Ustadz Guntur Bumi. Dukunkah ?

Sudah beberapa ahad ini bahkan hingga goresan pena ini aku posting, pemberitaan menyangkut pengobatan yang dilaksanakan oleh UGB atau yang lebih diketahui dengan sebutan “Ustadz Guntur Bumi” terus memanggil polemik. Baik di media cetak maupun media elektronika. Ada yang mengatakan syirik dan ada pula yang masih tetap membenarkan praktek pengobatan tersebut. Untuk itulah, aku mengutip hasil wawancara menarik bersama Ustadz Arifin Ilham yang sebelumnya telah dimuat di blog Fimadani yang dikutip dari blog Metafisis. Menurut ekonomis kami sebagai redaksi, hasil wawancara tersebut menjadi ilmu dan pernyataan yang sungguh urgen untuk kita sampaikan dan disebarkan kepada seluruh kalangan khususnya kaum lebih banyak didominasi muslimin di Indonesia alasannya adalah masih lumayan banyak yang minim wawasan syariat Islam.

Ditegaskan oleh Ustadz Arifin Ilham dalam wawancaranya bahwa sekurang-kurangnya ada sembilan ciri-ciri atau indikator untuk dapat mengetahui apakah seseorang yang mengaku ustadz, habib, atau ulama, merupakan dukun atau bukan. Ciri-ciri nya adalah :

1. Tidak menggunakan namanya yang asli, tetapi memakai nama yang dikesankan ada “kedigjayaan”
Ini menjadi ciri khas para dukun dan paranormal. Mereka sungguh suka menggelari diri mereka dengan istilah-istilah asing dan menyiratkan keampuhan. Para dukun juga menggelari mereka sendiri dengan julukan ‘Ki’ pola : Ki Gendeng Pamungkas, Ki Joko Bodo, dan lain-lain. Yang bergelar ‘ustadz’ pun tidak sedikit, padahal nama aslinya mampu jadi adalah ‘Muhammad Susilo Wibowo’

2. Lebih suka atau hobi menunjukkan kesaktiaannya
Salah satu teladan yang sering muncul di TVRI dan JakTV yakni ‘Ustadz Fulan’ yang suka memamerkan kesaktiannya, yaitu tidak mempan disayat dengan pedang atau alat tajam yang lain. Juga para dukun dan paranormal yang lain suka mendemonstrasikan kesaktian, mirip atraksi kekebalan, debus, tenaga dalam, dan lain-lain.

  Sayyidina Ali Dan Kakek Bau Tanah Nashrani.

3. Ilmu Syariat Agamanya Tidak Mumpuni
Dukun yang berkedok ustadz selalu menenteng ciri khas dukun, yakni sama sekali kurang dalam dalil baik dari Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga dakwahnya cenderung mengajak pada kesyirikan dan kesesatan.

4. Memanfaat para tokoh untuk melegalisir prakteknya, yang bekerjsama tokoh tersebut belum tahu persis praktek tersembunyinya karena sang dukun menampilkan kesan seakan seusai “syariat”
‘Ustadz Fulan’ yang sering timbul di TVRI dan JakTV, contohnya, sering memanggil ustadz-ustadz selebritis mirip Ustadz Jefri Al Bukhori (Almarhum dikala masih hidup, Ustadz Solmed, dan yang lain untuk duduk bersama pada program mempromosikan pengobatan padepokannya.

5. Prakteknya ikhtilaath menyentuh bukan mahramnya
Peruqyah yang syar’i sangat anti menyentuh secara langsung pasiennya, kalaupun mesti menggunakan sarung tangan itupun untuk mempertahankan hal-hal yang tidak dikehendaki. Sedangkan ‘Ustadz Fulan yang sering timbul di TV, sangat suka menyentuh non mahram sampai bersinggungan kulit. Dan di padepokannya terlihat berikhtilat bercampur baur atau tidak dipisahkan antara pria dan wanita.

6. Berani membayar media untuk promosinya
Sebagian orang menyangka stasiun televisi yang menanyangkan program ustad-ustadz dukun tersebut yang memanggil sang ustadz. Jangan dikira kehadiran itu gratis dan dibayar! Justru dukun berbaju ustadz inilah yang mengeluarkan uang TV biar bisa tampil penawaran spesial pengobatan perdukunannya.

7. Dengan bahasa mahar, infak, tetapi jelas tarifnya “wah”, dibarengi ancaman jika tidak secepatnya diobati akan mati, jikalau tidak secepatnya ditransfer doanya tidak hingga, penyakit tidak sembuh, dan sebagainya

Ciri khas dukun ialah sungguh suka menakut-nakuti pasiennya bahwa sakitnya berat, maka pengobatannya usang dan mesti bayar mahar yang tinggi sampai puluhan juta mengalahkan pengobatan kedokteran. Ustadz Fulan yang sering timbul di TV suka mengancam pasiennya kalau tidak melunasi hutangnya maka penyakitnya tidak sembuh dan tidak akan didoakan oleh ia.

  Di Balik Baik Sangka Ada Pelajaran Berharga

8. Disertai aksi tipudaya menakuti mirip bekam darahnya ada cacingnya, rumah ada hantunya, kena santet, dan sebagainya.
Dukun sangat suka membohongi, setiap ada pasien yang tiba senantiasa dibilang kena santet dan niscaya akan keluar benda-benda asing dari dalam telur atau dikala dibekam yang semuanya itu hanya trik sulap belaka.

9. Memberi azimat atau amalan yang tidak berdasar
Ciri khas dukun yakni memberi azimat, termasuk dalam hal ini Ustadz Fulan yang sering muncul di TV memberi azimat pada pasiennya, atau memakai media azimat dikala mengobati.
“Sungguh, wajib kusampaikan alasannya adalah korban telah berjatuhan. Semoga sahabatku selamat dari tipudaya menyesatkan ini,” tegas Ustadz Arifin Ilham

Demikian ciri-ciri dukun yang berkedok ulama atau ustadz. Pemahaman dan evaluasi kesudahannya kembali kepada kita semua. Apapun penilaian kita terhadap “Ustadz Guntur Bumi” supaya kita tetap huznuzhon dan mendoakannya untuk kebaikan. Bukankah demikian?

[Metafisi/Fimadani/]