.
Itulah keenam aspek membuat buku latih agar tak menjemukan. Pastikan tatkala menulis buku asuh ini membutuhkan referensi & teladan yg berkredibilitas.
Demikian artikel perihal 6 Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Kurikulum. Selamat menulis!
[Irukawa Elisa]
Referensi :
- https://khoirawatidempo.wordpress.com/2012/03/13/ihwal-buku-ajar/, diakses pada hari Selasa, 10 Mei 2016, Pukul 06.25 WIB.
- http://www.duniadosen.com/mari-menulis-buku-ajar/, diakses pada hari Selasa, 10 Mei 2016, Pukul 06.55 WIB.
Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Makara Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda bisa konsultasi dgn Customer Care yg siap menolong Anda dlm menulis sampai mempublikasikan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk secepatnya MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂
Jika Anda menghendaki EBOOK GRATIS ihwal CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.