Tempat Masakan Di Bandung Tempo Dulu

Pasar Baru Bandung yang terletak di pusat kota Tempat Kuliner di Bandung Tempo Dulu

Oleh – Oleh Priangan

Diwincik hiji – hiji ti Garut heula
dodol sareng jerukna matak kataji
teras ka Kota Resik, Tasikmalaya
payung oleh-olehna, seueur nu narik
ti ciamis kecapna,
ti Sumedang tahuna,
ti Bandung mah oncomna,
Cianjur Taucona,
seepna ngalalana ka kota Bogor,
salak, taleus kasohor kamana-mana …
Kenging: Sambas

Pasar Baru Bandung yang terletak di pusat kota, tidak terlampau jauh dari stasion K.A. Bandung, di jaman baheula menjadi pangkalan manusia kalong yang suka begadang malam. Pasar Baru buka secara non stop 24 jam. Segala jenis makanan mentah maupun matang ada di situ. Pasar yang tak pernah tidur itu, terjaga kebersihannya dan keamanannya berkat pengawalan Tuan Van Broeks yang galak. Belanda totok bermuka merah, yaitu Kepala Pasar yang sangat dipatuhi oleh para pedagang.

Sehingga Pasar Baru pada Voor de Oorlog (kurun sebelum perang), pernah menjadi teladan dalam kerapihan mengontrol barang jualan dan kebersihan bagi pasar-pasar induk lainnya di Pulau Jawa.
Buat mereka yang suka mengudap jajan makanan, Pasar Baru tempo dahulu sanggup membuat puas selera. Lewat penuturan Pak Suka mampu diketahui bursa makanan tempo doeloe itu.

Soto, yang dua sen semangkok itu, telah terkepung krupuk Cikoneng, ya besar ya tebal. Sate sepuluh tusuk masih bisa ditawar sampai delapan sen. Kalau barang jualan lagi sepi tiga benggol pun, jadilah.

Pasar Baru Bandung yang terletak di pusat kota Tempat Kuliner di Bandung Tempo Dulu

Sedangkan nasi, harganya lima sen sepiring sudah tumpah ruah kuahnya. Beli nasi putih saja, bisa gratis disiram gulai tempe pakai cabai yang terasa serehnya. Atau mau pilih sayur kentang pakai irisan tahu yang tercium bacin petenya, itu pun boleh. Lonjoran cabe hijau dibumbu besengek mampu juga mengirim nasi melalui tenggorokan. Ini pun masih ditambah sekerat daging empal yang disayat miring disiram kuah mabek kelewek. Berbagai macam sayur ditampung dalam ember besar, diciduk dengan ciduk kaleng gagang bambu.

  Perburuan Kerikil Akik Di Cagar Budaya Curug Dago
Konon termasuk royal, orang minta nasi saja dan menentukan lauknya sendiri.
Tinggal ambil asal bayar : telor asin, goreng ikan mas yang tidak dikeluarkan isi perutnya supaya kelihatan kembung, goreng belut dan ikan tawes, dendeng, telor mata sapi dibumbu bali, tahu tempe dan semur jengkol bagi yang suka.
Di ujung batang pikulan menjurai ikatan daun lalab dan rebus/bakar pete yang harganya sebenggol sepapan.
Pasar Baru Bandung yang terletak di pusat kota Tempat Kuliner di Bandung Tempo Dulu

Yang lucu pedagang jual tomat. Mekipun mata terpejam, tidur-tidur ayam, tetapi tangan tetap mengelus-elus tomat dagangannya dengan sehelai sapu tangan, semoga mengkilap mempesona mata pembeli. Lain lagi dengan tukang jualan buah mangga, yang sibuk memupur kapur dagangannya, biar nampak seperti matang di pohon.

Begitulah gambaran kehidupan malam di Pasar Baru Bandung baheula (tempo dahulu), yang selalu begadang.
Makara buat musafir kelana yang kemalaman di Bandung pada jaman dahulu, mereka tak perlu kuatir kelaparan. Mereka bisa mampir ke Pasar baru atau masuk Feestterrein (Taman Hiburan Rakyat) di alun-alun Bandung yang menyuguhkan segala macam hiburan dan masakan semalam suntuk. Sumber artikel: Wajah Bandoeng Tempo Doeloe – PT Granesia Bandung 1985 – Haryoto Kunto