√ 5 Penanganan Konflik Sosial

5 Penanganan Konflik Sosial – Konflik adalah suatu dinamika proses sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik terjadi alasannya adalah adalah adanya keragaman antar individu masyarakat yang mengakibatkan perselisihan baik individu penduduk dengan individu penduduk yang yang lain, ataupun sekelompok masyarakat dengan kelompok penduduk yang lain. Konflik berawal dari pertengkaran antar keluarga, masyarakat, instansi, dan berbagai sumber yang lain.

Mengingat begitu pentingnya persoalan tentang pertentangan di tengah-tengah masyarakat, tentu dibutuhkan adanya suatu filterisasi untuk mengatasi konflik sosial yang marak terjadi. Berikut ini ialah beberapa klasifikasi terkait dengan penanganan teerhadap konflik sosial dalam penduduk !

1. Menghindar

Cara tipe ini yaitu berupaya untuk menjauhi problematika / dilema yang berpotensi menimbulkan pertentangan atau seseorang yang terlibat atas konflik tersebut. Seseorang yang melaksanakan cara ini meyakini bahwa akan lebih baik jika menyingkir dari suatu perseteruan dari pada terlibat pribadi di dalamnya. Ia menganngap tidak akan ada faedahnya jikalau dia berusaha melakukan solusi kepada konflik yang sedang terjadi. Cara ini dianggap aman untuk menangkal terjadinya konflik yang lebih besar lagi. Akan lebih baik bila kita melaoporkan hal-hal yang berakaitan dengan konflik terhadap pihak yang berwajib.

2. Memaksakan Kehendak

Cara tipe ini lebih condong kepada penyelesaian konflik dengan cara-cara yang bersifat subjektif dengan memaksakan pemikirannya sendiri untuk menyelesaikan pertentangan yang terjadi. Seseorang yang melaksanakan penyelesaian terjadap konflik dengan cara ini berupaya untuk mendominasi musuh-lawannya dengan melaksanakan pemaksaan terhadap orang lain semoga mau mendapatkan cara penyelesaian pertentangan ibarat yang diusulkannya. Cara solusi dengan tipe ini tidak mempedulikan keperluan orang lain, tidak peduli orang lain akan menerima atau tidak. Tipe ini berasumsi bahwa pertentangan haruslah diatasi lewat cara pihaknya mendominasi dan pihak lainnya haruslah patuh terhadap dirinya.

  √ Definisi Penjelasan Apa Itu Quantifiers


style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>

3. Menyesuaikan pada Keinginan Orang Lain

Pada tipe ini interaksi / relasi dengan orang lain begitu penting, sedangkan hal yang menjadi tujuan pribadi dianggap kurang begitu penting. Seseorang yang memakai tipe ini dalam solusi pertentangan selalau ingin diterima dan juga digemari oelh banyak orang. Ia berpendapat bahwa pertentangan semestinya mampu dihindari demi keharmonian dan juga ia meyakini bahwa pertentangan tidak mampu tertuntaskan kalau potensial merusak kekerabatan baik dengan orang lain. Ia cemas jikalau konflik terus berlanjut, maka akan ada seseorang yang tersakiti dan hal tersebut akan meringankan relasi langsung dengan orang yang bersangkutan

4. Tawar-Menawar

Penanganan konflik jenis ini memperhatikan tujuan eksklusif dan juga interaksi / kekerabatan terhadap orang lain. Seseorang yang memakai cara ini cenderung lebih senang berkompromi. Ia melaksanakan pengorbanan terhadap sebagian tujuan langsung serta membujuk orang lain yang sedang berkonflik dengan dirinya biar rela berkorban juga. Tipe ini menuntaskan konflik yang memposisikan kedua belah pihak untuk menerima sesuatu yang memberi keuntungan kepada kedua belah pihak dan menghindari adanya kerugian dari kedua belah pihak pula.

5. Kolaborasi

Cara dengan tipe ini lebih menghargai tujuan langsung serta teladan interaksi / hubungannya dengan orang lain. Ia mempunyai sudut pandang kepada konflik selaku sebuah masalah yang seharusnya mampu tertuntaskan dengan cara yang baik. Seseorang dengan tipe ini memiliki sudut pandang tentang pertentangan guna memajukan interaksi / relasi lewat cara meminimalisasikan perseteruan antara kedua belah pihak. Ia berupaya untuk memulai sesuatu dialog yang mampu mengenali sebuah konflik selaku sebuah persoalan yang harus secepatnya dituntaskan. Tipe ini lebih mempertahankan korelasi dengan cara mencari titik temu yang mampu memuaskan kedua belah pihak.

  Pengertian Sistem Homoseista

Sumber :

Waluya, Bagja. 2009, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk kela XI SMA dan MA, Jakarta, CV. PT. Setia Purna Inves.


Sumber https://www.kakakpintar.id