√ 4 Metode Biantara atau Pidato Bahasa Sunda

wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Biantara atau pidato merupakan salah satu keterampilan mengatakan untuk menyampaikan maksud atau menerangkan suatu duduk perkara di depan umum. Agar maksud dapat hingga yg dituju, tentunya diharapkan sistem biantara atau teknik mengatakan.

Ada beberapa hal yg perlu dilatih agar biantara hingga pada yg dituju. Bagaimana caranya mudah-mudahan pendengar suka, menyimak, & paham isi biantara tersebut.

Kemampuan yg perlu dilatih di antaranya, menulis naskah biantara & menyampaikannya di depan orang banyak. Kalau kita telah tanpa gangguan berbicara di depan lazim, maka berikutnya tak perlu lagi menggunakan naskah.

Agar biantara mempesona, semestinya direumbeuy mamanis basa (dibubuhi perhiasan bahasa). Yang dimaksud mamanis basa antara lain: paribasa, babasan, sisindiran, kata motivasi, atau kecap-kecap pinilih (kata mutiara).

Baca juga: 555 Paribasa Sunda & Artinya

Dalam hal cara midangkeun biantara diketahui 4 motode atau teknik. Metode biantara yg biasa digunakan adalah selaku berikut.

Metode impromtu (ngadadak)

Disebut sistem ngadadak (mendadak) karena biantara disampaikan dengan-cara eksklusif tanpa persiapan terlebih dahulu.

Kalau akil berbicara, tata cara impromtu ini membuatmenawan. Tetapi harus tetap menjaga konsentrasi & tak melenceng dr konteks atau tema.

Metode ngapalkeun

Metode ngapalkeun (menghafal) atau memoriter yaitu tata cara biantara yg dilakukan dgn cara menghafal naskah. Sebelum memberikan pidato, naskahnya disiapkan dahulu lalu dihafalkan kata demi kata.

Metode menghafalkan ini terkesan kaku sebab sambil mengingat-ingat hafalan naskah. Kalau yg berpidato lupa hafalannya & tak mampu improvisasi maka biasanya terjadi jeda yg cukup panjang.

  √ Contoh Biantara Basa Sunda Tentang Kebersihan

Metode naskah

Metode naskah yakni teknik pidato dgn cara membaca naskah. Cara mirip ini tak perlu menghafalkan teks apalagi dahulu & jangan cemas kehilangan kata-kata. Tetapi lazimnya metode naskah kurang menarik perhatian pendengar sebab kurang interaksi antara orang yg berpidato dgn audien.

Ekstemporan

Menyiapkan desain biantara dengan-cara garis besar atau poin-poin pentingnya saja. Poin-poin ini penting untuk mempertahankan alur pembicaraan biar tak keluar konteks, tak ada materi yg terlalaikan, namun tak terikat oleh naskah hafalan.

Baca juga: Bagian-cuilan atau Struktur Biantara & Contohnya

Demikianlah, mudah-mudahan berguna.