√ 5 Tahapan Menulis yang Perlu Diperhatikan

Tahapan Menulis. Kegiatan menulis merupakan suatu acara di mana seseorang dapat menuangkan ide atau gagasannya menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaian (Tarigan, 1986:15). Meski demikian, aktivitas menulis tak serta-merta terjadi tanpa adanya suatu proses atau tahapan menulis. Artinya kesanggupan menulis tak timbul dengan-cara alamiah.

Kegiatan menulis pula dapat diartikan sebagai acara untuk mengekspresikan dengan-cara tertulis pemikiran , ide, pertimbangan , atau anggapan & perasaan (Sumarno, 2009: 5). Oleh alasannya adalah itu, diperlukan kemampuan menulis untuk mampu mengekspresikan suatu ide atau gagasan untuk dapat menciptakan sebuah goresan pena.

Berdasarkan pemahaman di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa kegiatan menulis merupakan suatu aktivitas yg diperoleh atau dilakukan dgn melaksanakan proses atau tahapan menulis yg sistematis sehingga goresan pena mampu dipahami atau diketahui oleh orang lain atau pembaca.

Selain diharapkan proses atau tahapan menulis, acara menulis pula memerlukan kemampuan menulis yg dibagi ke dlm beberapa kesanggupan, di antaranya kesanggupan berbahasa yg bersifat produktif, kemampuan mengolah kata, kesanggupan menuangkan inspirasi atau ide menjadi rangkaian yg sistematis.

Sebagai suatu aktivitas atau proses berpikir, dikala menulis seseorang dituntut memiliki akal sehat yg baik sehingga menciptakan goresan pena yg baik pula. Bernalar dlm menulis merupakan dasar dlm aktivitas menulis. Sehingga seorang penulis memang biasanya mempunyai kesanggupan logika yg baik & pula sistematis untuk menghasilkan tulisan.

Kegiatan menulis pula dibilang selaku proses atau tahapan menulis yg dilakukan dr hasil proses berpikir. Saat menulis, penulis akan memadukan kesanggupan mengemukakan usulan, menggunakan nalar, & pula mengarang dgn melakukan tahapan menulis yg baik mudah-mudahan tercipta kreativitas dlm menulis.

Menulis pula disebut selaku kegiatan transformatif yg memerlukan kompetensi mengorganisir cipta, mengelola rasa, mengurus karsa, & mempunyai kompetensi untuk menyampaikan ide ke dlm bahasa tulis. Menulis pula disebut selaku acara berkomunikasi lantaran penulis akan memberikan maksud komunikasi dengan-cara tertulis pada pembaca.

Oleh alasannya adalah itu, penulis perlu menimbang-nimbang konteks tulisan yg meliputi tentang apa, kapan, siapa, untuk apa, bentuk tulisannya seperti apa, media penghidangan apa yg diseleksi, & sebagainya dgn melihat latar belakang pembaca biar menghasilkan tulisan yg komunikatif.

Kegiatan menulis yg dilakukan melalui proses & tahapan menulis ini pula memiliki tujuan. Berikut ini merupakan berbagai tujuan menulis selaku proses menuangkan inspirasi atau gagasan.

– Kegiatan menulis dilakukan selaku upaya seorang penulis memperlihatkan informasi atau mengembangkan informasi melalui tulisannya melalui berbagai media, baik media digital maupun media cetak. Tulisan tersebut menampung mengenai informasi, kejadian, atau suatu insiden.

– Kegiatan menulis yg dilakukan berdasarkan tahapan menulis ini dilakukan untuk memberi kepercayaan pada pembaca bahwa lewat tulisan, seorang penulis mampu memengaruhi kepercayaan pembacanya. Pembaca yg lantas tergerak hatinya tatkala membaca goresan pena penulis, artinya tulisan mampu disampaikan dgn baik oleh penulis.

– Kegiatan menulis melalui proses atau tahapan menulis ini dijadikan sebagai sarana pendidikan & belajar menulis. Tujuannya ialah selaku proses mencar ilmu menulis bagi penulisnya & proses pendidikan lantaran mengandung keterangan yg disampaikan oleh penulis & dicicipi atau dibaca oleh pembaca.

Untuk mengawali atau melaksanakan sebuah proses menulis, maka dibutuhkan tahapan menulis. Tahapan menulis wajib dilakukan & dilaksanakan dgn mengerahkan segala keahlian menulis, seni, kiat, & kemampuan lainnya yg dilakukan dengan-cara sistematis & efektif. Sehingga, kegiatan menulis tersebut berlangsung dengan-cara efektif & pula menciptakan hasil yg baik.

Proses atau tahapan menulis ini pula merupakan suatu pendekatan dlm proses menulis karena menekankan bukan hanya mengenai proses menulis yg linear, melainkan rekursif atau berluang. Dengan demikian, aktivitas menulis akan lewat proses atau tahapan menulis yg sistematis tetapi sifatnya tak kaku.

Sifat fleksibel dlm tahapan menulis ini dimaksudkan mudah-mudahan penulis bisa mengembangkan pandangan atau idenya ke dlm perumpamaan tulis apa pun, sehingga penulis tak keberatan melaksanakan proses atau tahapan menulis & akan menciptakan goresan pena yg berkualitas serta dapat diterima oleh pembaca.

Sebuah metode kreatif di dlm acara menulis ini dipraktekkan dlm tahapan-tahapan menulis yg tersusun dengan-cara sistematis. Kegiatan menulis ini dilakukan menurut lima tahapan menulis, di antaranya: (1) tahap pratulis, (2) tahap pembuatan, (3) tahap revisi, (4) tahap penyuntingan, & (5) tahap publikasi.

5 Tahapan Menulis 

Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagaimana proses atau tahapan menulis yg dibagi menjadi lima tahap yg sudah disebutkan di atas.

1. Tahap Pratulis

Tahapan menulis pratulis atau tahap menulis pramenulis ini merupakan tahap siap menulis. Tahapan menulis atau penemuan menulis ini diyakini bahwa 20 persen atau lebih waktu akan tersita pada tahapan ini (Murray: 1985). Pada tahapan pratulis ini, penulis pula akan lewat tahapan menulis lainnya meliputi, (1) menentukan topik, (2) memilikirkan tujuan, bentuk, & audiens, & (3) memanfaatkan & mengorganisasikan ide-pemikiran .

Pada tahapan menulis pratulis ini, penulis akan berupaya mengungkapkan apa yg akan mereka tulis. Sehingga dlm hal ini, banyak sekali strategi pratulis akan dilakukan & kemudian diimplementasikan dlm bentuk tulisan untuk menolong penulis mampu menyampaikan inspirasi atau gagasannya ke dlm suatu goresan pena.

Tahap pratulis ini dimulai mulai dr mengumpulkan gagasan atau keterangan serta penulis pula akan mulai menjajal membuat kerangka atau garis besar tulisan yg akan ditulis. Pada tahapan menulis ini, dibutuhkan pula meramu pendapat atau ide (brainstorming), dilanjutkan dgn membuat klaster atau clustering, atau menyusun daftar inspirasi atau yg disebut listing.

Setelah itu, akan lahir tema & topik tulisan sesuai dgn minat & harapan dr penulis. Cara menemukan tema atau topik goresan pena ini umumnya terjadi karena adanya proses atau tahapan menulis permulaan yakni meramu pendapat atau brainstorming yg mana penulis akan memperluas pengetahuan & pengetahuannya mengenai topik yg akan ia bahas.

Setelah melaksanakan brainstorming & mendapatkan tema serta topik tulisan, penulis bisa mulai mencari & menentukan arah & tujuan tulisannya. Tahapan menulis ini mampu dilakukan lewat acara membaca mudah-mudahan dapat menelaah beberapa bentuk goresan pena sebelumnya. 

Selain itu, tahapan melaksanakan aktivitas membaca ini pula sangat berguna untuk menentukan topik dgn melakukan observasi. Penulis pula bisa mulai membaca buku & sastra atau buku lain yg relevan dgn topik tulisannya untuk menambah materi atau tumpuan penulisan.

Setelah itu, penulis membuat kerangka tulisan yg berisi mengenai goresan pena bagaimana wangsit atau suatu pemikiran yg akan ditulis disusun berdasarkan poin-poin tertentu. Membuat kerangka tulisan ini selaku upaya supaya penulis mempunyai pegangan dikala nanti sudah mulai menulis tulisan dengan-cara utuh.

Kerangka pada tahapan menulis pula disusun sebagai aliran penulis agar tak menulis melebihi batasan yg sudah ia tentukan di dlm kerangka karangan tersebut. Di tahapan menulis kerangka goresan pena, penulis pula mesti sudah memiliki serta menghimpun unsur intrinsik yg lengkap & sistematis.

2. Tahap Pembuatan

Tahapan menulis yg kedua yaitu tahap pengerjaan. Pada tahap ini goresan pena penulis sudah mulai bisa mengembangkan kerangka goresan pena menjadi draf goresan pena yg disusun dengan-cara kasar. Pada proses ini, penulis akan mulai lebih mengutamakan isi goresan pena dibandingkan dgn tata tulisnya, sehingga semua pikiran, gagasan, & perasaan bisa tertuang ke dlm goresan pena.

Selama tahapan menulis ini, penulis harus mampu menyaring goresan pena melalui sejumlah desain menulis. Selama mengawali proses ini, penulis mulai fokus pada konsep goresan pena, konsentrasi pada pengumpulan ide dlm menulis. Sehingga penting bagi penulis untuk mampu mulai meningkatkan rasa kepercayaan dirinya dlm menulis.

Penulis tak perlu takut merasa salah saat melaksanakan tahapan menulis yakni tahap pengerjaan ini. Tak perlu cemas atau terlalu konsentrasi pada kesalahan, baik kesalahan ejaan, kesalahan menyusun kalimat, atau kesalahan teknikal atau mekanikal lainnya yg akan menurunkan kepercayaan diri penulis.

Pada tahap menulis yakni tahap pengerjaan atau menyusun draf ini, penulis akan melaksanakan beberapa tahap, meliputi: (1) menulis draf kasar, (2) menulis konsep utama, & (3) menekankan pada pengembangan isi goresan pena.

Saat mulai melakukan tahap pengerjaan, proses di sini sudah meminta penulis untuk dapat mengorganisasikan ide yg sudah mereka kumpulkan lewat aktivitas brainstorming dlm bentuk draf kasar kemudian mulai menyusunnya ke dlm kalimat demi kalimat.

Di tahap ini, penulis mulai mencar ilmu bercerita & kisah tersebut dituangkan dengan-cara kasar ke dlm goresan pena sembari menuangkan aneka macam pandangan baru & rancangan dongeng yg sudah disusun pada kerangka. Selanjutnya, penulis bisa memajukan wangsit & menyusun rancangan tulisannya dengan-cara sistematis sehingga dibutuhkan rasa percaya diri yg tinggi.

Meski tak mudah dlm melaksanakan proses ini, tetapi dgn melaksanakan langkah demi langkah dgn sistematis, penulis akan dimudahkan untuk mampu menciptakan tulisan menjadi lebih bermutu & pula lebih sempurna. Penulis yg percaya diri tatkala menulis pula akan mempunyai keterampilan yg lebih baik karena tak takut melangkah.+

Baca Juga:

3. Tahap Revisi

Tahapan menulis yakni tahap revisi atau tahap perbaikan ini merupakan tahap di mana penulis mampu memperbaiki tulisannya. Mulai dr memperbesar data atau meminimalkan data, kalimat, atau faktor goresan pena lain yg memang mesti diperbaiki, kemudian menambah atau meminimalisir keterangan pada goresan pena, mempertajam perumusan goresan pena, mengganti urutan penulisan, & lain sebagainya.

Di tahap ini, penulis pula perlu melaksanakan tahap yakni menyempurnakan draf atau goresan pena yg sudah dibentuk, dgn tujuan agar tetap konsentrasi pada tujuan tulisan. Selama tahap revisi atau perbaikan, penulis bisa menyaring berbagai ide dlm goresan pena mereka. Di tahap ini, penulis biasanya sudah selesai menuntaskan proses & mereka akan melengkapi drafnya menjadi lebih lengkap.

Meski diartikan selaku tahapan perbaikan, revisi ini bukan cuma merupakan melakukan tahap penyempurnaan goresan pena, namun pula mempertemukan keperluan pembaca pada goresan pena, sehingga keterangan atau gagasan yg ada di dlm tulisan betul-betul harus disusun dgn lengkap & informatif.

Penulis bisa mulai menambah, merubah, menetralisir, atau menyusun kembali struktur goresan pena bilamana memang hasil selesai tulisannya kurang sesuai dgn tujuan tulisan pada awalnya. Penulis pula dapat melihat kembali tulisan mereka & membandingkan dgn goresan pena lain yg berkaitan.

Sama halnya seperti tahapan menulis yg lain, tahap revisi ini dilakukan menurut beberapa tahap, meliputi: (1) membaca ulang tulisan atau draf kasar, (2) menyempurnakan draf kasar ke dlm tulisan jadi atau tulisan yg matang, & (3) memperbaiki kepingan yg mendapat umpan balik atau dirasa perlu diperbaiki.

Di tahapan menulis ini, penulis pula bisa menambahkan banyak sekali faktor, contohnya gambaran gambar & lain sebagainya untuk memperjelas isi tulisan & biar pembaca lebih mengetahui maksud & tujuan disampaikannya suatu komunikasi lewat goresan pena.

4. Tahap Penyuntingan

Berbeda dgn tahapan menulis yakni tahap revisi, tahap penyuntingan ini dilakukan oleh penulis dgn maksud membaca lagi keseluruhan isi draf atau goresan pena yg sudah utuh atau sudah selesai. Dalam tahapan menulis draf kasar, sudah diterangkan bila diharapkan banyak sekali perbaikan & pula penyempurnaan yg dilakukan lewat tahap revisi.

Selanjutnya di tahap penyuntingan, masih bisa melaksanakan perbaikan dgn cara meneliti kembali kesalahan penulisan, kekurangan draf tulisan dgn memerhatikan ketepatan pemikiran utama, penyeleksian kalimat demi kalimat, tujuan penulisan, & pula apakah goresan pena yg dibentuk sudah sesuai dgn tolok ukur penerbitan.

Dalam tahapan menulis yakni penyuntingan ini, penulis pula harus mempunyai keterampilan berupa penguasaan tata bahasa, ejaan, & hal-hal yg terkait kebahasaan. Hal ini biar dilakukan supaya penulis mampu mengetahui kehabisan & kesalahan yg terdapat pada tulisannya, sebelum karenanya sampai pada penerbit.

Pada tahap penyuntingan ini, penulis melakukan beberapa tahap, meliputi: (1) mengambil jarak dr tulisan, (1) mengoreksi goresan pena dgn menandai penggalan yg terjadi atau ada kesalahan, & (3) mengoreksi kesalahan dgn menyisipkan pembetulannya. Di tahap ini, penulis dituntut untuk inovatif & memiliki keahlian mekanikal, utamanya keterampilan penyuntingan.

Ketika sudah masuk tahapan menulis penyuntingan, maka penulis perlu lebih menyempurnakan tulisannya melalui aktivitas membaca. Karena dgn memperluas atau menambah bahan bacaan, maka penulis lebih peka terhadap kesalahan-kesalahan yg didapatkan pada proses penyuntingan. 

Dalam artian, tahapan menulis yakni tahap penyuntingan ini merupakan tahap penyempurnaan goresan pena pada bentuk selesai. Penulis pula bisa memulai untuk konsentrasi untuk menyempurnakan goresan pena mereka dgn memerhatikan kalau ada kesalahan baik pada tahapan menulis dengan-cara teknikal maupun mekanikal, yg bersifat ejaan, tata bahasa, & lain-lain.

5. Tahap Publikasi

Tahapan menulis yg terakhir adalah tahap publikasi. Tahapan menulis yakni publikasi ini merupakan proses terakhir dlm tahapan menulis. Dalam tahap ini, penulis biasanya sudah mulai berani untuk mengantartulisannya ke penerbit atau ke perusahaan yg mempublikasikan tulisan, baik majalah, penerbit, & lain sebagainya.

Sebelum masuk pada tahap terakhir ini, penulis biasanya akan lebih banyak mendapatkan komentar & masukan sebelum balasannya membuatnya mendapatkan banyak pengetahuan & wawasan mengenai keunggulan & kekurangan goresan pena yg ia hasilkan. Pada tahap publikasi ini, biasanya penulis akan mengawali dgn mempublikasikan tulisannya ke komunitas terdekatnya atau orang-orang terdekatanya apalagi dulu.

Dengan melakukan sharing tersebut, maka penulis memiliki lebih banyak penguatan & masukan terhadap hasil tulisannya. Barulah mereka akan mencari media publikasi yg sesuai, contohnya lewat penerbit, majalah, media massa, & lain sebagainya.

Berbeda dgn banyak sekali tahapan yg ada di dlm tahapan menulis sebelumnya, pada tahap publikasi ini, ada tiga tahap atau tiga prosedur yg harus dilakukan penulis, meliputi: (1) penulis harus mengenang kembali aneka macam proses & pendekatan yg ia gunakan dlm proses menulis lengkap dgn tahapan-tahapan yg dilaluinya. (2) Penulis harus kembali menyesuaikan goresan pena yg sudah ia buat apakah sesuai dgn tujuan goresan pena yg sudah ia menetapkan saat melaksanakan tahap membuat kerangka karangan, & (3) terakhir, penulis mesti mengenali prosedur untuk menyampaikan tulisannya pada penerbit tulisan.

Artikel Terkait:


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU

atau NASKAH SIAP CETAK?

Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.

Anda pula bisa KONSULTASI dgn Customer Care yg siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.

Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.

Silakan ISI FORM di laman ini.

  √ Kesalahan Penggunaan Huruf Miring yang Sering Terjadi