Tembang macapat ialah jenis tembang yg menggambarkan perjalanan hidup manusia dr lahir hingga di panggil yg Maha Kuasa (meninggal).
Jenis tembang macapat ada 11 macam. Urutan tembang macapat yg nomor 10 ialah macapat megatruh.
Pembahasan kali ini akan mengulas dengan-cara detail macapat megatruh. Mulai dr arti, watak, lirik tembang & pesan budbahasa yg terkandung dlm tembang.
Daftar Isi
Tembang Megatruh Yaiku
Tembang megatruh yaiku tembang kang nggambarake titi mangsane menungsa kang wis di pisahake saking ragane. Dadi wis ora mampu ngerasakne urip ing dunia yaiku kang diarani mati.
Megatruh berasal dr kata “megat” dan “roh”. Megat artinya terpisah & roh arti ruh atau nyawa. Jika di gabung megatruh artinya terpisah dr jiwanya atau meninggal.
Tembang macapat megatruh adalah tembang yg menggambarkan perjalanan hidup manusia yg dipisah dr raganya. Makara sudah tak mampu mencicipi hidup di dunia yakni sudah mati.
Dalam serat purwaukara, macapat megatruh berasal dr awalan –am, pegat & ruh memiliki arti memutus segala hal yg sifatnya buruk.
Makna Fiosofi Tembang Megatruh
Secara filosofis, megatruh menggambarkan fase perjalanan hidup manusia yg menemui ajal kematiannya.
Tembang ini biasanya menggambarkan rasa murung cita, penyesalan & kesedihan kepada keluarga yg ditinggalkan pula kesedihan kepada dirinya sendiri.
Hal yg paling ditekankan dlm lirik lagu megatruh ini adalah perihal kematian. Kematian adalah proses yg akan dilalui oleh setiap makhluk hidup.
Beberapa insan melaluinya dgn cara yg menegangkan & menyakitkan. Namun beberapa melalui tanpa siksaan.
Semua tergantung dgn amal ibadahnya selama hidup di dunia. Dengan tujuan yg sama yaitu menuju gerbang keabadian.
Baca Juga : √ 27+ Contoh Tembang Gambuh Makna, Watak
Watak Tembang Megatruh
Watak macapat megatruh yaitu kehilangan harapan & sedih. Karena itu, jenis tembang ini sering dipakai untuk menggambarkan cerita yg menyentuh hati.
Sasmitane Tembang Megatruh
Sasmita ialah tanda atau instruksi yg ada dlm sebuah tembang. Sasmita ini berupa kata-kata yg bekerjasama dgn tembang tertentu.
Contohnya tatkala mendengar kata “tembang macapat” maka dapat dicirikan dgn kata Jawa, paugeran, kinanthi, gambuh, pocung & yang lain.
Ibaratnya tatkala menyebut gambuh sudah niscaya asumsi kita tertuju pada tembang macapat.
Pathokan Tembang Megatruh
Pathokan tembang (paugeran) ialah hukum yg mesti dipenuhi untuk menciptakan tembang macapat.
Paugeran setiap tembang macapat berlainan tergantung jenis tembang itu sendiri.
Berikut penjelasan paugeran tembang berupa guru gatra, guru lagune, guru wilangan.
Guru Gatra
Guru gatra yaitu jumlah baris dlm setiap bait tembang. Guru gatra macapat megatruh ada 5.
Guru Wilangan
Guru wilangan adalah jumlah suku kata dlm satu baris tembang. Guru wilangan macapat megatruh adalah 12, 8, 8, 8,8.
Baris pertama memiliki jumlah suku kata 12, jumlah suku kata baris dua hingga empat ialah 8.
Guru Lagune
Guru lagu ialah jatuhnya bunyi pada akhir baris tembang. Guru lagu megatruh ialah u, i, u, i, o.
Baris pertama jatuh bunyi huruf vokal u, baris kedua jatuh bunyi huruf vokal i, baris ketiga jatuh suara aksara vokal u dan seterusnya.
Kumpulan Contoh Tembang Megatruh
Berikut beberapa teladan lirik macapat megatruh dr berbagai tema mirip tema pendidikan, nasehat & megatruh produksi sendiri.
Tembang Megatruh Buatan Sendiri
Mringkang ngadhang adhang sisip,
Yen lara anggepi reku,
Temah kether maring ngening,
Adoh kaelet tan adhoh.
Mugi paringa aksami,
Mring dasih kang wlas ayun,
Kasangsaya gung prihatin,
Sru nalangsa jroning batos.
Terjemahannya:
Ya Tuhan yg maha luhur,
Berikanlah dukungan,
Kepada orang yg membutuhkan,
Lebih-lebih pada yg sungguh kekurangan,
Begitu sedih didalam hati melihatnya.
Kudu pisah yayah wibi,
Tan langgeng den mong wong sepuh,
Baya wus karsaning Widhi,
Pinasthi dhewe wak ing ngong.
Enak mateng iku kweni,
Manggis yummy blibaripun,
Palem enak mateng ati,
Salah lezat rada bosok.
Patik bra hatur hudani,
Kalamun kusumaningrum,
Dyah Sinta sinaut wani,
Dening Ngalengka sang katong.
Suwanda-suwanda yekti,
Sasra amis sasra busuk,
Yen lagi kinarya silih,
Yekti lang sipating loro
Pan sarwia teken encis,
Amenggang gesar wawulung,
Apindha jakir nagari,
Yen ka anggul janma menggok
Ya kang gumelar neng bumi,
Sing mampu branahan iku,
Run tumurun ing salami,
Tetuwuhan kewan janma
Tema Lingkungan
Kawan dasa kang njageni,
Ing ngarsamiwah ing pungkur,
Tanapi ing kanan kering,
Sang gethek lampahnya alon.
Terjemahannya:
Terlihat si kapal melintas diatas buaya,
Teman akrab yg menjaga,
Didepan serta dibelakang,
Dihadapan jalan yg sukar,
Si kapal berjalan perlahan.
Tema Nasihat
Nana sing mampu nulungi,
Kajaba laris kang luhur,
Kang ditampi marang Gusti,
Aja ngibadah kang awon.”
Terjemahannya:
Saat mata ini sudah tertutup,
Tidak ada yg bisa menolong,
Selain amal kebaikan,
Yang diterima oleh Tuhan,
Jangan berbuat hal buruk
Marga duwe lahir batin,
Jroning urip iku mau,
Isi ati klawan akal,
Iku pirantine ewong.
Terjemahannya:
Semua itu cuma insan yg lebih unggul,
Karena memiliki lahir batin,
Didalam kehidupan itu,
Isi hati serta budi,
Itulah bekal kebaikan yg dimiliki manusia
Kula parenga nyelaki,
Badhe tumut urun rembug,
Sukur saged anjampeni,
Wong-wong sing weruh malenggong.”
(Kepaten Obor)
Terjemahannya:
Kepada siapa saja maaf saya ingin berbicara,
Perkenankan saya mendekat,
Ingin ikut berbicara,
Sukur mampu membantu,
Orang-orang yg menyaksikan terbengong.
Ngupakara marang Gusti,
Kocap ana uwong maju,
Amiyak para tentara,
Bareng ketok uwong wedok.”
Terjemahannya:
Semua umatnya mendekat & menggerombol
mengingatkan pada Tuhan
Setelah ada orang yg maju
Diatara para tentara,
Setelah terlihat seorang wanita.
Nanging pijer ora eling,
Sawise adoh lan mungsuh,
Lan wis ora nguwatiri,
Padha leren alon-alon.”
Terjemahannya:
Seorang Raja dipikul di atas tandhu,
Namun tetap tak ingat,
Setelah jauh & musuh,
Dan sudah tak mencemaskan,
Semua istirahat perlahan-lahan.
Omah-omah diobongi,
Uwonge padha kon teluk,
Yen lumuh njur dirampungi,
Kabehe uwis kalakon.”
Terjemahannya:
Dengan perintah seiring perjalanan yg ditempuh,
Rumah-rumah dibakari,
Orangnya disuruh meminta ampun,
Bila perlu segera tertuntaskan,
Semua sudah dijalankan.
Amuwun ing ngarsa mami,
Nora pajar kang kinayun,
Lah mara sira den aglis,
Tutura mringjeneng ingong.
(Serat Pragiwa, J. Kats, 1928: 108)
Maknanya:
Jangan lekas memisahkan siang serta malam,
Menangis di hadapan saya,
Tidak cerah yg diharapkan,
Segeralah datang ia dgn lekas,
Berkatalah dgn nama aku.
Tema Pendidikan
Margane suka basuki,
Dimen luwar kang kinayun,
Kalising panggawe sisip,
Ingkang taberi prihatos.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Maknanya:
Jangan menyudahi & selalu berbuat kebajikan,
Jalur buat kesenangan serta keselamatan,
Biar tercapai seluruh kemauan,
Bebas dr perbuatan yg bukan- bukan,
Yang bersungguh-sungguh prihatin.
Galedhahen kang sayekti,
Talitinen awya kleru,
Larasen sajroning ati,
Tumanggap dimen tumanggon.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Maknanya:
Simaklah hingga dapat ketemu,
Pandanglah dgn serius,
Telitilah jangan galat,
Endapkan di dlm hati,
Supaya mudah menjawab seluruh suatu.
Angayomi ing tyas wening,
Eninging ati kang suwung,
Nanging sejatineng isi,
Isine cipta sayektos.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Tempatnya terletak di hati yg selamat,
Melindungi hati yg sepi,
Heningnya hati yg kosong,
Namun sejatinya berisi,
Isinya cipta yg baik.
Lamun obah niniwasi,
Kasusupan setan gundhul,
Ambebidung nggawa kendhi,
Isine rupiah kethon.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Jalanilah dgn ketabahan hati,
Apabila bergerak dr kebajikan hadapi kehancuran,
Kesurupan setan botak,
Menggoda dgn bawa kendi,
Berisi uang yg amat banyak.
Dadi panggonaning iblis,
Mlebu mring alam pakewuh,
Ewuh mring pananing ati,
Temah wuru kabesturon.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Maknanya:
Apabila terbawa- bawa oleh perbuatan yg kurang baik,
Kaprikornus tempatnya iblis,
Masuk di alam yg tak mengasyikkan,
Malu pada kejernihan hati,
Kesimpulannya jadi mabuk kepayang.
Baca Juga : Tembang Kinanthi
Pesan Moral Tembang Megatruh
Jika dicermati isinya, nilai-nilai susila pada lirik tembang macapat masih berkaitan dgn kehidupan masyarakat sekarang.
Dengan begitu, setiap isi tembang mampu dijadikan sumber nilai budpekerti & tauladan bagi masyarakat.
Nilai-nilai adab yg terdapat dlm tembang macapat megatruh merupakan warisan yg Adhiluhung.
Sejak masa lalu diyakini sebagai penguat pendidikan karakter bagi generasi penerusnya.
Untuk pesan budbahasa dr pupuh megatruh sendiri adalah banyak-banyaklah berbuat kebaikan sebagai bekal di alam baka nanti.
Hidup di dunia ini ibaratnya sedang mampir untuk minum. Setiap yg bernyawa niscaya akan merasakan mati.
Karena itu, penting untuk menebar banyak kebaikan selama masih hidup agar mendapat akomodasi menjelang maupun setelah kematian.
Jika sudah banyak berbuat baik, maka tak akan ada lagi penyesalan & hidup menjadi tak sia-sia.
Download Tembang Macapat Megatruh
Buat kalian yg penasaran seperti apa sih alunan dr jenis tembang ini? Untuk meminimalkan rasa penasaran, silahkan di download tembang megatruh MP3 sebagai koleksi lagu tembang Jawa macapat.
Nah, diakhir ulasan makna tembang macapat ini sekaligus menjadi final dr pembahasan kita. Jangan lupa untuk membaca tembang pocung & jenis tembang yang lain pula pada artikel sebelumnya.
Terimakasih sudah berkunjung, simpel-mudahan dapat menambah wawasan & simpel-mudahan berguna 🙂