√ 22 Contoh Kecap Rajekan Dwimadya dan Artinya

wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Kecap rajekan artinya kata ulang, yakni kata yg disebut dua kali; baik sebagian, semua bentuk dasar, atau ditambah rarangkén (imbuhan). Proses pengulangan kata atau reduplikasi dlm bahasa Sunda disebut ngarajek.

Berdasarkan bagian kata yg diulang, kecap rajekan dibagi menjadi berbagai jenis. Yaitu dwipurwa, dwimadya, dwilingga (dwimurni & dwireka), & trilingga.

Pengertian Kecap Rajekan Dwimadya

Pada artikel sebelumnya telah dibahas arti & contoh kecap rajekan dwipurwa. Sekarang, simkuringakan menerangkan pengertian & teladan kecap rajekan dwimadya.

Dwimadya terdiri atas kata dwi & madya. Dwi artinya dua, madya artinya tengah. Arti kecap rajekan dwimadya yaitu kata yg diulang atau disebut dua kali suku kata penggalan tengah dr bentuk dasarnya.

Yang dimaksud dgn bentuk dasar di sini yakni kata sebelum dirajek. Bentuk morfemnya mampu morfem dasar bebas (kata dasar), kecap salancar, maupun kecap rundayan.

Contoh Kecap Rajekan Dwimadya

Kata ulang dwi madya memiliki beberapa arti. Makara walaupun sama-sama direduplikasi suku kata tengahnya, tetapi artinya beragam. Berikut ini misalnya.

Sepanjang/ selama

Sapeupeuting = sepanjang malam

Sasusubuh = sepanjang subuh

Sajajalan = sepanjang jalan

Setiap

Sapopoé = setiap hari/ sehari-hari

Menunjukkan waktu tertentu

Pasosoré = sore-sore

Pabeubeurang = siang-siang

Aktifitas saling (berbalas-akibat)

Paduduaan = berdua-duaan

Pagegéyé = duduk berdekat-dekatan

Patetéré = nama silsilah keluarga ke kerabat tiri

Tidak terhingga

Sababaraha = berapa pun

Sakukumaha = sebanyak apapun

Kecap panganteur (hampir akan…)

Sajigjigeun indit = hampir akan pergi

Sabekbekeun neunggeul = hampir akan memukul

  √ 10 Contoh Gaya Basa Ngasor atau Majas Litotes Sunda

Sadugdugeun saré = hampir akan tidur

Saamameun ngahuap = hampir akan makan

Sagokgokeun papanggih = hampir akan bertemu

Sajlengjlengeun luncat = hampir akan loncat

Baca juga: Contoh Kecap Panganteur

Alat

Pangbuburung = uang untuk ganti rugi sebab batal transaksi

Pangbibita = iming-iming

Keadaan

Cararapé = sedang dlm kondisi lelah

Teu hararayang = tak ingin sedikit pun

Kararasep = ganteng-tampan (jamak)

Tidak semua kata dlm bahasa Sunda dapat direduplikasi menjadi kata ulang dwimadya. Kata yg mutlak tak bisa dirajek jadi dwi madya merupakan kata dasar atau turunan yg terdiri atas satu & dua suku kata.

Demikianlah, mudah-mudahan berfaedah.