√ 13 Cara Mengurangi Plagiarisme dalam Menulis Buku

Memahami bagaimana cara menghemat plagiarisme dlm menulis buku yakni modal penting yg wajib dimiliki para penulis. Sebab dlm dunia kepenulisan, langkah-langkah plagiarisme yaitu langkah-langkah kriminal kelas berat. 

Dampak yg ditimbulkan hebat banyak, baik dr pihak pelaku maupun dr pihak yg karyanya dijiplak atau diplagiat oleh plagiator tersebut. Menghindarinya ialah hal penting & wajib dilakukan semua penulis di seluruh dunia. 

Meskipun wajib dikesampingkan, aktualnya tindakan plagiarisme tak semudah itu untuk disingkirkan hingga 100%. Mengingat jenis plagiarisme ini sangat banyak & kemudian bisa dilakukan tanpa disengaja. Lalu, apa saja yg harus dilakukan penulis biar plagiarisme bisa menyusut? 

Apa Itu Plagiarisme? 

Sebelum mengetahui apa saja cara menghemat plagiarisme pada saat menulis buku, maka penting pula untuk mengenali apa itu plagiarisme. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, diterangkan definisi plagiarisme. 

Plagiarisme yakni perbuatan sengaja atau tak sengaja dlm memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dgn mengutip sebagian atau seluruh karya & atau karya ilmiah pihak lain yg diakui selaku karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber dengan-cara sempurna & mencukupi. 

Melalui definisi tersebut, kemudian bisa diketahui ruang lingkup atau langkah-langkah apa saja yg bisa dikategorikan sebagai langkah-langkah plagiarisme. Yaitu: 

  • Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip & tanpa tak melaksanakan kredit atau sitasi. 
  • Menggunakan pemikiran , persepsi, atau teori orang lain tanpa melaksanakan kredit.
  • Menggunakan fakta (data, keterangan) milik orang lain tanpa melakukan kredit. 
  • Mengakui tulisan orang lain sebagai goresan pena sendiri.
  • Melakukan parafrase (mengganti kalimat orang lain ke dlm susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa melakukan kredit.
  • Menyerahkan suatu karya ilmiah yg dihasilkan & atau telah dipublikasikan oleh pihak lain seperti selaku karya sendiri.

Tindakan plagiarisme dilakukan dgn banyak alasan & aspek. Misalnya lantaran adanya kekurangan waktu dlm menuntaskan tulisan. Kemudian bisa pula lantaran pemahaman tentang topik goresan pena yg masih kurang & bahkan lantaran malas. 

Dampak dr Tindakan Plagiarisme 

Tindakan plagiarisme sungguh dilarang di dunia kepenulisan tentu bukan tanpa alasan. Sebab ada banyak sekali dampak negatif yg ditimbulkan dr langkah-langkah tersebut, & berikut beberapa diantaranya: 

1. Kredibilitas Tercoreng

Jika plagiarisme dilakukan maka seorang penulis selamanya akan diketahui selaku plagiator atau pelaku plagiarisme. Kredibilitasnya selaku penulis pasti akan tercoreng & jikalau ingin dipulihkan dijamin memerlukan waktu tak sebentar. 

2. Malas & Tidak Kreatif 

Plagiarisme ternyata bisa memberi imbas candu bagi pelakunya, apalagi kalau tak pernah dikenali oleh publik. Sehingga pelaku bisa bebas berkarya & mendapatkan laba meskipun hasil plagiat. 

Perlahan sifat malas untuk memunculkan ide goresan pena baru & berpikir dengan-cara kreatif akan timbul. Sehingga tak bisa menciptakan tulisan dgn ide-ide segar & menarik perhatian pembaca. Jika sudah terjadi, maka karir selaku penulis sudah di ujung tanduk. 

3. Tersandung Kasus Hukum 

Jika pelaku tindakan plagiarisme dilaporkan oleh pemilik karya asli, maka pelaku bisa tersandung perkara hukum. Selain ada resiko dipenjara pula ada resiko membayar denda dlm jumlah menakjubkan. Termasuk resiko karirnya selaku penulis buku hancur. 

4. Mendapatkan Sanksi 

Tindakan plagiarisme bila dilakukan oleh kalangan akademik, maka ada peraturan yg menyebutkan tentang hukuman yg dilakukan. Mulai dr pemberian peringatan baik verbal maupun goresan pena, kemudian penundaan pemberian hak, sampai  pada penarikan ijazah jikalau mahasiswa lulus. 

Cara Mengurangi Plagiarisme dlm Menulis Buku 

dampak negatif plagiarisme yg sangat luas menciptakan para penulis buku wajib teliti & jeli biar bisa menyingkir dr perbuatan tercela tersebut. Hanya saja plagiarisme bisa terjadi lantaran tak disengaja, bisa lantaran tak tahu, & kemudian bisa karena kesalahan dlm mengutip. 

Intinya, ada banyak aspek yg menciptakan seorang penulis buku bisa tersandung masalah plagiarisme. Hal ini menjadi perayaan bagi semua penulis untuk lebih hati-hati. Kemudian selaku solusi bisa melaksanakan beberapa cara untuk keluar dr langkah-langkah plagiarisme. 

Berikut ialah daftar cara menghemat plagiarisme dlm menulis buku yg sebaiknya dilakukan oleh semua penulis: 

1. Mengenal Apa Itu Plagiarisme 

Plagiarisme wajib dihindari oleh semua penulis, baik penulis karya tulis ilmiah maupun non ilmiah. Supaya lebih gampang untuk menghindarinya maka wajib paham dulu apa itu plagiarisme & apa saja bentuk atau jenis-jenisnya. 

Tujuannya untuk menghindari resiko tindakan plagiat dilakukan atas dasar tak tahu & tak sengaja. Sebab sengaja ataupun tak kemudian tak lantas mendapatkan keringanan hukuman, karena hukuman plagiat sudah dicantumkan dlm Undang-Undang. 

Idealnya, sebelum menulis mesti mencar ilmu dahulu mengenai plagiarisme. Baik dr segi pengertian, jenis-jenis, & pula dampaknya. Sehingga timbul kewaspadaan dlm menulis & senantiasa mengikuti aturan agar bebas dr langkah-langkah plagiarisme tersebut. 

2. Mencatat Bagian Referensi yg Dikutip

Ide tulisan bisa terinspirasi dr buku lain & kemudian ide tersebut dikembangkan mudah-mudahan tak sama persis. Ada kalanya buku yg dijadikan referensi maupun referensi bentuk yg lain akan dimasukan sedikit ke karya tulis yg disusun. 

Salah satu cara menghemat plagiarisme pada saat memasukan kepingan referensi yakni dgn menciptakan catatan. Buku yg dijadikan referensi bisa diberikan penanda & berisi catatan kecil mengenai apa yg akan dikutip. 

Sehingga dr permulaan tahu cuilan mana dr referensi mana yg dimasukkan ke dlm karya tulis sendiri. Kemudian bisa dicantumkan dgn teknik tertentu yg menghindari resiko terkena plagiarisme. 

Hal ini dilakukan untuk mencegah lupa kutipan ini diambil dr referensi mana & kemudian merasa kutipan tersebut ialah pengetahuan pribadi dr pengalaman. Sehingga wajib dicatat mudah-mudahan tak lupa mencantumkan kredit atau sitasi. 

3. Mencatat Seluruh Referensi yg Digunakan

Cara menghemat plagiarisme yg ketiga yakni mencatat seluruh referensi yg dipakai. Dengan kata lain, penulis perlu menyusun daftar pustaka sejak awal. Sebab tatkala melaksanakan kutipan & kemudian tak ada di daftar pustaka. 

Maka ada indikasi sudah melakukan langkah-langkah plagiarisme. Padahal dlm menulis satu judul buku dijamin ada puluhan referensi yg digunakan. Bagaimana bila ada yg terlewat? 

Menghindari hal tersebut, maka para penulis dianjurkan memasukan seluruh referensi yg sudah selesai dibaca ke dlm daftar pustaka. Jadi, jangan menyusun daftar pustaka di tamat melainkan di permulaan & sepanjang kegiatan menulis dilakukan. 

4. Melakukan Pengutipan 

Melakukan pengutipan ialah penyelesaian yg bisa dibilang paling gampang untuk mengurangi plagiarisme. Bagaimana cara menghemat plagiarisme bisa lebih mudah dgn langkah ini? 

Rupanya, kutipan ialah proses menulis ulang suatu definisi dr referensi yg digunakan untuk menulis. Sehingga tak ada yg dikurangi maupun ditambahkan, kecuali untuk penjelasan embel-embel setelah kutipan tersebut. 

Dalam mengutip ada banyak cara bisa dilakukan, mulai dr kutipan langsung, kutipan tak langsung, hingga menciptakan catatan kaki. Berikut pola-misalnya: 

  • Argumentasi yakni suatu bentuk retorika yg berusaha untuk menghipnotis sikap & usulan orang lain, biar mereka itu percaya & balasannya bertindak sesuai dgn apa yg diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3)
  • Menurut teorema Noether, bahwa hukum kekekalan energi adalah akhir daripada hukum fisika tak mampu berganti pada waktu.1

1Lofts, G; O’Keeffe D; et al. (2004). “11 — Mechanical Interactions”. Jacaranda Physics 1 (edisi ke-2). Milton, Queensland, Australia: John Wiley & Sons Australia Ltd. hlm. 286

  • Dikutip dr World Wide Consortium 2008, Web adalah kumpulan dokumen yg saling berhubungan (halaman web) & sumber daya web lainnya, dihubungkan oleh hyperlink & URL

Pada acuan poin kedua, yakni kutipan dgn membuat catatan kaki. Sehingga sitasi dicantumkan di kepingan bawah halaman. Semua teknik tersebut benar, & bisa diseleksi penulis untuk menghindari plagiarisme dgn simpel. 

5. Melakukan Parafrase 

Cara berikutnya untuk meminimalisir langkah-langkah plagiarisme dlm menulis buku yaitu melakukan parafrase. Parafrasa adalah proses menulis ulang ide atau informasi dr sebuah sumber dgn memakai kata-katamu sendiri tanpa mengganti artinya.

Meskipun begitu, dlm melaksanakan parafrase penulis perlu teliti karena aktualnya banyak yg tekniknya kurang sempurna. Sehingga goresan pena yg dibuat masih terdeteksi plagiarisme dikala dilakukan pengecekan. 

Langkah yg bisa dilakukan adalah menggunakan opsi kata & susunan yg sesuai gaya bahasa diri sendiri. Meskipun parafrase memakai bahasa sendiri, tentukan tetap mencantumkan kredit. 

6. Melakukan Interpretasi 

Penulis buku pula bisa melaksanakan interpretasi untuk meminimalkan plagiarisme. Interpretasi sendiri ialah proses pemberian pendapat atau gagasan baik dengan-cara mulut maupun dgn tulisan. 

Interpretasi dilakukan secukupnya, dimana ada penambahan pertimbangan dr penulis terhadap usulan dr penulis lain yg karyanya dijadikan referensi. Sama seperti kutipan & parafrase, interpretasi mesti dilakukan dgn teknik yg sempurna. 

7. Memasukan Sudut Pandang & Wawasan Personal  

Dalam menulis buku karya sendiri, terdapat cara meminimalisir plagiarisme yg sebaiknya dilakukan. Yakni dgn memasukan sudut pandang & pengetahuan personal. 

Bisa dr pengalaman membaca sejumlah buku & kemudian didapatkan wawasan tertentu sesuai topik yg ditulis, sehingga bisa dimasukan ke dlm naskah. Kemudian bisa pula bersumber dr pengalaman pribadi. 

Atau bisa pula bersumber dr wejangan alias nasehat dr orang terdekat. Sehingga nasehat ini bisa membuka pengetahuan penulis & kemudian memberikannya suatu ide untuk dituangkan ke dlm naskah bukunya. 

8. Mengecek Tulisan dgn Tools Cek Plagiarisme

Salah satu cara meminimalisir plagiarisme yg biasa dilakukan para penulis buku adalah melakukan pengecekan. Yakni memakai tools khusus yg memang memiliki kemampuan mendeteksi adanya plagiarisme atau tidak. 

Sebut saja beberapa website yg memang biasa dipakai untuk memeriksa plagiarisme. Seperti smart seo tools, duplichecker, turnitin, dan masih banyak lagi yg lainnya. Beberapa gratis & beberapa lagi ada yg berbayar. 

Bisa diubahsuaikan dgn keadaan budget, karena yg gratis pun hasil pengecekannya sudah bagus. Ada baiknya pengecekan dilakukan setiap sukses menuntaskan satu atau dua halaman naskah buku. 

Supaya halaman demi halaman bebas dr plagiarisme atau setidaknya di bawah batas maksimal plagiarisme. 

9. Percaya Diri dlm Menulis 

Banyak penulis buku kesulitan menyingkir dr plagiarisme lantaran belum memiliki keyakinan diri untuk menuliskan buah pikirannya sendiri. Jika mengalami hal serupa maka semestinya menjajal mengasah keyakinan diri tersebut. 

Bagaimana caranya? Caranya pastinya dgn yakin bisa menulis karya yg anggun dgn kreativitas diri sendiri. Semua orang bahkan bisa melakukannya, terlebih menulis adalah kemampuan sejuta umat yg bisa diasah seiring berjalannya waktu. 

Tidak ada salahnya menjajal mencari motivasi dr penulis lain yg lebih senior maupun yg sukses menjadi penulis yg produktif & profesional. Pengalaman para penulis pasti akan memberi gambaran bahwa mutu goresan pena akan meningkat. 

Yakni selama kesanggupan tersebut diasah terus menerus, sehingga kualitas tulisan meningkat & kemudian mendapatkan pengakuan. Bisa jadi, diri sendiri masih proses meniti dr bawah & silahkan aktif menulis agar kepercayaan diri meningkat . 

10. Sering Latihan 

Memastikan buku yg disusun bebas dr plagiarisme tentu bukan hal yg mudah untuk dilakukan. Meskipun begitu, penulis buku senior ternyata bisa melakukannya dgn lebih mudah. Kenapa? 

Alasannya banyak & salah satunya ialah dr jam terbang yg sudah cukup tinggi dlm menulis buku. Selama seorang penulis terus berlatih & giat menulis buku, maka perlahan plagiarisme akan menyusut. 

Tidak tertutup kemungkinan di masa mendatang mampu membuat buku yg betul-betul bebas plagiat. Semakin sering berlatih menulis makin gampang untuk menghindari plagiarisme. Makara, silahkan disiplin menulis dr sekarang. 

11. Hindari Keinginan Copy Paste 

Adakah perasaan untuk melakukan copy paste? Jika mencoba mengutip pecahan tertentu dr sebuah karya kemudian terdeteksi plagiat. Maka aksi copy paste jauh lebih parah lagi, lantaran potensial membuat deteksi plagiat hingga 100%. 

Copy paste memang membuat proses menulis menjadi sungguh cepat, & dapat menjadi bumerang jika tak melaksanakan sitasi. Sekaligus dilakukan dr keseluruhan bagian di dlm satu judul buku yg disusun. 

Aksi ini tentu jangan sampai dilakukan karena terkesan penulis punya sifat malas, kreativitasnya buntu, & pula tak memiliki semangat dlm berkarya. Maka dinilai kurang patut menjadi penulis buku. 

12. Menulis Tanpa Dikejar Deadline

Naskah buku yg disusun bisa jadi mesti segera diantarkan atau diterbitkan. Misalnya karena mengikuti lomba, atau mungkin menerima persetujuan kerja dgn suatu penerbit. 

Apapun alasannya, ada kalanya penulis diburuoleh batas waktu yg menciptakan naskah mesti secepatnya diatasi. Saat tulisan dikejar tenggat waktu biasanya cita-cita untuk melakukan langkah-langkah plagiarisme sangat tinggi. 

Oleh sebab itu sebagai bentuk persiapan, para penulis perlu menulis sedikit demi sedikit bahkan tatkala batas waktu belum timbul tanggal pastinya. Supaya bisa fokus menulis dr hasil buah asumsi sendiri. 

Hal ini tak hanya perlu dilakukan oleh penulis buku, namun pula penulis karya jenis lainnya. Termasuk mahasiswa yg diminta dosen menyusun makalah selaku tugas di simpulan perkuliahan. Jika dijalankan mepet dijamin isinya hasil copy paste

13. Baca Ulang Tulisan 

Cara meminimalisir plagiarisme dlm naskah buku pula bisa dilakukan dgn membaca ulang tulisan. Sebab dgn cara ini penulis bisa mengecek kembali hasil kutipan, parafrase, maupun interpretasi yg dilakukan. 

Sehingga bisa menentukan sudah sesuai dgn aturan yg ada agar terhindar dr deteksi plagiarisme. Jika merasa pengecekan diri sendiri kurang efektif & tak objektif. Maka bisa meminta pertolongan orang lain. 

Misalnya ke sesama penulis, atau mungkin ada teman yg merupakan seorang editor. Bisa siapa saja yg sekiranya bisa memberi penilaian yg baik & bisa menganalisa dgn rincian supaya tak ada yg terlewat. 

Dengan beberapa cara menghemat plagiarisme yg diterangkan di atas, maka bisa menolong untuk menciptakan tulisan karya sendiri. Sehingga tak perlu cemas lagi bisa tersandung kasus plagiarisme & menangkal adanya resiko yg akan ditanggung di kemudian hari. Silahkan dipraktekkan sepanjang karir menulis ditekuni. 

Mengurangi Plagiarisme dlm Menulis Buku dgn Layanan Parafrase 

Bagi Anda yg ingin menerbitkan buku, namun berkendalam dgn duduk perkara plagiarisme, Penyebar Ilmu Warga Masyarakat punya solusinya. Penyebar Ilmu Warga Masyarakat memiliki layanan Parafrase yg cocok untuk Anda.

Layanan parafrase ialah layanan mengganti tulisan ilmiah menjadi buku dgn menurunkan tingkat plagiarismenya. Dengan layanan ini, tulisan Anda akan diparafrasekan ke bentuk tulisan lain sehingga tingkat plagiarismenya berkurang.

Jika Anda tertarik dgn layanan parafrase, Anda bisa berkunjung ke halaman Layanan Parafrase. Segera daftar layanan parafrase,  biar konsultan kami dapat secepatnya menelepon Anda.

Artikel Terkait:

Keuntungan Melakukan Parafrase: Mengubah Skripsi Menjadi Buku Lalu Menerbitkannya

Parafrase Online Indonesia: Mengubah KTI Menjadi Buku

Teknik Menulis Parafrase yg Benar untuk Menghindari Plagiarisme

Teknik Menulis Karya Tulis dgn Parafrase untuk Menghindari Plagiarisme

Perbedaan Parafrase, Ringkasan, & Kesimpulan

  √ Strategi Penulis Pemula Supaya Naskah Diterima Penyebar-Ilmu