Langkah-Langkah Pengindraan Jauh – Pengindraan jauh yakni sebuah ilmu, seni, dan teknik dalam upaya menginterpretasikan sebuah benda, serta gejala dengan cara menganalisa sebuah objek dan arah tanpa kontak secara langsung dengan objek berbentukbenda, gejala, dan lain-lain. Secara umum pengindraan jauh mempunyai langkah – langkah dalam penyusunannya. Langkah-langkah tersebut mencakup setidaknya enam tahap, secara garis besar tahap-tahap tersebut sanggup dijabarkan selaku berikut!
Daftar Isi
1. Perumusan dan Tujuan
Sesuatu hal yang menjadi langkah awal dalam pengindraan jauh yaitu mengidentifikasikan suatu dilema. Masalah merupakan sebuah hal mesti dituntaskan serta dicarikan solusinya. Misalnya persoalan wacana penebangan hutan, abrasi tanah, pencemaran lingkungan dan lain-lain. Perumusan masalah dilaksanakan dengan tepat dan benar. Hal tersebut dikarenakan itu duduk perkara ialah landasan utama dalam penyusunan tujuan yang ingin diraih dalam pengindraan jauh.
2. Evaluasi Kemampuan
Setelah perumusan duduk perkara dan tujuan dilaksanakan dengan tepat dan benar, maka langkah berikutnya yakni melakukan observasi kepada kemampuan dalam pelaksanaan pengindraan jauh. Suatu hal yang perlu dinilai dalam penilaian di antaranya ialah kesanggupan tim pelaksananya, waktu, alat dan peralatan, dan dana yang dibutuhkan. Kemampuan dan tujuan haruslah berlangsung beriringan dan harmonis. apabila tidak ada kesesuaian, harus ada peninjauan kembali terhadap kesanggupan dan tujuan tersebut. Contohnya dengan melaksanakan penyederhanaan kepada persoalan atau tujuan.
3. Pemilihan Cara Kerja
Tata kelola dalam teknis / Cara kerja yang dipakai haruslah sesuai dengan tujuan. Jangan sampai bertentangan satu sama lain. Untuk itu diharapkan wawasan serta persiapan yang mumpuni tentang objek yang akan diteliti serta duduk perkara yang mau dihadapi.
4. Tahap antisipasi
a. Penyiapan Data Acuan
Data contoh yaitu data yang dibutuhkan dalam interpretasi citra. Data tersebut bukan berasal dari citra pengindraan jauh. Data contoh tersebut bernbentuk monografi kawasan, kertas kerja, laporan observasi, majalah atau buku, dan juga peta. Data-data itu dibutuhkan sebagai penunjang pada tata cara interpretasi gambaran dan pengindraan jauh.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
b. Penyiapan Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh merupakan hasil perekaman objek dengan menggunakan sensor produksi, misalnya berupa gambaran nonfoto, gambaran foto, atau numerik. Tujuan dan kemampuan haruslah sesuai dengan observasi data pengindraan jauh yang hendak dipersiapkan.
c. Penyiapan Mosaik
Mosaik foto yaitu sekumpulan foto dari sebuah kawasan / daerah yang disusun menjadi selembar foto. Penyusunan tersebut bermaksud untuk menggambarkan daerah observasi secara utuh / lengkap.
d. Orientasi Medan
Orientasi medan ialah suatu upaya yang dilaksanakan dengan peninjauan / observasi langsung ke medan observasi. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mencocokkan wujud medan (objek) yang berada pada gambar di foto dengan objek yang bekerjsama. Orientasi medan dirasa perlu dilaksanakan, kalau:
– tidak tersedianya data pola, serta
– objek yang berada pada gambar pada foto susah untuk diinterpretasi.
5. Interpretasi data
Data pengindraan jauh mampu miliki bentuk berupa angka-angka atau data numerik atau bisa juga memiliki bentuk berbentukdata visual. Pada tahapan langkah ini, data tersebut dianalisa dan diinterpretasi sehingga menjadi info yang nantinya diperlukan / dibutuhkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
6. Laporan
Laporan yang dihasilkan melalui observasi pengindraan jauh sungguh bergantung kepada jenis penelitiannya. Laporan yang dihasilkan dari penelitian murni akan sangat berlawanan dengan yang dihasilkan oleh observasi terapan. Perbedaan-perbedaan itu terletak pada analisisanya. Bagi penelitian yang bersifat murni, analisanya hanya berkutat pada bidang pengindraan jauh itu sendiri. Lain halnya dengan observasi terapan, analisanya diarahkan dengan tujuan menolong sebuah hal kepada kepentingan / keperluan tertentu.
Sumber :
Dewi, Nurmala, 2009, Geografi Untuk SMA dan MA kelas XII, Jakarta, CV Epsilon Grup.
Sumber https://www.kakakpintar.id